dapat membaca lambang grafik tersebut sehingga mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.
Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa menulis pada intinya merupakan ungkapan pikiran atau perasaan seseorang melalui mendia tulisan.
Tentu saja dalam hal ini tulisan yang dipakai merupakan hasil kesepakatan para pemakai bahasa yang satu dengan yang lainnya.
2.2.2 Pengertian Puisi
Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti “pembuatan”. Di dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi
dikatakan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan
atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik secara fisik maupun batiniah. Aminuddin 1995:134 berpendapat bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra
yang menggunakan kata-kata sebagai media penyajian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam
menggambarkan gagasan pelukisnya. Menurut KKBI, edisi keempat 2008: 12, puisi adalah ragam sastra yang
bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga
mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Menurut Mattwe Arnold dalam Situmorang, 1974:8, puisi adalah satu- satunya cara yang paling indah, impresif, dan yang paling efektif mendendangkan
sesuatu. Dengan puisi, manusia dapat menggambarkan pikiran, perasaan, dan pengalaman sebab manusia juga memerlukan suatu hal yang bersifat
menyedihkan atau menggembirakan. Wirjosoedarno dalam Pradopo, 1990:6, mendefinisikan puisi sebagai
karangan tidak terikat, bentuk karangan bebas atau prosa. Ciri-ciri puisi antara lain:
1 banyak baris dalam tiap bait suku karangan,
2 banyak kata dalam tiap baris,
3 banyak suku kata tiap baris,
4 rima, dan
5 irama.
Waluyo 1987:25 juga mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan batinnya.
Pengertian puisi saat ini sudah mengalami perkembangan yakni pada penciptaan puisi yang modern dan tidak lagi terikat oleh kaidah-kaidah seperti
banyaknya baris, banyaknya kata, banyaknya suku kata, rima, dan irama dalam tiap baris. Akan tetapi, ragam puisi seperti pantun, talibun, gurindam, masih
menjadi bahan pembelajaran yang diakui sebagai hasil kesusastraan masyarakat lama yang menjadi perbendaharaan karya sastra.
2.2.3 Pengajaran Puisi