PELAKSANAAN PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan dengan cara wawancara. Sebelum wawancara formal dilaksanakan, peneliti telah beberapa kali berhubungan dan berbicara dengan partisipan. Wawancara formal pertama dilaksanakan untuk menemukan tingkat keberdayaaan sekaligus menjelaskan dengan lebih detil gambaran penelitian dan penandatanganan informed consent. Awalnya peneliti mewawancarai sembilan partisipan, tetapi karena empat partisipan memiliki tingkat keberdayaan yang sama dengan narasi yang mirip maka data dari tiga partisipan tidak disertakan dalam pembahasan hasil ini. Data yang disertakan hanya data dari satu partisipan yang peneliti anggap paling mewakili keempat data tersebut. Dua partisipan yang memiliki tingkat keberdayaan yang sama juga dipilih salah satu. Berikut adalah urutan pelaksanaan wawancara yang dilakukan: Tabel 1 Pelaksanaan Wawancara Waktu Kegiatan Tempat Catatan 30 Juli 2014 Wawancara pertama Nia Rumah Nia, DIY Waktu Kegiatan Tempat Catatan 11 Agustus 2014 Wawancara kedua Nia Rumah Nia, DIY 7 Maret 2015 Wawancara ketiga Nia Rumah Nia, DIY 5 Nopember 2014 Wawancara pertama Coral Universitas Swasta, DIY 12 Nopember 2014 Wawancara kedua Coral Universitas Swasta, DIY 10 Maret 2015 Wawancara ketiga Coral Universitas Swasta, DIY 22 Oktober 2014 Wawancara pertama Teta LSM DIY 14 Nopember 2014 Wawancara kedua Teta Wawancara dilaksanakan lewat telpon karena partisipan ada di luar propinsi DIY 15 Nopember 2014 Wawancara pertama Tan Rumah Tan, DIY 23 Nopember 2014 Wawancara kedua Tan Rumah makan, DIY Waktu Kegiatan Tempat Catatan 5 Desember 2014 Wawancara pertama Misa Rumah makan, DIY 9 Desember 2014 Wawancara kedua Misa Rumah makan, DIY 12 Maret 2015 Konfirmasi Misa LSM DIY Semua nama yang disertakan adalah nama samaran. Tempat tidak disertakan dengan rinci, untuk menjaga kerahasiaan partisipan Ketika wawancara pertama dilaksanakan, partisipan menandatangani informed consent. Peneliti memberikan informasi dalam informed consent yang berkaitan dengan tujuan, prosedur, tanggung jawab peneliti, dan kerahasiaan. Peneliti juga menekankan hak partisipan untuk berhenti kapanpun partisipan inginkan, untuk menjawab hanya pertanyaan yang ingin ia jawab, dan memperhatikan kenyamanan partisipan. Peneliti tidak bertanya mengenai detil kekerasan seksual yang dialami oleh partisipan. Seluruh cara wawancara dan respon yang diberikan oleh peneliti mengikuti panduan wawancara untuk penyintas perkosaan menurut Campbell, et. al 2009 agar tidak terjadi “perkosaan kedua” atau dikorbankan untuk kepentingan orang lain Campbell, et. al, 2001. Pada akhir wawancara peneliti menanyakan pengalaman wawancara dari persepsi partisipan serta kemungkinan efek perasaan negatif atas diri partisipan. Semua partisipan merasa diterima dan nyaman selama wawancara berlangsung. Bahkan Nia yang hampir di sepanjang wawancara menangis, merasa sangat diterima dan bersyukur atas kesempatan menceritakan kisahnya. Hal ini terjadi karena menceritakan kisah hidup story telling adalah cara yang efektif untuk pemberdayaan karena dapat mendukung perkembangan dan kematangan psikologis, membantu penyembuhan hidup, serta memulihkan keutuhan kemanusiaan McAdams, 1993; Williams, Labonte, O‟Brien, 2003. Penceritaan narasi identitas dalam budaya adalah praktek yang memberdayakan Williams, et. al., 2003.

B. PROFIL PARTISIPAN