Uji Kecukupan Data Perhitungan Tingkat Ketelitian Hasil Pengamatan

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data pengamatan seragam karena berada diantara Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah.

5.2.3 Uji Kecukupan Data

Untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan telah mencukupi atau belum maka dilakukan uji kecukupan data. Jika N’ N maka data belum mencukupi sehingga harus dilakukan pengamatan lagi hingga data telah mencukupi. Adapun rumus yang digunakan untuk uji kecukupan data adalah sebagai berikut : Dimana : N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja S = Tingkat ketelitian yang dikehendaki bentuk desimal P = Produktif karyawan rata-rata bentuk desimal k = Harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan Untuk bagian EMS nilai N’ N atau 179,661 1050 maka data telah mencukupi. Adapun hasil uji kecukupan data untuk masing-masing karyawan Bagian EMS, Paket Dalam dan Luar Negeri dserta bagian Paket Bungkus dan Register dapat dilihat pada Tabel 5.20. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20 Hasil Uji Kecukupan Data Masing-masing Karyawan Karyawan p N N Keterangan EMS Pria 1 0.899 1050 179.661 Cukup EMS Pria 2 0.916 1050 146.362 Cukup Paket Dalam Negri Pria 1 0.885 1050 208.396 Cukup Paket Dalam Negri Pria 2 0.886 1050 206.452 Cukup Paket Luar Negeri Pria 1 0.873 1050 232.061 Cukup Paket Luar Negeri Pria 2 0.896 1050 185.335 Cukup Bungkus dan Register Wanita 0.902 1050 185.335 Cukup

5.2.4 Perhitungan Tingkat Ketelitian Hasil Pengamatan

Setelah studi secara lengkap dilakukan, suatu perhitungan akan dibuat untuk menentukan apakah hasil pengamatan yang didapatkan bisa dikategorikan cukup teliti. Adapun perhitungan tingkat ketelitian pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : Dimana : S = Tingkat ketelitian yang dikehendaki p = persentase produktif rata-rata karyawan dalam bentuk decimal N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan untuk sampling kerja k = harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan yang diambil Universitas Sumatera Utara Nilai S = ±2,13 atau lebih kecil dari 5 yaitu tingkat ketelitian yang dikehendaki, maka pengamatan yang telah dilakukan sebanyak 1050 kali jauh lebih teliti dari syarat ketelitian yang ditetapkan sebelumnya.

5.2.5 Perhitungan Beban Kerja

Dokumen yang terkait

EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) Evaluasi Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Dengan Metode Work Load Analysis (WLA) Dan Work Force Analysis (WFA) Di PT. Trikartika Megah.

0 1 15

ANALISA BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. SURABAYA PERDANA ROTOPACK.

1 3 103

ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT. X - SURABAYA.

0 5 127

Pengukuran Beban Kerja Dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Logistik Dengan Pendekatan Metode Work Load Analysis (WLA) Di PT.Pos Indonesia Kantor Pos Kelas II Medan

0 0 14

Pengukuran Beban Kerja Dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Logistik Dengan Pendekatan Metode Work Load Analysis (WLA) Di PT.Pos Indonesia Kantor Pos Kelas II Medan

0 0 1

Pengukuran Beban Kerja Dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Logistik Dengan Pendekatan Metode Work Load Analysis (WLA) Di PT.Pos Indonesia Kantor Pos Kelas II Medan

0 0 7

Pengukuran Beban Kerja Dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Logistik Dengan Pendekatan Metode Work Load Analysis (WLA) Di PT.Pos Indonesia Kantor Pos Kelas II Medan

0 1 17

Pengukuran Beban Kerja Dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Logistik Dengan Pendekatan Metode Work Load Analysis (WLA) Di PT.Pos Indonesia Kantor Pos Kelas II Medan

0 1 2

Pengukuran Beban Kerja Dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Logistik Dengan Pendekatan Metode Work Load Analysis (WLA) Di PT.Pos Indonesia Kantor Pos Kelas II Medan

0 0 15

ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT. X - SURABAYA

0 0 16