Pengujian Sifat Mekanik Karakteristik Edible Film Pati – Gliserol – Mikrokristalin Selulosa MCC

4.1.4.3 Pengujian Sifat Mekanik

Pengujian sifat mekanik dalam penelitian ini menggunakan beban 100 KgF dengan kecepatan 50 mmmenit. Ketebalan film 0,1 mm. Hasil pengujian sifat mekanik edible film pati – gliserol – MCC dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sifat Mekanik Edible Film Pati – Gliserol – MCC No Sampel Kemuluran Kekuatan Tarik KgFmm² 1 Film pati kontrol 58.38 0.200 2 Film pati+0.1 g MCC 73.97 0.167 3 Film pati+0.2 g MCC 91.74 0.217 4 Film pati+0.3 g MCC 101.48 0.150 5 Film pati+0.4 g MCC 114.82 0.317 6 Film pati+0.5 g MCC 85.66 0.317 Kekuatan tarik Tensile strength menunjukkan gaya maksimum yang diperlukan untuk memutuskan edible film. Edible film dengan kekuatan tarik yang tinggi akan mampu melindungi produk yang dikemasnya dari gangguan mekanik dengan baik Suryaningrum et al dan Hasdar et al, 2011. Adapun grafik nilai kemuluran dan nilai kekuatan tarik dari masing – masing spesimen edible film pati – gliserol – MCC dapat dilihat pada Gambar 4.13 dan 4.14 berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 13 Grafik Nilai Kemuluran Edible Film Pati – Gliserol – MCC Gambar 4. 14 Grafik Nilai Kekuatan Tarik Tensile Strength Edible Film Pati – Gliserol – MCC 10 : 0 10 : 0.1 10 : 0.2 10 : 0.3 10 : 0.4 10 : 0.5 20 40 60 80 100 120 K em ul ur an Pati : MCC gram 58. 38 73. 97 91. 74 101. 48 114. 82 85. 66 10 : 0 10 : 0.1 10 : 0.2 10 : 0.3 10 : 0.4 10 : 0.5 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 Kek uat an T ar ik K gF m m 2 Pati : MCC gram 0.200 0.167 0.217 0.150 0.317 0.317 Universitas Sumatera Utara Dari kedua grafik di atas, terlihat bahwa kemuluran yang paling tinggi berada pada edible film pati dengan penambahan 0,4 gram MCC dengan nilai 114,82 dan nilai kekuatan tariknya juga tertinggi yaitu 0,317 KgFmm 2 . Hal ini menunjukkan bahwa edible film dengan penambahan 0,4 gram MCC merupakan hasil edible film yang optimum. Penambahan 0,1 gram – 0,5 gram MCC mengakibatkan adanya perubahan kekuatan tarik. Dengan meningkatnya kadar komponen selulosa, daya regang putus edible film tersebut meningkat, dimana elongasi kemuluran saat putus dan permeabilitas film terhadap uap air menurun Lu et al, 2009. Sifat mekanik dipengaruhi oleh besarnya jumlah kandungan komponen – komponen penyusun edible film yakni pati, gliserol, dan MCC. Gliserol sebagai plastisiser dapat memberikan sifat elastis pada edible film yang jumlah komposisinya bervariasi sehingga dapat memberikan efek yang berbeda. Menurut Weiping Ban 2005 dalam Yusmarlela 2009, Faktor penting yang mempengaruhi sifat mekanik pada suatu film adalah afinitas antara tiap komponen penyusunnya. Afinitas adalah suatu fenomena dimana atom – atom molekul tertentu memiliki kecenderungan untuk bersatu atau berikatan. Dengan adanya peningkatan afinitas, maka semakin banyak terjadi ikatan antar molekul. Kekuatan suatu bahan dipengaruhi oleh ikatan kimia penyusunnya. Ikatan kimia yang kuat bergantung pada jumlah ikatan molekul dan jenis ikatannya seperti ikatan kovalen, ikatan ion, ikatan hidrogen dan gaya Van der Waals. Ikatan kimia yang kuat sulit untuk diputus karena diperlukan energi yang cukup besar untuk memutuskan ikatan tersebut. Penambahan gliserol pada edible film menyebabkan molekul – molekul gliserol terdispersi dan berinteraksi diantara struktur rantai pati yang menyebabkan rantai – Universitas Sumatera Utara rantai pati lebih lebih sulit bergerak akibat adanya halangan sterik. Sedangkan yang menyebabkan kekuatan tarik meningkat disebabkan oleh adanya gaya intermolekuler antar rantai pati. Kombinasi variasi massa MCC dengan pati dan gliserol juga menyebabkan perubahan pada karakteristik sifat mekanik dari edible film yang dihasilkan. Sama seperti yang telah dituliskan sebelumnya, hal ini terjadi karena sifat mekanik dipengaruhi oleh besarnya jumlah komponen penyusun edible film. Mikrokristalin selulosa MCC sebagai bahan pengisi dan penguat memberikan sifat kaku pada film yang efeknya berbeda, tergantung pada konsentrasi massa MCC yang ditambahkan. Dari hasil analisis FT-IR edible film pati menunjukkan adanya peningkatan ikatan hidrogen seiring dengan peningkatan massa MCC. Penambahan MCC pada gelatinasi film pati mengakibatkan pengelompokan ikatan hidrogen intermolekuler yang menyebabkan ikatan molekul amilosa dalam pati semakin kompak. Sehingga dengan kenaikan ikatan hidrogen ini mempertinggi kekuatan tarik Adi Krisna, 2011. Apabila kadar gliserol dan MCC ditingkatkan akan menyebabkan kekuatan tarik menurun. Hal ini disebabkan karena kesetimbangan molekul telah terlewati, sehingga molekul pemlastis dan molekul filler yang berlebih berada pada fase tersendiri di luar fase pati dan akan menurunkan gaya intermolekuler antar rantai yang menyebabkan gerakan rantai lebih bebas dan gaya intermolekuler akan menurun juga. Jika karakteristik mekanik dihubungkan dengan analisis XRD, menurut Lii et al 1996, sifat reologi tergantung pada sifat-sifat granula pati. Struktur kristalin memegang peranan penting dalam penggelembungan granula pati. Granula pati terdiri dari amilosa dan amilopektin yang dihubungkan dengan ikatan hidrogen dalam kumpulan kristalin yang teratur yang disebut Misel Adi Krisna, 2011. Jika suatu Universitas Sumatera Utara granula dipanaskan dalam suatu medium berair, maka ikatan hidrogen yang mempertahankan struktur pati akan melemah sehingga granula pati akan menyerap air dan mengalami penggelembungan. Granula yang mengalami penggelembungan memegang peranan paling penting terhadap sifat reologi pati yaitu membangun suatu struktur dasar matriks gel Adi Krisna, 2011. Penambahan MCC pada film pati pada kenyataannya telah mengubah struktur kristalin dalam film pati tersebut.

4.1.4.4 Analisis Difraksi Sinar – X XRD