7.2 Saran
Berikut saran-saran yang bisa diberikan kepada pihak PT Pos Indonesia. 1. Jika terjadi beban puncak pada saat tertentu pada bagian lain kiranya pihak
manajemen dapat melakukan mobilisasi tenaga kerja dari bagian yang berlebih kepada bagian yang membutuhkan.
2. Metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja ini dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam perhitungan kebutuhan tenaga kerja
bagian logistik maupun tenaga kerja bagian lainnya untuk tahun-tahun yang berikutnya.
3. Untuk mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya maka perusahaan sebaiknya melakukan perekrutan tenaga kerja baru serta member pelatihan
khusus terhadap karyawan sehingga kinerja karyawan menjadi lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. POS INDONESIA persero Medan adalah salah satu badan usaha milik negara BUMN yang telah ada di Indonesia. Pentingnya komunikasi secara
tertulis menjadi ide pertama timbul gagasan untuk mendirikan perusahaan ini. Selain itu, pendirian perusahaan bertujuan untuk menjamin keamanan surat
menyurat penduduk Indonesia. Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia sekarang Jakarta oleh
Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi
mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir
mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik. Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang
untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui
Karawang, Cirebon dan Pekalongan. Sedangkan kantor pos di kota medan saat ini bernama kantor pos medan dan didirikan pada tahun 1901.
Seiring perkembangan peranan kantor pos, terlebih setelah ditemukan teknologi telegraf dan telepon, pada tahun 1907 di bentuklah jawatan pos, telegraf
dan telepon jawatan PTT. Jawatan ini merupakan bagian dari departemen
Universitas Sumatera Utara
perusahaan-perusahaan pemerintah colonial Belanda yang didasarkan pada undang-undangperusahaan Negara Hindia Belanda.
Berawal dari gagasan, kemudian berkembang seiring kebutuhan,gagasan untuk memperlancar arus surat menyurat selama era colonial Belanda telah
diwujudkan oleh gubernur jendral G.W. Baron dengan mendirikan kantor pos semakin penting dan berkembang.
Dengan dikeluarkannya undang-undang perusahaan Hindia Belanda, sejak tahun 1907 jawatan PTT dipegang oleh departemen perusahaan-perusahaan
pemerintah department van government bedrijvenment. Seiring tibanya jepang yang mengambil alih kekuasaan belanda di Indonesia, jawatan PTT Jawa dan
jawatan PTT Sulawesi, jawatan PTT Republik Indonesia berdiri secara resmi pada tanggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengambil alih oleh kantor pos PTT
di Bandung oleh angkatan muda PTT AMPTT dari pemerintah jepang. Pada tahun 1965 PN Ponsel dipecah menjadi dua perusahaan bidang pos
dan telekomunikasi yaitu PN Pos dan Giro berdasarkan PP No. 30 tahun 1965. Selanjutnya status Pos dan Giro menjadi Perum Pos dan Giro berdasarkan PP No,
19 tahun 1978, dan diperbaharui dengan PP No.24 tahun 1984. Berdasarkan PP No. 5 tahun 1995 tentang perubahan status Perum Pos dan Giro ditetapkan
menjadi PT. Pos Indonesia Persero adalah UU No.1 Tahun 1995 tentang perusahaan perseroan. Peraturan pemerintah No 5 1995 tentang pengalihan bentuk
Umum Perum Pos dan Giro menjadi perusahaan Persero, lembaga Negara RI tahun 1995 nomor 11.
Universitas Sumatera Utara
Anggapan dasar PT. Pos Indonesia Persero yang tercantum dalam akta notaris Sujipto Nomor 117 tanggal 20 Juni 1995 tentang pendirian perusahan
persero PT. Pos Indonesia sebagaimana telah diubah dengan akta notaris Sujipto, SH Nomor 89 tanggal 21 September 1998 dan Nomor 11 tanggal 21 September
1998.
Sumber : PT. Pertamina Unit Pemasaran I Medan
2.2. Visi dan Misi Perusahaan