4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. MP - ASI
MP - ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi setelah berumur 4- 6 bulan Krisnatuti dan Yenrina 2006. Menurut SNI 01-7111.4-2005, MP-ASI
adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi berusia 6 bulan ke atas atau berdasarkam indikasi medis, sampai anak berusia 24
bulan untuk mencapai kecukupan gizinya. MP – ASI bukan merupakan
makanan utama, melainkan makanan pelengkap disamping air susu ibu, sampai bayi berumur 24 bulan.
ASI hanya mampu mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan. Setelah itu produksi ASI semakin berkurang, sedangkan kebutuhan bayi semakin
meningkat dengan bertambahnya
umur dan
berat badan
sehingga diperlukan makanan yang dapat melengkapi kebutuhan zat gizi bayi yaitu
MP-ASI. Makanan ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa MP
– ASI berguna untuk menutupi kekurangan zat
– zat gizi yang terkandung di dalam ASI Krisnatuti dan Yenrina 2006.
Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi
secara terus – menerus Yesrina, 2000. Pertumbuhan dan perkembangan
anak dapat
dilihat dari
kondisi pertambahan berat badan anak. Jika setelah usia 6 bulan berat badan anak tidak mengalami peningkatan, maka
hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan energi dan zat- zat gizi bayi tidak terpenuhi. Hal ini dapat disebabkan oleh asupan bayi yang hanya
mengandalkan ASI saja atau pemberian makanan tambahan kurang memenuhi syarat. Disamping itu faktor terjadinya infeksi pada saluran pencernaan
juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak Yesrina,
2000. Tahapan dalam pemberian makanan pendamping air susu ibu kepada bayi
yaitu mula – mula diberi sari buahbuah, jika bayi sudah berumur 2 bulan. Pada
umur 4 bulan dapat diberikan makanan pendamping dalam bentuk setengah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
padat. Makanan tersebut dapat berupa buah – buahan dan bubur tepung.
Pemberian makanan pendamping biasanya dilakukan setelah pemberian makanan setengah padat yaitu bayi berumur 6 bulan keatas. Makanan
pendamping yang diberikan dapat berupa roti, biskuit, cookies, kue dan makanan lokal serta beras seperti nasi tim Anwar, 1987. Penggunaan cookies sebagai
makanan pendamping bayi berumur 6 – 12 bulan, karena bayi sudah dapat
memegang makanan dengan menggunakan tangannya. Cookies biasanya menggunakan bahan dasar tepung terigu, tetapi dapat juga dikombinasikan
dengan tepung lain yang dapat memberi nilai gizi didalamnya. Komposisi produk MP
– ASI meliputi bahan utama dan bahan lain. Sebagai bahan utama, produk MP
– ASI terbuat dari salah satu atau campuran bahan – bahan berikut : serealia misal beras, jagung, gandum, sorgum, barley, oats, rye,
millet, buckwheat, umbi –umbian misal ubi jalar, ubi kayu, garut, kentang,
gembili, bahan berpati misal sagu, pati aren, kacang – kacangan misal kacang
hijau, kacang merah, kacang tunggak, kacang dara, biji – bijian yang
mengandung minyak misal kedelai, kacang tanah, wijen, susu, ikan, daging, unggas, buah dan atau bahan makanan lain yang sesuai BSN, 2005.
Menurut Krisnatuti dan Yenrina 2006, dalam pemberian makanan pendamping pada anak harus memenuhi beberapa syarat yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah : 1. Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang cukup tinggi
2. Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan mineral yang cocok
3. Dapat diterima oleh alat pencernaan bayi dengan baik 4. Harganya relatif murah
5. Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal 6. Bersifat padat gizi
7. Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah yang sedikit
Selain hal tersebut, yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makanan tambahan pendamping ASI adalah Persyaratan Mutu Produk MP - ASIbiskuit
per 100 gram pada Tabel 1.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 1. Persyaratan Mutu Produk MP – ASI biskuit
Zat Gizi Satuan
Jumlah
Energi Protein
Kadar Abu Kadar Air
Karbohidrat Serat kasar
Lemak Vitamin A
Vitamin D Vitamin E
Vitamin K Natrium Na
Kalsium Ca Besi Fe
Seng Zn Selenium Se
Kkal g gr 100gr
gr100gr gr100gr
gr 100gr gr 100gr
gr 100gr RE 100 gr
mcg100 gr mg100 gr
mcg100gr mg100 kkal
mg100 gr mg100 gr
mg100 gr mcg100 gr
Min 4 Min 6
Maks 3,5 Maks 5
Maks 30 Maks 5
Min 6 Maks 18 Min 250 Maks 700
Min 3 Maks 10 Min 4
Min 10 ≤ 100 ≤ 200
Min 200 Min 5
Min 2,5 Min 10
Sumber: SNI , 2005
Syarat MP - ASI
Pemberian MP – ASI agar dapat terpenuhi dengan sempurna maka perlu
diperhatikan sifat-sifat
bahan makanan
yang digunakan. Makanan
tambahan untuk bayi harus memiliki sifat fisik yang baik yaitu bentuk dan aroma yang layak untuk dikonsumsi Nadesul, 2007.
MP – ASI harus memenuhi persyaratan khusus yaitu jumlah zat-zat gizi
yang diperlukan bayi, seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat- zat tambahan lainnya. MP-ASI hendaknya mengandung protein bermutu
tinggi dan juga harus menghasilkan energi yang cukup tinggi Krisnatuti dan Yenrina, 2006.
Protein yang dibutuhan pada balita berupa asam amino essensial dan asam amino non essensial. Asam amino essensial yang jumlahnya sangat kurang
dalam makanan disebut asam amino pembatas. Dalam biji – bijian asam amino
pembatasnya adalah lisin, dan dalam kacang – kacangan biasanya metionin.
Mengkonsumsi protein bermutu rendah dan tidak bervariasi akan kekurangan asam amino pembatas ini dan mulai menderita gejala kekurangan protein. Pada
balita jika kekurangan protein akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan. Oleh sebab itu, kebutuhan protein nabati berprotein tinggi seperti kacang-
kacangan, tahu , tempe dapat dikombinasikan dengan protein dari biji – bijian
agar saling melengkapi Winarno,1995.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Winarno 1995, mensyaratkan dalam 100 gram produk cookies MP
– ASI harus dapat menyumbang energi sebesar 400 Kkal. Kandungan energi ini dapat dicapai dengan melakukan penambahan gula dan lemak. Lemak
dapat diberikan sampai
kandungannya dapat
menyediakan energi
sebanyak 25 atau maksimum sebanyak 10 g100g produk. Selain kandungan dan komposisi zat gizi yang dianjurkan, produk
makanan anak balita termasuk MP-ASI dituntut mempunyai sifat fisik yang baik antara lain berupa penampakkan visual, warna, aroma yang layak dan
harus disukai, serta relatif mudah disiapkan dengan waktu pemasakan yang singkat atau bahkan segera siap dimakan dengan hanya menambahkan
sejumlah kecil air sesuai kemampuan konsumsi anak Mahmud, 1979. Beberapa sifat fisik lain yang harus diperhatikan adalah densitas
kamba kekambaan. Moehji 1988 menyatakan bahwa makanan balita harus mempunyai densitas kamba yang tinggi, karena saluran pencernaan balita yang
kecil dan hanya menampung makanan dalam volume yang terbatas. Suatu bahan dinyatakan kamba bila mempunyai densitas kamba bernilai kecil. Menurut
Sulaeman 1993 densitas kamba dipengaruhi oleh tepung-tepungan
penyusun produk.
B. Cookies