c. Plot narasi
Tan memulai dan memenuhi kisahnya dari masalah. Bersamaan dengan berkembangnya narasi, Tan menggambarkan keinginannya
untuk melampauui semua masalahnya dan menemukan kebahagiaan serta usaha Tan mencapainya. Akan tetapi, dalam plotnya, Tan
menyatakan bahwa kebahagiaannya tidak tergantung pada dirinya sebagai agen atas hidup tapi dari kemauan orang lain untuk
“membantunya”. Narasi Tan stabil. Tan mempunyai masalah lalu ia berusaha
menanganinya. Ada yang berubah dari kondisi yang ia hadapi tetapi ada bagian dari masalah tersebut yang tetap tinggal. Perubahan kondisi
tersebut membuat masalahnya jadi lebih bisa diterima meskipun tidak pernah seluruhnya tuntas. Tan merasa tidak sepenuhnya selalu
bermasalah tetapi juga tidak pernah menang dari masalah. Tan tidak belajar dari masalah sebelumnya untuk menghindari masalah yang
sama. Hanya ketika masalah tersebut datang ia berusaha menghadapinya.
5. Teta, tingkat keberdayaan kelima
a. Ada jalan lain karena aku bertanggung jawab atas hidupku
Teta tidak lagi berada dalam keadaan mental yang tertindas. Teta dapat melihat bahwa ia mempunyai kekuatan, daya, dan
pengetahuan untuk memegang kontrol atas hidupnya. Teta mengatakan
sekarang ia dapat melihat bahwa perkawinan bukanlah solusi bahwa ada jalan yang lebih baik dari menikah dengan pelaku dan dirinya
mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan anaknya.
b. Pengalihan keberhargaan
Teta juga menganggap bahwa keberhargaan ada ketika ia melakukan sesuatu yang bermakna bagi dirinya. Hal tersebut ia
temukan saat ia membantu orang lain. Teta mengatakan karena kekerasan seksual yang dialaminya, ia mempunyai kesempatan untuk
menemukan apa yang sekarang menjadi “passion”nya. Pengalaman
menjadi penyelamat bagi orang lain seperti yang ditemukan oleh Draucker 2003 ada dalam tema Teta ini.
Teta yang awalnya mengejar perkawinan dengan pelaku sebagai jalan keluar masalahnya mengubah narasinya tersebut sebagai jalannya untuk
pulih. Teta memutuskan untuk mengakhiri relasi emosionalnya dengan pelaku dengan jalan melupakan dendamnya dan kemudian melanjutkan
hidupnya dengan cara mengambil tanggung jawab atas hidupnya dan anaknya. Teta juga menemukan bahwa keberhargaan ada di dalam makna
yang ia temukan dalam hidup dan kegiatannya.
c. Plot narasi
Teta memulai ceritanya dengan sedikit latar belakang keluarga kemudian melanjutkannya dengan masalah dan semua implikasinya.
Kisahnya kemudian bergulir menjadi caranya keluar dari masalah dan makna yang ia temukan di balik semua kesulitannya. Kisahnya ditutup
dengan dengan kegiatan yang ia lakukan sekarang yang menurutnya bermakna. Semua kegiatan dan hidupnya sekarang dapat Teta
temukan, menurut Teta, karena semua kesulitan yang ia alami. Teta mempunyai narasi yang progresif. Teta memang
mempunyai masalah yang sangat berat baginya tetapi ia dapat melampaui masalahnya. Teta mencoba segala cara yang ia tahu untuk
menang atas masalahnya. Awalnya Teta melakukan cara yang dikemudian hari ia tau bahwa cara teersebut bukanlah cara yang paling
baik bagi kebahagiaannya. Teta belajar dari masalahnya, menghadapi masalahnya dan tidak lari, kemudian menemukan jalan keluar darinya.
Teta menemukan makna, kekuatan, dan kebahagiaan di akhir kisahnya
Dalam narasi dominan
D. JALAN MENUJU PEMULIHAN
Pola tema narasi identitas penyintas pada setiap tingkat keberdayaan dalah sebagai berikut: 1.
Nia, tingkat pertama
Gambar 1. Bagan narasi identitas Nia, penyintas tingkat keberdayaan pertama
Kekerasan Seksual
Tidak sadar akan kekerasan
yang dialami Tidak diakui secara internal
penyangkalan pengalaman dan diri
Melanjutkan relasi
kekerasan Reinforcing
narasi dominan
Tidak diakui secara eksternal tekanan untuk tidak
mengungkap pengalaman