Konsepsi Siswa dalam Pembelajaran Fungsi Naik, Fungsi Turun, dan

Titik Stasioner. Konsep-konsep ini kemungkinan sudah dimengerti dengan baik dan mampu mendukung siswa menuju proses pembelajaran yang selanjutnya. Meskipun demikian, ada kemungkinan juga bahwa siswa belum sepenuhnya mengerti atau bahkan –dimungkinkan juga- sama sekali tidak mengerti akan materi yang sudah diajarkan. Jika siswa mengalami hal seperti ini, konsepsi akan bergeser menjadi miskonsepsi.

C. Miskonsepsi Siswa

Suparno 2005:4 menjelaskan bahwa miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Secara lebih rinci, Fowler 1987, dalam Suparno, 2005:5 memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar. Menurut Suparno 2005, beberapa faktor penyebab miskonsepsi siswa antara lain adalah dari siswa itu sendiri, dari guru, bukuteks, konteks, dan cara mengajar. Tabel 2.3 : Sebab-sebab miskonsepsi siswa. Sebab Utama Sebab Khusus Siswa • Prakonsepsi • Pemikiran asosiatif • Pemikiran humanistik • Reasoning yang tidak lengkapsalah • Intuisi yang salah • Tahap perkembangan kognitif siswa • Kemampuan siswa • Minat belajar siswa GuruPengajar • Tidak menguasai bahan, tidak kompeten • Bukan lulusan dari bidang ilmu terkait • Tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasanide • Relasi guru-siswa tidak baik Buku Teks • Penjelasan keliru • Salah tulis, terutama dalam rumus • Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa • Siswa tidak tahu membaca buku teks • Buku fiksi sains kadang-kadang konsepsnya menyimpang demi menarik pembaca • Kartun sering memuat miskonsepsi Konteks • Pengalaman siswa • Bahasa sehari-hari berbeda • Teman diskusi yang salah • Keyakinan dan agama • Penjelasan orangtuaorang lain yang keliru • Konteks hidup siswa TV, radio, film yang keliru • Perasaan senangtidak senang; bebas atau tertekan Cara Mengajar • Hanya berisi ceramah dan menulis • Langsung ke dalam bentuk matematika • Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa • Tidak mengoreksi PR yang salah • Model analogi • Model praktikum • Model diskusi • Model demonstrasi yang sempit • Non-multiple Intelligences Penyebab miskonsepsi siswa yang terurai di atas adalah penyebab miskonsepsi siswa khususnya dalam pembelajaran fisika. Meskipun berbeda konteks, yakni fisika dan matematika, tetapi dalam penggunaannya terdapat beberapa macam kemiripan. Beberapa hal di atas yang kurang relevan dengan pembelajaran matematika tidak akan dipakai dalam penelitian kali ini misalnya saja pada poin Buku fiksi sains kadang- kadang konsepnya menyimpang demi menarik pembaca dan model praktikum . Di sini maksudnya adalah, bahwa dalam pembelajaran matematika buku yang utama dipakai umumnya bukan buku fiksi sains dan hampir tidak mungkin dalam pembelajaran matematika ada praktikum seperti yang ada dalam pembelajaran sains dalam hal ini adalah fisika.

D. Penggunaan Turunan

Pembahasan teori Penggunaan Turunan berasal dari buku “Kalkulus dan Geometri Analitis” karangan PurcellVarberg. 1. Maksimum dan Minimum a. Definisi PurcellVarberg, 1987:185 Gambar 2.1 : Fungsi f dengan domain S. y x S y=f x Perhatikan gambar 2.1. Andaikan kita mengetahui fungsi f dengan domain S. Akan ditentukan apakah f memiliki nilai maksimum atau minimum pada S.

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU MATEMATIKA DALAM PENYUSUNAN RPP Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru Matematika SMP Negeri 1 Mojogedang Dalam Penyusunan RPP.

0 1 18

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU MATEMATIKA SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG DALAM PENYUSUNAN Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru Matematika SMP Negeri 1 Mojogedang Dalam Penyusunan RPP.

0 0 16

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU BERPENGALAMAN DAN CALON GURU BIOLOGI.

6 29 29

PENGEMBANGAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU BIOLOGI SMA PADA MATERI JAMUR

0 0 5

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika khususnya terkait bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh guru matematika di 2 SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 14 235

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika terkait bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh 2 guru matematika SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 0 136

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU MATEMATIKA DI SMA TERKAIT DENGAN PENGETAHUAN GURU MENGENAI CARA BERPIKIR SISWA DAN MISKONSEPSI SISWA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ma

0 2 110

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) terkait bahan ajar dan bagaimana bahan ajar disampaikan oleh guru matematika di 2 SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 6 136

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika terkait bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh seorang guru matematika di SMA Stella Duce I dan seorang guru matematika di SMA Kolese De Britto - USD Repository

0 0 154

Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika di SMA Negeri 1 Klaten terkait pengetahuan guru tentang konsepsi dan miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran materi fungsi naik, fungsi turun, dan titik stasioner - USD Repository

0 6 317