Kemonotonan dan Kecekungan Penggunaan Turunan

Bukti : Andaikan fc nilai maksimum f pada I dimana c bukan titik ujung maupun titik singular. Akan cukup untuk memperlihatkan bahwa c adalah titik stasioner. f c nilai maksimum maka fx ≤ fc untuk semua x dalam I, yaitu: ≤ − c f x f Jadi, jika x c sehingga x-c 0, maka ≥ − − c x c f x f ............1 sedangkan untuk x c, maka ≤ − − c x c f x f .............2 Tetapi f’c ada karena c bukan titik singular sehingga ketika x  c + dalam 1 dan x  c - dalam 2 diperoleh masing- masing f’c ≥ 0 dan f‘c ≤ 0. Perhatikan bahwa f’c ≥ 0 dan f‘c ≤ 0, dapat disimpulkan f’c = 0. Titik ujung, titik stasioner dan titik singular merupakan titik-titik kunci dari teori maks-min. Pada titik-titik ini nilai ekstrim seringkali terjadi. i ii iii titik-titik ujung titik-titik stasioner titik singular maks min maks min maks min Gb 2.5 : Macam-macam titik kritis: i, ii, iii. Sebarang titik dalam dalam daerah asal fungsi f yang termasuk salah satu dari tiga tipe ini disebut sebuah titik kritis. Bukti Teorema Nilai Rata-rata Perhatikan gambar 2.10. s x= fx – gx ..........1 Persamaan y = gx melalui a, fa, b, fb. Gradien gx adalah [fb-fab-a]. Maka persamaan gx diperoleh: Gb 2.10 : Sketsa grafik fx, gx dan sx dalam pembuktian Teorema Nilai Rata-rata. �� − �� = �� − �� � − � � − � … . 2 �� = �� + �� − �� � − � � − � … . 3 Melalui persamaan 1 dan 3 dapat kita peroleh bentuk lain dari persamaan sx = fx – gx, yaitu : �� = �� − �� − �� − �� � − � � − � … . 4 Untuk x = a, persamaan 4 akan menjadi a, fa b, fb y = fx s x y = gx b a x x y �� = �� − �� − ��−�� �−� � − � = 0 Untuk x = b, persamaan 4 akan menjadi �� = �� − �� − �� − �� � − � � − � = 0 Perhatikan bahwa sa = sb = 0 dan untuk x dalam a,b berlaku �′� = �′� − �� − �� � − � Akan dibuktikan bahwa ada bilangan c diantara a,b sedemikian sehingga s’c = 0 atau �′� = �′� − �� − �� � − � 0 = �′� − �� − �� � − � �′� = �� − �� � − � . S kontinu pada [a,b], karena merupakan selisih dua fungsi kontinu. Menurut Teorema Eksistensi Maks-Min, S memiliki baik nilai maksimum maupun minimum pada [a,b]. Akibatnya s’x = 0 untuk semua x dalam a,b. Jika salah satu nilai tersebut maksimum atau minimum bukan nol, maka nilai tersebut dicapai pada titik c karena s a = sb = 0. Menurut Teorema Titik Kritis s ’c = 0. c. Kemonotonan 1 Definisi menurut PurcellVarberg 1987:193 Andaikan f terdefinisi pada selang I terbuka, tertutup, atau tak satupun. Kita katakan bahwa : a f adalah naik pada I jika untuk setiap pasang bilangan x 1 dan x 2 dalam I, x 1 x 2 = fx 1 fx 2 b f adalah turun pada I jika untuk setiap pasang bilangan x 1 dan x 2 dalam I, x 1 x 2 = fx 1 fx 2 c f adalah monoton murni pada I jika ia naik pada I atau turun pada I. 2 Turunan Pertama dan Kemonotonan Kembali memperhatikan Teorema Nilai Rata-rata yang sudah dibahas terdahulu. Kita andaikan bahwa f kontinu pada I dan bahwa f’x 0 di setiap titik x dalam I. Ambil sembarang titik x 1 dan x 2 dengan x 1 x 2 . Berdasarkan Teorema Nilai Rata-rata yang ditetapkan pada selang [x 1 , x 2 ], terdapat sebuah bilangan c dalam x 1 , x 2 yang memenuhi : f x 2 – fx 1 = f ’c x 2 – x 1 Karena f ’x 0 maka diperoleh f x 2 fx 1 . Sesuai dengan definisi dapat disimpulkan ketika f’x 0 maka fx naik . Sedangkan andaikan f ’x 0 di setiap titik dalam I. Ambil sembarang titik titik x 1 dan x 2 dengan x 1 x 2 . Berdasarkan Teorema Nilai Rata-rata yang ditetapkan pada selang [x 1 , x 2 ], terdapat sebuah bilangan c dalam x 1 , x 2 yang memenuhi : f x 2 – fx 1 = f ’c x 2 – x 1 Karena f ’x 0 maka diperoleh f x 2 fx 1 . Sesuai dengan definisi dapat disimpulkan ketika f ’x 0 maka fx turun. Dengan ini dapat ditetapkan Teorema Kemonotonan PurcellVarberg, 1987:194 : Andaikan f kontinu pada selang I dan dapat didiferensialkan pada setiap titik dalam dari I. a Jika f ’x 0 untuk semua titik dalam x dari I, maka f naik pada I. b Jika f ’x 0 untuk semua titik dalam x dari I, maka f turun pada I. Contoh: Jika fx = 2x 3 -3x 2 -12x+7, cari di mana f naik dan di mana f turun. Penyelesaian: f ’x = 6x 2 -6x-12 = 6x+1x-2 f ’x 0 = f turun, berarti untuk mengetahui di mana f turun maka 6x+1x-2 0 dan 6x+1x-2 0 perlu dicari. Dengan mempergunakan prosedur penyelesaian pertidaksamaan diperoleh : f ’x 0 = f turun f ’x 0 = f naik Gb. 2.6 : Garis bilangan f ’x = 6x 2 -6x-12. Titik-titik pemisah adalah -1 dan 2 yang membagi sumbu –x atas 3 selang, yaitu - ∞, -1, -1,2, dan 2,∞. Dengan mempergunakan titik-titik uji -2, 0, 3 dapat dilihat bahwa f ’x 0 pada x ≤ -1 dan x ≥ 2 dan f ’x 0 pada -1 ≤ x ≤ 2. Berdasarkan teorema kemonotonan dapat disimpulkan bahwa f naik pada - ∞, -1] dan [2,∞; f turun pada [-1,2]. 3 Turunan Kedua dan Kecekungan PurcellVarberg 1987:196 menyebutkan dalam bukunya tentang turunan kedua dan kecekungan sebagai berikut : a Definisi : Andaikan f terdeferensial pada selang terbuka I = a,b. Jika f ’ naik pada I, f dan grafiknya cekung ke atas di sana; jika f ’ turun pada I, f cekung ke bawah pada I. b Teorema Kecekungan : Andaikan f terdeferensial dua kali pada selang terbuka a,b. i. Jika f ”x 0 untuk semua x dalam a,b, maka f cekung ke atas pada a,b. ii. Jika f ”x 0 untuk semua x dalam a,b, maka f cekung ke bawah pada a,b. -1 2 + ++ + + + - - - - f ‘ Contoh : Di mana fx = 13x 3 -x 2 -3x+4 naik, turun, cekung ke atas, dan cekung ke bawah? Penyelesaian: f ’x = x 2 -2x-3= x+1 x-3 f ”x = 2x-2 = 2x-1. Akan diselidiki di mana f naik f’x0, f turun f’x0, cekung ke atas f”x0, cekung ke bawah f”x0. Dengan mempergunakan penyelesaian pertidaksamaan diperoleh: Gb. 2.7: Garis bilangan f ’x = x 2 -2x-3 dan f ”x = 2x-2. Berdasarkan teorema kemonotonan, f naik pada - ∞, -1] dan [3, ∞; f turun pada [-1,3]; cekung ke atas pada [1, ∞; cekung ke bawah pada - ∞,1]. 4 Titik Balik PurcellVarberg 1987: 198 menyebutkan penjelasan mengenai titik balik seperti berikut ini : “Andaikan f kontinu di c. Kita sebut c,fc suatu titik balik dari grafik f jika f cekung ke atas pada satu sisi dan cekung ke bawah pada sisi lainnya dari c.” Pada buku Kalkulus karangan AyresMendelson 2006:84, istilah titik balik disebut dengan titik belok inflection point.

3. Maksimum Lokal dan Minimum Lokal

a. Definisi PurcellVarberg, 1987:202 : Andaikan S daerah asal f, memuat titik c. Kita katakan bahwa : i f c nilai maksimum lokal jika terdapat selang a,b yang memuat c sedemikian sehingga f c adalah nilai maksimum f pada a,b ∩ S ; 1 + + + - - - - f’’ -1 3 + ++ + + + - - - - f’ ii f c nilai minimum lokal f jika terdapat selang a,b yang memuat c sedemikian sehingga fc adalah minimum f pada a,b ∩ S ; iii fc nilai ekstrim lokal f jika ia berupa nilai maksimum lokal atau minimum lokal. b. Teorema Uji Turunan Pertama untuk Ekstrim Lokal Menurut PurcellVarberg 1987:203, andaikan f kontinu pada selang terbuka a,b yang memuat titik kritis c. i Jika f ’x 0 untuk semua x dalam a,c dan f ‘ x 0 untuk semua x dalam c, b, maka fc adalah nilai maksimum lokal f. ii Jika f ’x 0 untuk semua x dalam a,c dan f ‘ x 0 untuk semua x dalam c, b, maka fc adalah nilai minimum lokal f. iii Jika f ’x 0 bertanda sama pada kedua pihak c, maka f c bukan nilai ekstrim lokal f. Bukti : i Karena f ’x 0 untuk semua x dalam a,c, maka menurut Teorema Kemonotonan f naik pada a,c]. Menurut teorema yang sama, karena f ’x 0 untuk semua x dalam [c,b, maka f turun pada [c,b. Sehingga, f x f c untuk semua x dalam a,b, kecuali tentu saja di x = c. Jadi fc adalah maksimum lokal. ii Karena f ’x 0 untuk semua x dalam a,c, maka menurut Teorema Kemonotonan f turun pada a,c]. Menurut teorema yang sama, karena f ’x 0 untuk semua x dalam [c,b, maka f naik pada [c,b. Sehingga, f x f c untuk semua x dalam a,b, kecuali tentu saja di x = c. Jadi fc adalah minimum lokal. iii Karena f ’x 0 untuk semua x dalam a,c, maka menurut Teorema Kemonotonan f turun pada a,c]. Menurut teorema yang sama, karena f ’x 0 untuk semua x dalam [c,b, maka f juga turun pada [c,b. Sehingga, tidak terjadi f x f c untuk semua x dalam a,b. Jadi fc bukan minimum lokal. Dan karena f ’x 0 untuk semua x dalam a,c, maka menurut Teorema Kemonotonan f naik pada a,c]. Menurut teorema yang sama, karena f ’x 0 semua x dalam [c,b, maka f juga naik pada [c,b. Sehingga, tidak terjadi f x f c untuk semua x dalam a,b. Jadi fc bukan maksimum lokal.

4. Penggambaran Grafik Canggih Polinom

Polinom derajat 1 atau 2 sudah tidak asing lagi untuk digambar grafiknya; yang berderajat 50 hampir mustahil untuk digambarkan. Jika terdapat derajat yang cukup ukurannya katakanlah 3 sampai 6, kalkulus bisa membantu kita untuk menggambarkan. Perhatikan contoh di bawah ini. 1 Contoh : Sketsakan grafik �� = 3 � 5 −20� 32 3 Penyelesaian : karena f-x = -fx, f adalah fungsi ganjil, oleh karena itu grafikya simetri terhadap titik asal. Dengan menetapkan fx=0, kita temukan perpotongan sumbu x adalah 0 dan ± �20 3 � ≈ ±2,6. Kita dapat melangkah sejauh ini tanpa kalkulus. Bilamana kita differensialkan f, kita peroleh

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU MATEMATIKA DALAM PENYUSUNAN RPP Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru Matematika SMP Negeri 1 Mojogedang Dalam Penyusunan RPP.

0 1 18

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU MATEMATIKA SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG DALAM PENYUSUNAN Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru Matematika SMP Negeri 1 Mojogedang Dalam Penyusunan RPP.

0 0 16

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU BERPENGALAMAN DAN CALON GURU BIOLOGI.

6 29 29

PENGEMBANGAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU BIOLOGI SMA PADA MATERI JAMUR

0 0 5

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika khususnya terkait bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh guru matematika di 2 SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 14 235

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika terkait bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh 2 guru matematika SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 0 136

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU MATEMATIKA DI SMA TERKAIT DENGAN PENGETAHUAN GURU MENGENAI CARA BERPIKIR SISWA DAN MISKONSEPSI SISWA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ma

0 2 110

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) terkait bahan ajar dan bagaimana bahan ajar disampaikan oleh guru matematika di 2 SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 6 136

Identifikasi Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika terkait bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh seorang guru matematika di SMA Stella Duce I dan seorang guru matematika di SMA Kolese De Britto - USD Repository

0 0 154

Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru matematika di SMA Negeri 1 Klaten terkait pengetahuan guru tentang konsepsi dan miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran materi fungsi naik, fungsi turun, dan titik stasioner - USD Repository

0 6 317