Pelaksanaan Penelitian Di Lapangan

agenda sekolah kebanyakan mengambil hari Sabtu seperti perayaan hari Kartini. detail materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru terlampir a. Observasi Pertama Hari pertama observasi, pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama. Pembelajaran pada hari itu tidak berjalan penuh. Pembelajaran hanya berlangsung selama 35 menit. Pembelajaran pada hari ini membahas tentang pengertian Fungsi Naik dan Fungsi Turun kemudian dilanjutkan tentang Titik Stasioner. Pembahasan Titik Stasioner pada pertemuan hari ini sampai pada menentukan jenis titik stasioner ekstrim atau bukan. Jika titik stasioner tersebut merupakan titik ekstrim, maka akan ada dua kemungkinan, yaitu ekstrim maksimum atau minimum. Guru sudah memperkenalkan kepada para siswa uji di turunan kedua dan uji di sekitar titik stasioner uji turunan pertama. Pada pembahasan uji turunan pertama ditemukan kendala, salah satunya adalah para siswa keliru mensubstitusi nilai x. Pembahasan yang lebih rinci terkait proses pembelajaran ada dalam lampiran deskripsi lapangan. b. Observasi Kedua Observasi kedua dilaksanakan selang seminggu dari observasi pertama, karena hari Sabtu, 7 April 2012 tidak ada pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran pada hari ini dilakukan selama 35 menit. Inti pembelajaran hampir sama dengan pembelajaran sebelumnya, hanya saja pada hari ini sempat mengadakan latihan soal dan ada pembahasan lanjutan tentang jenis titik stasioner menentukan nilai dan titik stasioner. Guru mengulas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang syarat fungsi naik, turun dan stasioner dilanjutkan penekanan pada hal yang sempat menjadi kendala pada pertemuan sebelumnya yakni tentang menentukan jenis ekstrim apakah maksimum atau minimum. Ada siswa yang sempat mengalami kekeliruan ketika ditanyai tentang berapa titik stasioner. Pada pertemuan hari ini guru juga tampak memberikan penekanan pada kekeliruan-kekeliruan yang dialami siswa baik pada pertemuan sebelumnya maupun pertemuan pada hari itu. Pembahasan yang lebih rinci terkait proses pembelajaran ada dalam lampiran deskripsi lapangan. c. Observasi Ketiga Sehubungan dengan dilaksanakannya Ujian Nasional bagi kelas XII dan penyelenggaraan hari Kartini, pembelajaran baru efektif kembali selang 2 minggu dari pembelajaran sebelumnya. Guru mengadakan pembahasan materi inti baru yakni tentang Nilai Maksimum dan Minimum pada Interval Tertentu. Awalnya guru mengadakan review pembelajaran yang sudah dibahas bersama-sama hingga hari itu. Kemudian guru langsung masuk ke inti pembelajaran menggunakan contoh soal. Pembelajaran pada observasi ketiga dan keempat memang tidak secara langsung berkaitan dengan fokus materi yang diteliti oleh peneliti. Tetapi ada pembahasan-pembahasan sisipan yang mendukung data penelitian pada pertemuan ketiga dan keempat, sehingga peneliti tetap menggunakan kedua data observasi yang terakhir ini. Pembahasan yang lebih rinci terkait proses pembelajaran ada dalam lampiran deskrispsi lapangan. d. Observasi Keempat Pembelajaran pada observasi keempat dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 90 menit. Pada observasi keempat diadakan pembahasan materi melalui latihan soal tentang menentukan nilai maksimum dan minimum pada interval tertutup. Pembelajaran dilanjutkan dengan penekanan-penekanan atas materi terdahulu seperti titik stasioner jenis, nilai, dan koordinatnya serta peninjauan jenis stasioner melalui uji turunan pertama maupun turunan kedua. Pada pertemuan hari ini siswa lebih banyak berkutat dengan latihan soal kemudian penyajian hasil pekerjaan siswa di whiteboard . Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling mengawasi dan memberikan bantuan kepada siswa yang bertanya. Selain itu guru berperan dalam mengkonfirmasi jawaban tiap soal beserta penjelasan jika ada jawaban yang belum dimengertidisepakati oleh seluruh kelas. Pembahasan yang lebih rinci terkait proses pembelajaran ada dalam lampiran deskrispsi lapangan.

2. Wawancara

Berikut gambaran secara garis besar wawancara yang sudah dilaksanakan oleh peneliti, untuk hal yang lebih mendetail peneliti menyertakan lampiran transkrip data wawancara. a. Wawancara Guru Wawancara guru pertama kali dilakukan pada tanggal 2 April 2012, 11 Mei 2012, 2 Agustus 2012, 13 September 2012, dan 11 Oktober 2012. Wawancara pada 2 Aprildilakukan untuk menjajaki pemetaan guru terhadap para siswanya dan pandangan guru tentang konsepsi yang bisa dirunut lebih jauh melalui pandangan tentang konsep-konsep kunci yang harus dipahami siswa dalam materi ini dan miskonsepsi siswa. Di samping itu peneliti menggali juga tentang target guru terhadap siswa akan pembelajaran fungsi turun, fungsi naik, dan titik stasioner. Data rekaman wawancara tanggal 2 April 2012 tidak sempurna. Ada beberapa bagian rekaman data yang cacathilang, karena belakangan dianggap penting, peneliti mengkonfirmasi kembali data-data yang dibutuhkan pada wawancara tanggal 11 Mei 2012. Pada tanggal 11 Mei terkonfirmasi beberapa hal yaitu tentang target guru dan konsep-konsep kunci yang dianggap penting untuk dipahami siswa. Target guru adalah siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya terhadap masalah faktual yang disajikan melalui soal cerita. Guru mempunyai target minimal yaitu paling tidak para siswanya bisa mengerjakan soal-soal baik itu soal UAN, UMPTN atau test semester. Setelah wawancara kedua, peneliti mencoba menetapkan sudut pandang konsepsi melalui kategori cohesive dan fragmented conception setelah berdiskusi dengan pakarahli. Wawancara ketiga dilaksanakan dalam rangka operasionalisasi kriteria pemetaan siswa oleh guru, yang dimaksudkan untuk digali adalah bagaimana persisnya guru bisa mengatakan A kelompok baik, B kelompok sedang dan seterusnya.Melalui penggalian ini, pengetahuan guru tidak berhasil diungkap secara detail sehingga mengambang. Akhirnya atas saran pakarahli, peneliti mengubah sudut pandang penelitian menjadi kategori pengetahuan guru tentang konsep yang dimengerti dengan baik dan tidak baik oleh para siswanya. Sebagai tindak lanjutnya, dilakukanlah wawancara IV pada tanggal 13 September 2012 instrumen wawancara terlampir dan pengetahuan guru berhasil terungkap dengan lebih detail di sini. Wawancara V dilakukan dalam rangka mengkonfirmasi beberapa hal yang kurang jelas pada wawancara IV untuk mengkonfirmasi PCK yang belum mantap tetapi sudah tampakterungkap pada wawancara IV. b. Wawancara Siswa Wawancara siswa pertama kali dilaksanakan tanggal 12 April 2012 sebelum jam pelajaran dimulai. Peneliti menanyakan terkait sebab diamnya siswa dalam pembelajaran terdahulu.Peneliti mewawancarai mengambil 3 siswa secara acak dari siswa yang sudah hadir di kelas. Wawancara kedua, tanggal 13 Juli, dilakukan untuk mengkonfirmasi beberapa bagian video rekaman pembelajaran yang kurang jelas. Misalnya kata-kata yang kurang terdengar. Wawancara ketiga pada tanggal 15 Juli pun sama tujuannya dengan wawancara pada tanggal 13 Juli. Wawancara terakhir yang dilakukan peneliti adalah wawancara kepada S14 pada tanggal 8 November 2012. Wawancara ini bertujuan untuk memantapkan PCK yang diungkapkan guru. Peneliti membuat janji dengan siswa terlebih dahulu sebelum mengadakan wawancara.

B. Analisis Data

1. Pedagogical Content Knowledge Guru Terkait Konsepsi Siswa

Guru memiliki pengetahuan-pengetahuan yang khusus akan siswanya, karakteristik belajar, cara berpikir, termasuk tentang konsepsi- konsepsi yang dimiliki oleh siswanya selama pembelajaran mengenai materi Fungsi Naik, Fungsi Turun, dan Titik Stasioner. PCK guru tentang konsepsi para siswanya dalam materi pembelajaran Fungsi Naik, Fungsi Turun, dan Titik Stasioner dapat dilihat melalui pengetahuan guru tentang bagaimana konsep-konsep yang sudah diberikan, dipahami oleh para siswanya antara lain adalah tentang konsep mana saja yang dipahami dengan baik, konsep mana saja yang dipahami dengan tidak baik, mengapa serta siapa saja siswa yang terkait dengan hal tersebut. Hal tersebut dapat dijelaskan secara lebih rinci dalam uraian berikut : 1. Menentukan turunan suatu fungsi Pada wawancara pertama dengan guru, ketika guru mengungkapkan tentang miskonsepsi yang sering dilakukan oleh para siswa, guru mengungkapkan bahwa dalam menentukan mencari turunan, para siswa sudah bisa menentukan turunan dengan benar. Berikut transkripsinya : W.I.56Guru : “He eh. Jadi, karena kalau saya koreksi ulangan itu, ya salahnya di situ. Substitusi x nya itu kadang ke turunannya kadang yang fungsi fx tu kacau.” W.I.57Peneliti : “Jadi, Ibu lebih sering melihat dari hasil ulangan, hasil test siswa?” W.I.58Guru : “He eh. Ya, mungkin dari pengalaman- pengalaman..” W.I.59Peneliti : “Dulu.” W.I.60Guru : “He eh. Mencari turunannya udah bener , tapi mentransfer ini x-e itu kemananya kok dia enggak semuanya karena tidak bisa pas ke sini...” Selama proses pembelajaran ketika observasi, diskusi mengenai menentukan turunan pun ditemui. Para siswa tidak tampak kesulitan dalam pembahasan hal turunan fungsi. Tidak ada pertanyaan ataupun tuntutan pembahasan yang panjang dari siswa dalam hal menentukan turunan fungsi. Perhatikan transkripsi video proses pembelajaran berikut: K.I.84G : “Jadi kalau anda lihat. Ini, ini ilustrasi gambar. Sekarang kita kaitkan dengan turunanmu.” fx= x 2 – 4x +1. Ya?” K.I.85SS : “Ya.” K.I.86G : “Anda turunkan pertama.” K.I.87SS : “2x-4.” K.IV. 437G : “Anda menurunkan pertama ya?” menunjuk whiteboard sebelah atas K.IV. 438SS : “Tiga x kuadrat min dua belas x sama dengan nol.” Para siswa terlihat serentak bereaksi positif terhadap hasil hitungan turunan pertama dari fungsi yang ditanyakan oleh guru. Begitu juga dengan turunan kedua, para siswa juga menunjukkan reaksi yang positif terhadap pertanyaan pancingan dari guru. K.I.105G : “... Turunan pertamanya Anda sudah tahu, coba Anda lihat di turunan kedua. Turunan pertamanya tadi adalah, berapa tadi? 2x-4. Kalau diturunkan kedua.” K.I.106SS : “2.” Hingga pada proses pembelajaran pada hari selanjutnya yang sudah beranjak ke subbab lain, masih tampak juga pembahasan tentang menentukan turunan fungsi fungsi yang menjadi bahan pembahasan ketika itu adalah fx = x 3 -6x 2 . Hal yang sama terjadi, yaitu tidak ada kendala dalam proses pembelajaran terkait mencari turunan fungsi. Materi tentang menurunkan fungsi memang sudah diajarkan terlebih dahulu, dan menurut data ulangan harian dari guru data terlampir, semua siswa sudah mencapai ketuntasan dalam materi ini. K.IV.579G: “Kalau Anda teruskan turunan keduanya berapa menuliskan :  f”x disamping hasil hitungan turunan fx.” K.IV.580S: “Enam x.” K.IV.581G : “Enam x,” K.IV.582SS: “Min dua belas.” Selanjutnya, ketika diadakan wawancara kembali W.IV, guru mengungkapkan hal yang sama. Pada butir pertama dan kedua instrumen yaitu “Turunan pertama dari fx = x 2 – 4x+1 adalah f’x = 2x-4.” dan “Turunan kedua dari fx = x 2 – 4x+1 adalah f”x = 2.” guru mengungkapkan tentang tidak adanya masalah bagi semua siswa-siswinya dalam menentukan turunan suatu fungsi. Guru mengungkapkan dengan jelas bahwa semua siswanya sudah bisa menurunkan suatu fungsi. Perhatikan transkrip wawancara berikut :

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU MATEMATIKA DALAM PENYUSUNAN RPP Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru Matematika SMP Negeri 1 Mojogedang Dalam Penyusunan RPP.

0 1 18

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU MATEMATIKA SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG DALAM PENYUSUNAN Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru Matematika SMP Negeri 1 Mojogedang Dalam Penyusunan RPP.

0 0 16

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU BERPENGALAMAN DAN CALON GURU BIOLOGI.

6 29 29

PENGEMBANGAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU BIOLOGI SMA PADA MATERI JAMUR

0 0 5

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika khususnya terkait bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh guru matematika di 2 SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 14 235

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika terkait bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh 2 guru matematika SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 0 136

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU MATEMATIKA DI SMA TERKAIT DENGAN PENGETAHUAN GURU MENGENAI CARA BERPIKIR SISWA DAN MISKONSEPSI SISWA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ma

0 2 110

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) terkait bahan ajar dan bagaimana bahan ajar disampaikan oleh guru matematika di 2 SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 6 136

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika terkait bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh seorang guru matematika di SMA Stella Duce I dan seorang guru matematika di SMA Kolese De Britto - USD Repository

0 0 154

Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika di SMA Negeri 1 Klaten terkait pengetahuan guru tentang konsepsi dan miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran materi fungsi naik, fungsi turun, dan titik stasioner - USD Repository

0 6 317