Tepung Kacang Merah
Tepung kacang merah adalah tepung yang berasal dari penggilingan kacang merah  yang  telah  direndam,  direbus,  dan  dikeringkan.  Pembuatan  tepung
kacang  merah  dilakukan  untuk  meningkatkan  kualitas  gizi  sehingga  kacang merah  dapat  mensubtitusi  terigu,  mengingat  tepung  terigu  tidak  dihasilkan  di
Indonesia impor Astawan, 2009. Tepung  adalah  partikel  padat  yang  berbentuk  butiran  halus  atau  sangat
halus tergantung pemakaiannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian, rumah  tangga  dan  bahan  baku  industri.  Pengolahan  biji  kacang  merah  menjadi
tepung  telah  lama  dikenal  oleh  masyarakat,  namun  diperlukan  sentuhan teknologi  untuk  meningkatkan  mutu  tepung  kacang  merah  yang  dihasilkan.
Pembuatan tepung
kacang merah
dapat dilakukan
dengan cara
mengeringkannya  di  bawah  sinar  matahari  atau  menggunakan  pengering  oven. Kacang  merah  kering  kemudian  dilepas  kulitnya,  disangrai,  digiling,  dan  diayak
menjadi  tepung  Astawan,  2009.  Kandungan  Gizi  tepung  kacang  merah  dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Kandungan Gizi Tepung Kacang Merah
Jenis Zat Gizi Kandungan Gizi
Kadar Air Kadar Abu
Kadar Protein Kadar Lemak
Kadar Serat Kasar Kadar Karbohidrat
Kadar Energi 6,79
2,76 17,24
2,21 1,94
71,08 375,28
Sumber : Ekawati, 1999 Karakteristik  tepung  kacang  merah  adalah  memiliki  tekstur  kurang  lembut,
berwarna putih kemerahan. Proses pembuatan tepung kacang merah mengikuti cara illinous dalam Sulaeman 1994 dan dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu
pengupasan  kulit,  pencucian,  perendaman,  penirisan,  pengupasan  kulit  ari, perebusan, pengeringan, serta penghancuran.
1.  Pengupasan  kulit,  pencucian,  perendaman,  dan  penirisan  kacang merah
Sebelum  dijadikan  tepung,  kacang  merah  dikupas  terlebih  dahulu. Pengupasan  bertujuan  untuk  memisahkan  kacang  merah  dari  kulit  yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menutupi  biji  serta  berbagai  kotoran  yang  melekat.  Setelah  dikupas  kemudian dilakukan  pencucian.  Pencucian  dilakukan  secara  berulang  -  ulang  sampai
kotoran  yang  terapung  diatas  tidak  ada.  Selanjutnya  kacang  merah  yang  telah bersih  direndam  selama  6  jam.  Perendaman  selama  6  jam  diharapkan  dapat
menurunkan kandungan zat anti gizi, kemudian ditiriskan.
2.  Pengupasan kulit ari
Pengupasan  atau  penyosohan  kulit  ari  kacang  merah  dilakukan  unuk mengurangi  serat  kasar,  meningkatkan  kadar  protein,  serta  daya  cerna.  Untuk
makanan serat kasar yang tinggi tidak diinginkan, karena sistem pencernaan bayi masih belum sempurna Lowenberg 1980 dalam Tjen 1993.
3.  Perebusan
Perebusan  kacang  merah  yang  telah  mengalami  penyosohan  atau pengupasan  kulit  ari  dilakukan  untuk  mengurangi  zat  anti  gizi  Illinous  dalam
Sulaeman  1994.  Menurut  Damayanthi  1994  perebusan  kacang – kacangan
akan  menguntungkan,  karena  nilai  gizinya  yang  tinggi.  Hal  ini  disebabkan  oleh tiga  faktor,  yaitu  denaturasi  protein,  dekstruksi  zat  anti  gizi,  dan  racun  serta
hancurnya jaringan tanaman dan granula pati. Kacang merah yang telah direbus, kemudian ditiriskan.
4.  Pengeringan
Tujuan  dari  pengeringan  ini  untuk  mengurangi  kadar  air  tepung  sampai kadar  air  tertentu  maksimal  10  ,  dimana  diharapkan  perkembangan mikroba
dan enzim – enzim penyebab pembusukan dapat terhambat atau terhenti.
5.  Penghancuran
Tahap  akhir  dari  proses  pembuatan  tepung  kacang  merah  adalah penghancuran.  Penghancuran  berguna  untuk  mendapatkan  tepung  kacang
merah  yang  diinginkan.  Untuk  memperoleh  tepung  halus,  hancuran  tersebut disaring  dengan  menggunakan  ayakan  80  mesh.  Prosedur  pembuatan  tepung
kacang merah dapat dilihat pada Gambar 1.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kacang merah
Tepung Kacang Merah
Gambar  1.  Proses  Pembuatan  Tepung  Kacang  Merah  Illinous  dalam Sulaeman, 1994
D.  Beras Merah