disebabkan oleh peningkatan ikatan hidrogen polimer yang didukung oleh data analisis gugus fungsi dengan FT-IR.
Polimer dengan polaritas yang tinggi polisakarida dan protein umumnya menghasilkan nilai transmisi uap air yang tinggi. Hal ini disebabkan polimer tersebut
mempunyai ikatan hidrogen yang besar sehingga tidak efektif menahan uap air Yamada, 1995 dan Chandra, 2009.
4.1.4.7 Uji Toksisitas Edible Film Pati – Gliserol – MCC dengan Bakteri
Hasil uji toksisitas edible film pati – gliserol tanpa MCC terhadap E.coli, Salmonella, dan Salmonella thyphii dapat dilihat pada gambar 4.18 berikut ini :
a b c
Gambar 4. 18 Foto Uji Toksisitas Edible Film Pati – Gliserol tanpa MCC a. Dengan bakteri E. coli
b. Dengan bakteri Salmonella c. Dengan bakteri Salmonella thyphii
Hasil uji toksisitas edible film pati – gliserol – MCC terhadap bakteri E.coli, Salmonella, dan Salmonella thyphii, dapat dilihat pada Gambar 4.19 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
a b c
Gambar 4.19 Foto Uji Toksisitas Edible Film Pati – Gliserol – 0,4 g MCC a. Dengan bakteri E. coli
b. Dengan bakteri Salmonella c. Dengan bakteri Salmonella thyphii
Dari pengamatan uji toksisitas, tidak terlihat adanya zona bening yang dihasilkan oleh edible film pati-gliserol tanpa MCC dan edible film pati–gliserol–0,4 g MCC yang
mengindikasikan bahwa edible film pati - gliserol dan edible film pati – gliserol – MCC tidak memiliki sifat antimikroba terhadap bakteri E.coli, Salmonella, dan Salmonella
thyphii. Ketidak mampuan edible film pati-gliserol-0,4 g MCC dalam menghambat aktifitas antibakteri disebabkan karena tidak adanya zat aktif yang mampu menghambat
aktifitas mikroba.
Pada penelitian ini memang tidak ditambahkan zat antibakteri kedalam edible film. Sehingga memang tidak ada zat aktif yang dapat menghambat aktifitas mikroba.
Gugus fungsi O-H tidak mampu menghambat aktifitas mikroba. Namun nilai laju transmisi uap air yang rendah dari edible film pati-gliserol-0,4 g MCC menunjukkan
bahwa edible film ini dapat berfungsi sebagai barrier terhadap uap air sehingga memungkinkan untuk dijadikan bahan kemasan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Mikrokristalin selulosa MCC dari serbuk limbah tandan kelapa muda dapat digunakan sebagai bahan pengisi dan bahan penguat yang berfungsi untuk
meningkatkan karakteristik mekanik dari edible film pati tapioka. 2. Karakteristik edible film pati tapioka – gliserol – MCC yang diperoleh dari
penelitian ini adalah: a. Hasil uji mekanik edible film pati – gliserol – MCC yang optimum adalah
edible film pati – gliserol – 0,4 gram MCC dengan kekuatan tarik sebesar 0,317 KgFmm
2
dengan kemuluran sebesar 114, 82. b. Hasil analisis FT-IR, XRD, SEM edible film pati – gliserol – MCC
menunjukkan bahwa di dalam film pati – gliserol – MCC terdapat interaksi fisik yang dipengaruhi oleh adanya ikatan hidrogen O-H dari
komponen pati – gliserol – MCC. c. Hasil uji kadar air terendah didapat pada edible film pati–gliserol–0,5 g
MCC sebesar 11,50 dan kadar air tertinggi pada edible film pati– gliserol tanpa MCC dengan 17,8. Hal ini menunjukkan adanya
penurunan kadar air dari edible film seiring dengan penambahan MCC kedalam film pati.
d. Hasil uji laju transmisi uap air WVTR diperoleh bahwa edible film pati – gliserol tanpa MCC memiliki laju transmisi uap air terendah yakni
0,008 gcm
2
.jam sedangkan pada edible film pati – gliserol – MCC terjadi kenaikan nilai transmisi uap air dengan nilai transmisi uap air tertinggi
yakni 0,012 gjam m
2
pada edible film pati – gliserol – 0,3 g MCC.
Universitas Sumatera Utara