tepung,  ketika  adonan  kue  keringan  dibentuk  sehingga  membantu  proses pengempukan,  kristal  gula  yang  tidak  terlarut  dalam  adonan  kue  kering  yang
mencair  oleh  pemanasan  akan  membentuk  penyebaran  dan  aliran  atau keempukan, bila dibandingkan dengan gula butiran Desrosier, 1988.
Menurut  Kaplan  1971,  gula  halus  paling  baik  digunakan  untuk  membuat cookies.  Penambahan  gula  yang  terlalu  banyak  akan  menimbulkan  rasa  yang
terlalu manis dan pencoklatan pada cookies. Penambahan gula terlalu banyak , dapat  mengakibatkan  adonan  meleleh  dan  hancur  selama  pemanggangan,
karena  terbentuknya  butiran  keras  akibat  koagulasi  pati  dan  glutein  tepung Ketaren, 1986.
2.  Kuning Telur
Telur dapat melembutkan tekstur cookies karena daya emulsi yang terdapat dalam kuning telur Matz, 1978. Penggunaan kuning telur tanpa putih telur pada
pembuatan  cookies  akan  menghasilkan  cookies  yang  lembut  dengan  cita  rasa yang sempurna.
Tabel 7. Komposisi Kimia Telur Ayam
Komponen Telur Utuh
Putih Telur Kuning Telur
Kadar air Kadar protein
Kadar lemak Kadar karbohidrat
73,7 12,9
31,9 11
87,8 10,8
- 0,8
49,4 16,3
31,9 0,7
Sumber : Sultan 1983 Kuning telur adalah protein yang bersifat sebagai emulsifier yang kuat paling
sedikit sepertiga kuning telur terdiri dari lemak, tetapi  yang menyebabkan daya emulsifier
yang  kuat  adalah  kandungan  lesitinnya  yang  terdapat  dalam  bentuk yang kompleks sebagai lipoprotein sebesar 21 Winarno, 1997.
Kuning  telur  mengandung  sejumlah  besar  lipid  dan  sebagian  dari  lipid  itu terdapat  dalam  bentuk  terikat  sebagai  lipoprotein  de  Man,  1971.  Kuning  telur
pada  pembuatan  cookies  berfungsi  sebagai  pengempuk,  karena  adanya emulsifier yang mempunyai peran dapat menghasilkan cookies yang empuk dan
renyah serta dapat memperbaiki tekstur Manley, 1981. Kuning  telur  terdiri  atas  lemak  dan  protein,  sebagian  besar  protein  kuning
telur    adalah  lesitin  merupakan  emulsifier  yang  memiliki  kemampuan  untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berikatan dengan air maupun lemak karena terdapat ikatan hidrofil dan hidrofob Winarno, 1997.
3.  Garam
Garam  merupakan  bahan  makanan  yang  umumnya  ditambahkan  dalam pengolahan  makanan.  Penambahan  tersebut  dimaksudkan  untuk  penambahan
cita  rasa,  dalam  hal  ini  garam  bersifat  menginaktifkan  rasa  manis  dari  gula. Selain  itu  garam  sebagai  bahan  makan  tambahan  juga  berfungsi  sebagai
pengawet . Garam  yang  digunakan  untuk  rasa,  memperbaiki  butiran  dan  susunan
cookies Anonim, 1983. Sebagian besar formula menggunakan 1 garam atau kurang Matz, 1968.
Penggunaan  garam  bertujuan  untuk  memberikan  cita  rasa,  karena  adonan cookies tanpa garam akan menghasilkan rasa yang hambar Anonymous, 1986.
4.  Lemak