58
1. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi yang direncanakan pada perusahaan cookies MP –ASI
adalah 6.271,20 kgtahun atau 12.542 bungkus500 gr. Produksi 1 tahun dilakukan selama 312 hari kerja. Data
– data kapasitas produksi dapat dilihat pada Lampiran 16.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalankan suatu usaha. Biaya produksi terdiri dari biaya tidak tetap dan biaya tetap. Biaya
tetap adalah biaya – biaya yang dalam jangka waktu tertentu tidak berubah
mengikuti perubahan tingkat produksi. Biaya tetap bersifat konstan pada relevan range tertentu. Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya
berubah sejalan dengan tingkat produksi yang dihasilkan Susanto,1994. Secara singkat total biaya per tahun dari industri cookies MP
–ASI adalah sebagai berikut :
Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap = Rp. 36.659.003,62 + Rp. 232.744.805
= Rp. 269.403.808,62 Perincian total biaya produksi tiap tahun dapat dilihat pada Lampiran 16.
3. Harga Pokok Produksi
Berdasarkan kapasitas produksi tiap tahun dan biaya produksi tiap tahun, maka dapat diketahui harga tiap kemasan.
Harga Pokok = Total Biaya Produksi
Kapasitas Produksitahun = 269.403.808,62
12.542
= Rp 21.480,13 bungkus 4. Harga jual Produksi
Harga jual diperoleh berdasarkan dari harga pokok produk, keuntungan yang ingin dicapai ditambah pajak. Keuntungan yang ingin dicapai sebesar 30 dari
harga pokok dan pajak sebesar 10 dari harga pokok ditambah laba.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
59
Harga Jual = Harga Pokok + Keuntungan 30 + Pajak 10
= Rp 21.480,13 + Rp 6.444,04 + Rp 2.148,01
= Rp 30.072,18 bungkus
Jadi harga jual Cookies MP – ASI setiap kemasan adalah Rp 30.072,18
5. Break Even Point BEP
Analisa Break Event adalah suatu teknik untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Volume
penjualan dimana penghasilannya tetap sama dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan menderita kerugian dinamakan
“Break Event Point”. Biaya yang termasuk biaya variabel pada umumnya adalah bahan mentah, upah buruh langsung, dan komisi penjualan. Sedangkan yang
termasuk golongan biaya tetap pada umumnya depresiasi aktiva tetap, sewa bangunan, bunga pinjaman, gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staff research, biaya
kantor Pujawa, 2002 Penentuan BEP dapat dikerjakan secara aljabar atau grafik. Dalam
penentuan BEP secara aljabar didasarkan atas hubungan antara nilai penjualan, biaya produksi keseluruhan biaya tetap + biaya tidak tetap dan volume produksi
Susanto, 1994. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 17,diperoleh BEP Cookies yaitu:
a. Biaya Titik Impas = Rp 95.737.812,03
b. BEP = 25,38 c. Kapasitas Titik Impas = 3.183,60 kgtahun
Kapasitas titik impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas tersebut. Jadi produksi Cookies MP
– ASI mencapai keadaan impas jika produksinya sebesar 3.183,60 Kgtahun, dengan kapasitas
normal sebanyak 6.271,20 kgtahun, hal ini berarti produksi Cookies MP – ASI
memperoleh keuntungan karena produksinya diatas kapasitas titik impas. Grafik BEP dapat dilihat pada Lampiran 22.
6. Net Present Value NPV