Pengenalan Guru Terhadap Siswa
K.III.82G : “-9. Nah sekarang, jenisnya itu apa? Maksimum atau minimum?”
K.III.83Q: “Minimum.”
Qori mampu mengenali pengetahuan barunya tentang titik stasioner dengan pengetahuan lamanya yaitu titik balik, sehingga ketika ditanyai
oleh guru tentang jenis dari titik stasioner yang sudah ditemukan dia bisa menjawab dengan benar.
Siswi Mela diidentifikasikan guru dengan siswi yang mampu berfikir logis. Guru mengungkapkan bahwa dahulu ketika di kelas X, Mela
mengadakan presentasi tentang trigonometri, pernah menemukan cara sendiri dalam menerangkan teorema W.IV 00:50:18-00:53:14 dan ketika
ditanya oleh guru, alasannya memang logis meskipun jawaban yang dibuatnya belum tepat. Dalam pembelajaran terekam suara Mela sedang
berdiskusi dengan salah seorang temannya, Mela tampak memahami permasalahan nilai minimum dari fx = x
2
-9 dalam interval {x|1 ≤ x ≤ 6}
yang sedang dibahas ketika itu. Perhatikan transkrip berikut: K.III.296aS15 : “-9, -9 og Mel, -9.”
K.III.296bM : “-9 kan di luar interval...”
Mela menjawab sebelum guru mengkonfirmasi jawaban secara klasikal. Tampak bahwa jawaban terkonfirmasi pada K.III.297-304 setelah
diskusi kecil K.III.296 oleh Mela dan S15, perhatikan transkripsi berikut: K.III.297G : “ Bener opo salah menurut mas Tommy? Tommy
menjawab tapi tak terdengar Salah. Menurut kamu menunjuk siswa yang persis ada di depannya.
K.III.298S16 : “Bener.” K.III.299G : “Bener. Mengapa bener?”
K.III.300S16 : “Karena -9 tidak masuk interval.” K.III.301G: “ Bener. Jadi memang ini bener. Minimum -8
maksimum 27. Karena apa? Di stasioner itu kan terjadi di x = 0. Padahal di sini batas x=0 kan nggak masuk di sini.”
K.III.302S : “Iya.” K.III.303SS: “ Ooh Mudeng.”
K.III.304G : “Nah iki saiki wis, ooo mudeng i Anda sendiri lho ya?Berarti apa Anda menyimpulkan maks min? Nah sekarang
berikutnya ya? Nah. Tahu mas Tommy mengapa itu nggak -9?” Sedangkan S4 menurut guru bukan merupakan siswi yang cepat
menangkap materi seperti Qori. Tetapi justru S4 sering bertanya karena kekurangpahamannya dalam pembelajaran. Ketika guru sudah mengulangi
kembali penjelasannya, menurut guru, biasanya S4 kemudian mengerti. K.III.69G : “lanjut ke meja depannya Q S4He eh. Terus nanti
kalau sudah dinyatakan dalam bentuk a≤fx ≤b. He em, gitu.” K.III.70S4: “Terus, Bu?”
Ketika pembahasan pekerjaan yang dilakukan oleh Tommy pada
observasi keempat, guru menanyakan kepada forum kelas terkait kejelasan pekerjaan Tommy, tampak partisipasi S4 dalam pembelajaran melalui
transkrip berikut : K.IV.70S4 : “Beluum, Buu.”
K.IV.71G : “He?” K.IV.72G : “Maksudnya belum opo?”
K.IV.73beberapa siswa terdengar berbicara ada yang bilang “Mencoba bu, mencoba. Hahaha.” Ada yang terdengar berkata
pada temannya “iki x sing dilebokke sing..” K.IV.74G : “Tapi tahu iki?menunjuk pembahasan di papan
tulis”
K.IV.75S4 : mengangguk-angguk Pada beberapa menit setelahnya, pembahasan beralih ke nilai maksimum
fungsi 2x
2
-x
4
dalam interval {- ½ ≤ x ≤ ½}. S4 juga terlihat berpartisipasi.
Perhatikan transkrip video pembelajaran berikut :
K.IV.206S4 : “Maks nya berapa, Bu?” K.IV.207S10 : “Bisa, Bu.”
K.IV.208G : “Bisa ya?beralih ke S4 Pye?” K.IV.209S4 : “Maks-nya berapa, Bu?”
K.IV.210G : “Lha ya Anda berapa maks-nya?” K.IV.211S4 : “Tujuh per enam belas, Bu.”
K.IV.212G : “Min-nya?” K.IV.213S4 : “Nol.”
Tampak bahwa S4 menyebutkan jawaban yang benar dari penyelesaian soal yang sedang dibahas.
Untuk siswa yang teridentifikasi tidak teliti, guru menyebutkan S14. Guru mengungkapkan bahwa S14 seringkali tidak teliti dalam
perhitungan. Perhatikan transkrip berikut : W.IV.43aG : “Seperti yang depan itu, siapa tuh? E, itu kan pas itu
salah menyebut, karena kan dia ‘o, kurang teliti aja. ‘o, Iya’ gitu.” W.IV.44aP : “O, depan? Cewek apa cowok, Bu?”
W.IV.45aG : “Cowok. Sapa yo itu yo?e, bu, e sopo yo? Ada yang depan itu kan,kok pas ini kok salah dia o, .. nggak, nggak teliti
aja.” W.IV.219dG : “Yang kurang, itu ya. Itu, sopo itu. Sing neng
ngarep iki mau. Lha iki
kadang kan nggak teliti ni. Sopo iki? Jenenge ki
. Sana-sana. Lha, lha ini lho itu nggak teliti itu. Dia mesti kalau anu ‘kok kleru?’ Dia klerune nggak di, tapi dia nggak
teliti tu nyelidikinya tu. Kan trus misalnya pakai turunan pertama, dia nggak teliti. Sehingga seharusnya ada perubahan, dia, lha itu
lho. Jadi salah kan?” W.IV.220dP : “Ya. Ya. Untuk yang lain-lain? Dia turunan
pertama bisa tapi Bu?” W.IV.221dG : “Bisa heeh. Jadi menurunkan itu bisa, tapi setelah
menyelidiki biasanya, le salah.” W.IV.222dP : “Iya, iya.”
W.IV.223dG : “Turunannya bisa. Bener. Wis, terus, ini diselidiki. Terus, dia menyelidiki. Lha itu kadang yang nggak match.”
Pengenalan guru terhadap S14 terungkap melalui pernyataan guru “Dia
klerune nggak di, tapi dia nggak teliti tu nyelidikinya tu. Kan trus
misalnya pakai turunan pertama, dia nggak teliti. Sehingga seharusnya
ada perubahan, dia, lha itu lho. Jadi salah kan?” dan W.IV.45aG :
“Cowok. Sapa yo itu yo?e, bu, e sopo yo? Ada yang depan itu kan,kok pas
ini kok salah dia o, .. nggak, nggak teliti aja.”.
Guru mengungkapkan bahwa siswanya ini termasuk siswa yang tidak teliti. Ketelitian yang dimisalkan oleh guru adalah ketidaktelitian dalam
penyelidikanuji turunan pertama seperti yang telah dibahas pada subab sebelumnya bahwa untuk menentukan jenis titik stasioner, siswa harus
menyelidiki harga turunan pertama fungsi di sekitar titik stasioner. Sedangkan kenyataannya di lapangan peneliti menemui bahwa S14
memang tidak teliti. Hal ini terjadi pada kasus mencari nilai stasioner. S14 sudah benar memikirkan prosedur pengerjaan, hanya saja ketika substitusi,
S14 keliru mensubstitusi ke fungsi turunan, sehingga jawaban keliru WS.TS_S14. Tetapi S14 hanya perlu sedikit diingatkan dan ternyata
berhasil menjawab dengan benar. Berikut foto terkait :
Gb. 4.4 :S14 menyadari kekeliruannya sendiri saat menentukan titik stasioner f x = 2x
3
-3x
2
-12x+7.
Gb. 4.5: Perhitungan S14 dalam menentukan ordinat titik stasioner dari 2x
3
+3x
2
-72x+5.
Tampak bahwa memang sebenarnya S14 sudah mengerti konsep, tetapi tidak teliti dalam melihat. Hal ini menyebabkan sempat terjadi
kekeliruan. S14 akhirnya bisa melakukan hitungan dengan benar.