2. 5 Edible Film
Salah satu jenis kemasan yang bersifat ramah lingkungan adalah kemasan edible edible packaging. Keuntungan dari edible packaging adalah dapat melindungi produk pangan,
penampakan asli produk dapat dipertahankan dan dapat langsung dimakan serta aman bagi lingkungan Yusmarlela, 2008. Edible Packaging dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian, yaitu sebagai pelapis edible coating, dan berupa lembaran edible film. Edible film adalah suatu lapisan tipis yang terbuat dari bahan yang dapat
dimakan, dibentuk melapisi makanan dengan cara pembungkusan, pencelupan, penyikatan atau penyemprotan. Fungsinya adalah sebagai penahan terhadap perpindahan
massa kelembapan, oksigen, aroma, zat terlarut dan atau sebagai pembawa bahan tambahan makanan pewarna, vitamin, nutrisi, antimikroba, antioksidan untuk
mempertahankan kualitas makanan Krochta et al, 1994. Edible film juga dapat digunakan untuk mengontrol perubahan fisiologi,
mikrobiologi, dan fisikokimia produk makanan sehingga memperpanjang umur simpan serta meningkatkan kualitas dan keamanan makanan. Pelapisan atau coating produk
makanan dengan edible film antimikroba setelah pengolahan dapat menghasilkan lapisan rintangan fisik ekstra yang juga mengandung anti mikroba Krochta Johnson, 1997
dan Han, 2003. Berbeda dengan material plastik atau material logam, kemasan yang dibuat dari
plastik bersifat lebih permeable pada keadaan yang berbeda seperti gas, kadar air dan kadar uap organik. Pengetahuan tentang perilaku kelarutan difusi permeasi dari film
polimer menjadi hal yang sangat penting dalam beberapa tahun ini, terutama polimer yang digunakan dalam pengemasan makanan dimana kontaminasi dari lingkungan harus
dihindari dan kondisi makanan dikontrol dengan menggunakan teknik pengemasan modified atmosphere MAP.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan jenis – jenis polimer dalam industri pengemasan makanan tergantung dari sifat dan karakteristik dari bahan makanan yang dikemas. Berikut ini
jenis – jenis polimer yang beredar di pasaran yang digunakan dalam pengemasan, dalam hal ini terdapat kontak atau tidak dengan makanan :
i Poliolefin, yang termasuk low-, linier low-, dan polietilena densitas-tinggi
LDPE, LLDPE, HDPE, Polipropilena PP, dan biaxially oriented polypropylene BOPP;
ii Kopolimer etilena, seperti etilen-vinil asetat EVA, etilen-vinil alkohol
EVOH, dan etilen-asam akrilat EAA; iii
Olefin tersubstitusi, seperti polistirena PS, high-impact polystyrene HIPS, dengan isomer 1,3-butadiena yang ditambahkan selama polimerisasi PS,
oriented polystyrene OPS, polivinil alkohol PVOH, polivinil klorida PVC, dan polivinildena klorida PVdC, dan politetrafloroetilena PTFE;
iv Poliester, seperti polietilen tereftalat PET, polietilen naftalat PEN, dan
kopolimer relatif PET-PEN; v
Polikarbonat PC; vi
Poliamida PA; vii
Akrilonitril, seperti poliakrilonitril PAN dan akrilonitrilstirena ANS; viii Polilasam laktat PLA sebagai polimer biodegradasi untuk pengemasan
makanan Siracusa, 2012.
Polimer alam dapat dijadikan sumber alternatif untuk perkembangan pengemasan karena sifat palatabilitas dan biodegradabilitasnya Siracusa et al, 2008.
Edible coatings dan film muncul sebagai alternatif untuk plastik sintetik dalam makanan dan telah mendapat perhatian yang cukup besar dalam beberapa tahun ini karena
kelebihannya dibanding film sintetis. Keuntungan yang utama dari edible film dibandingkan kemasan sintetis adalah dapat dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga tidak ada yang terbuang dan jika film tersebut tidak dikonsumsi maka film tersebut masih memberikan kontribusi kepada lingkungan.
Edible film dibuat dari bahan yang dapat didaur ulang, yakni bahan – bahan yang dapat dimakan untuk mengantisipasi agar lebih mudah terdegradasi dibandingkan
material polimer. Edible film dapat meningkatkan sifat – sifat organoleptik dari kemasan makanan seperti komponen flavor, zat warna, pemanis. Bahan – bahan tersebut dibuat
dari polimer alam dan zat tambahan yang food grade secara konstan meningkat dalam industri makanan.
Kegunaan dan penampilan dari edible film terutama tergantung dari kemampuannya sebagai penghalang, sifat mekanik dan warna yang mana bergantung
pada komposisi film dan proses pembuatannya. Dalam kasus edible coating, metode aplikasi produk, dan kapasitas pelapis yang melapisi permukaan adalah parameter yang
paling penting. Produk makanan biasanya dilapis dengan proses pencelupan atau penyemprotan, membentuk suatu film tipis pada permukaan makanan yang bertindak
sebagai membran semi-permiabel, yang pada gilirannya mengatur kehilangan kelembapan ataudan menahan transfer gas Lin Zhao, 2007 dan Dhanapal et al,
2012.
Film ini juga berfungsi sebagai carrier zat antioksidan dan antimikroba. Produksi edible film menyebabkan berkurangnya sampah dan polusi, bagaimanapun
juga permeabilitas dan sifat – sifat mekaniknya secara umum agak kurang dibandingkan dengan film sintetik Dhanapal et al, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2. 5. 1 Material yang Digunakan dalam Edible Coatings dan Film