Peningkatan kemampuan menulis puisi berdasarkan pendekatan Multiple Intelligences pada siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

(1)

vi

ABSTRAK

Wiratsih, Woro. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Pendekatan Multiple Intelligences pada Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang. Data diperoleh dari hasil tes dan nontes. Aspek yang dianalisis yaitu kemampuan menulis puisi siswa yang berpedoman pada indikator penilaian sebagai berikut: (1) diksi, (2) citraan, (3) kata-kata konkret, (4) bahasa kiasan, dan (5) rima.

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa pendekatan

multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil analisis data kuantititif yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai menulis puisi siswa pada kondisi awal adalah 53.64, pada siklus I meningkat menjadi 66.93, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 75.93. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada kondisi awal hanya 7 siswa atau 25% siswa, pada siklus I meningkat menjadi 18 siswa atau 64 % siswa, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 24 siswa atau 86% siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII F pada siklus I dan siklus II. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yang artinya hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Melalui pendekatan multiple intelligences, siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan lebih mudah karena konteks belajar yang lebih dekat dengan siswa.

Penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif teknik baru dalam pembelajaran menulis puisi. Bagi siswa, penerapan pendekatan multiple intelligences dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka dalam pemilihan kata pada penulisan puisi. Selain itu, penelitian ini menjadi salah satu sumber referensi baru bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis dengan menerapkan pendekatan multiple intelligences untuk meningkatan kemampuan menulis puisi siswa.


(2)

vii

ABSTRACT

Wiratsih, Woro. 2013. The Improvement of Writing Poetry Skill Based on Intelligences Approach for Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School Students VIII F Batch 2012/2013. Thesis S1. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD

The research aimed to improve the skill for VIII F students of Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School 2012/2013 in writing poetry skill based on multiple intelligences approach. The background of this research is dealing with the students’ difficulties in writing poetry.

The objective of this research is a classroom action research which is conducted in two cycles. Each cycle consists of four steps: planning, action, observation, and reflection. The subject of this research is 28 students of VIII F Pangudi Luhur 1 Junior High School 2012/2013 semester 2. The data is taken from the result of test results and non-test. The analyzing aspect is student’s skill in writing persuasive paragraph based on the assessment indicator, as follows: (1) diction, (2) images, (3) concrete words, (4) figurative language, and (5) rhyme.

The result of the classroom action showed that multiple intelligences approach helped students to improve the skill of writing poetry. The improvement can be seen from the result of the quantitative analysis that shows that in the beginning the students’ averages score in writing poetry is 53.64, in the first cycles increased up to 66.93, and the second cycles increased up to 75.93. The students who achieve accomplishment study on the first conditions only 7 students or 25% of students, in the first cycles increased up to 18 students or 64% and in the second cycles increased up to 24 students or 86%. It can be concluded that there is significant improvement in the skill to write poetry of student class VIII F in the first cycle and second cycle. The results of hypothesis test showed t-test in number is larger than t-table. Therefore the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is failed to reject. It means the research result in accordance with the formulated hypothesis.

Based on those data, it can be conclude that by using multiple intelligences approach could improve students’ skill in writing poetry. By using multiple intelligences approach students’ could absorb the subject easily because the learning context is closer to the students.

This research give benefits to many sides. For teachers, the results of this research canbe used as an alternativetechnique in the writing poetry learing process. For students, the implementation of using multiple intelligences approachcan develope their creativity and imagination in the wording aspect of writing poetry. The result of this research can also be used for other researches can aplly the multiple intelligences approach to develope students’ skill in writing poetry.


(3)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BERDASARKAN PENDEKATAN MULTIPLE INTELLIGENCES PADA SISWA KELAS VIII F SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh Woro Wiratsih

091224027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

(5)

(6)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

-Roma 12:12-

Perubahan memang tidak menjamin perbaikan, tapi tidak ada perbaikan yang bisa dicapai tanpa perubahan.

-Mario Teguh-

Untuk menang, orang tidak harus menang. Berhasil menghindari kekalahan besar, adalah juga kemenangan.

-Mario Teguh-

Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the present.

-Mr. Oogway-

Dengan penuh kasih darinya, kupersembahkan karya kecil pertama ku ini untuk Ayah dan Ibu tercinta yang membuatku memahami hidup ini.


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Desember 2013

Penulis


(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Woro Wiratsih

Nomor Induk Mahasiswa : 091224027

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BERDASARKAN PENDEKATAN MULTIPLE INTELLIGENCES PADA SISWA KELAS VIII F SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 16 Desember 2013 Yang menyatakan


(9)

vii

ABSTRAK

Wiratsih, Woro. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Pendekatan Multiple Intelligences pada Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang. Data diperoleh dari hasil tes dan nontes. Aspek yang dianalisis yaitu kemampuan menulis puisi siswa yang berpedoman pada indikator penilaian sebagai berikut: (1) diksi, (2) citraan, (3) kata-kata konkret, (4) bahasa kiasan, dan (5) rima.

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa pendekatan

multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil analisis data kuantititif yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai menulis puisi siswa pada kondisi awal adalah 53.64, pada siklus I meningkat menjadi 66.93, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 75.93. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada kondisi awal hanya 7 siswa atau 25% siswa, pada siklus I meningkat menjadi 18 siswa atau 64 % siswa, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 24 siswa atau 86% siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII F pada siklus I dan siklus II. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yang artinya hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Melalui pendekatan multiple intelligences, siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan lebih mudah karena konteks belajar yang lebih dekat dengan siswa.

Penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif teknik baru dalam pembelajaran menulis puisi. Bagi siswa, penerapan pendekatan multiple intelligences dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka dalam pemilihan kata pada penulisan puisi. Selain itu, penelitian ini menjadi salah satu sumber referensi baru bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis dengan menerapkan pendekatan multiple intelligences untuk meningkatan kemampuan menulis puisi siswa.


(10)

viii

ABSTRACT

Wiratsih, Woro. 2013. The Improvement of Writing Poetry Skill Based on Intelligences Approach for Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School Students VIII F Batch 2012/2013. Thesis S1. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD

The research aimed to improve the skill for VIII F students of Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School 2012/2013 in writing poetry skill based on multiple intelligences approach. The background of this research is dealing with the students’ difficulties in writing poetry.

The objective of this research is a classroom action research which is conducted in two cycles. Each cycle consists of four steps: planning, action, observation, and reflection. The subject of this research is 28 students of VIII F Pangudi Luhur 1 Junior High School 2012/2013 semester 2. The data is taken from the result of test results and non-test. The analyzing aspect is student’s skill in writing persuasive paragraph based on the assessment indicator, as follows: (1) diction, (2) images, (3) concrete words, (4) figurative language, and (5) rhyme.

The result of the classroom action showed that multiple intelligences approach helped students to improve the skill of writing poetry. The improvement can be seen from the result of the quantitative analysis that shows that in the beginning the students’ averages score in writing poetry is 53.64, in the first cycles increased up to 66.93, and the second cycles increased up to 75.93. The students who achieve accomplishment study on the first conditions only 7 students or 25% of students, in the first cycles increased up to 18 students or 64% and in the second cycles increased up to 24 students or 86%. It can be concluded that there is significant improvement in the skill to write poetry of student class VIII F in the first cycle and second cycle. The results of hypothesis test showed t-test in number is larger than t-table. Therefore the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is failed to reject. It means the research result in accordance with the formulated hypothesis.

Based on those data, it can be conclude that by using multiple intelligences approach could improve students’ skill in writing poetry. By using multiple intelligences approach students’ could absorb the subject easily because the learning context is closer to the students.

This research give benefits to many sides. For teachers, the results of this research canbe used as an alternativetechnique in the writing poetry learing process. For students, the implementation of using multiple intelligences approachcan develope their creativity and imagination in the wording aspect of writing poetry. The result of this research can also be used for other researches can aplly the multiple intelligences approach to develope students’ skill in writing poetry.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Pendekatan

Multiple Intelligences Pada Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan selaku dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah mendampingi, membimbing, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I yang dengan pengertian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(12)

x

5. Segenap dosen Program Studi PBSI yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan, bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai.

6. Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah di PBSI sampai penyusunan skripsi ini.

7. JA. Retno Widyasturui, S.Pd, yang bersedia memberikan bimbingan, bantuan, dan masukan selama proses penelitian.

8. Kedua orang tua tercinta, Hadi Praptono Suryo Deksono dan Ibu Ika Yuliani Girindra Wardani, yang telah memberikan cinta, doa dan dukungan, baik secara moral maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah. 9. Bartolomeus Bayu Aji, S.Pd., yang tidak lelah memberikan dukungan dan

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Seluruh siswa kelas VIIIF semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, yang telah bersedia dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini.

11.Caecilia Petra Gading May Widyawari, S.Pd., Nuansa Asa Nuarindah, S.Pd., Tofan Gustyawan yang telah berjuang belajar bersama dalam perkuliahan dan bersedia menemani, memberikan semangat, bantuan, dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman yang sudah membantu terlaksananya penelitian, Fransiska Ayu Krisnasari dan Maria Regina Saraswati,S.Pd.

13.Teman-teman PBSI angkatan 2009 yang tidak dapat disebut satu per satu, khususnya kelas A. Terima kasih atas dukungan, motivasi, semangat, dan kebersamaan yang terjalin selama ini.

14.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila laporan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat


(13)

xi

mengharapkan berbagai saran dan kritik dari para pembaca. Penulis berharap agar laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 16 Desember 2013

Woro Wiratsih


(14)

xii

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR SKEMA ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5


(15)

xiii

1.6 Sistematika Penyajian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Menulis Puisi ... 9

2.2.1 Pengertian Menulis ... 9

2.2.2 Pengertian Puisi ... 10

2.2.3 Pengajaran Puisi ... 12

2.3 Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences ... 14

2.3.1 Pengertian Kecerdasan ... 14

2.3.2 Teori Multiple Intelligences ... 15

2.3.3 Sembilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) ... 17

2.3.4 Penerapan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Menulis Puisi ... 22

2.4 Kerangka Berpikir ... 24

2.5 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Subjek Penelitian ... 27

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.4 Variabel Penelitian ... 27

3.5 Prosedur Penelitian... 27

3.5.1 Siklus I ... 28

3.5.2 Siklus II ... 30

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.7 Instrumen Penelitian... 34


(16)

xiv

3.9 Indikator Keberhasilan ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.1.1 Siklus I ... 42

4.1.2 Siklus II ... 56

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi ... 68

4.2.2 Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-rata Siswa ... 70

4.2.3 Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar ... 71

4.3 Uji Hipotesis ... 74

4.3.1 Uji Normalitas ... 74

4.3.2 Paired Sample T Test ... 77

BAB V PENUTUP ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Instrumen Observasi untuk Guru ... 34

Tabel 3.2 Instrumen Observasi untuk Siswa ... 35

Tabel 3.3 Pertanyaan untuk Guru dan Siswa ... 36

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Puisi ... 38

Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan ... 41

Tabel 4.1 Observasi Proses Pembelajaran pada Siklus I... 50

Tabel 4.2 Observasi Proses Pembelajaran pada Siklus II ... 61

Tabel 4.3 Data Peningkatan Kemampuan Siswa dalamPembelajaran Menulis Puisi pada Siklus I... 69

Tabel 4.4 Data Peningkatan Kemampuan Siswa dalamPembelajaran Menulis Puisi pada Siklus II ... 69

Tabel 4.5 Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas ... 71

Tabel 4.6 Uji Normalitas Nilai Kondisi Awal dan Siklus I ... 75

Tabel 4.7 Uji Normalitas Nilai Siklus I dan Siklus II ... 76

Tabel 4.8 Uji Normalitas Kondisi Awal dan Siklus II ... 77

Tabel 4.9 Uji-t Kondisi Awal dan Siklus I ... 79

Tabel 4.10 Uji-t Siklus I dan Siklus II ... 80

Tabel 4.11 Uji-t Kondisi Awal dan Siklus II ... 81

Tabel 4.12 Perbandingan Skor pada Kondisi Awal dan Siklus I ... 82

Tabel 4.13 Perbandingan Skor pada Siklus I dan Siklus II ... 84


(18)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Hal.

Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa ... 72 Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Silus I ... 72 Diagram 4.3 Presentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Siklus II ... 73


(19)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Hal.

Grafik 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa ... 43

Grafik 4.2 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Siklus I ... 46

Grafik 4.3 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Siklus II ... 57

Grafik 4.4 Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa ... 70

Grafik 4.5 Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa pada Pembelajaran Menulis Puisi dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir ... 70


(20)

xviii

DAFTAR SKEMA

Hal.


(21)

xix

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 4.1 Menjelaskan Materi Pembelajaran Menulis Puisi ... 53

Gambar 4.2 Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Puisi ... 54

Gambar 4.3 Siswa Membacakan Puisi yang Telah Ditulis ... 55

Gambar 4.4 Menjelaskan Materi Pembelajaran Menulis Puisi ... 64

Gambar 4.2 Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Puisi ... 65


(22)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Silabus pembelajaran SMP kelas VIII ... 95 RPP Siklus I ... 97 RPP Siklus II ... 106 Instrumen Penelitian Siklus I ... 116 Instrumen Penelitian Siklus II ... 118 Pedoman Dokumentasi Aktivitas Siswa pada siklus I dan Siklus II ... 120 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Penelitian Dilaksanakan ... 121 Pedoman Wawancara Guru pada Siklus I dan Siklus II ... 123 Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 124 Hasil Refleksi Siklus I ... 128 Hasil Refleksi Siklus II ... 131 Hasil Wawancara Guru Sebelum Penelitian Dilaksanakan ... 134 Hasil Wawancara Guru pada Siklus I dan Siklus II ... 138 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 142 Instrumen Observasi... 152 Nilai Siswa pada Kondisi Awal ... 154 Nilai Siswa pada Siklus I ... 156 Nilai Siswa pada Siklus II ... 158 Nilai Keseluruhan Mata Pelajaran Siswa ... 160 Surat Permohonan Ijin Penelitian... 162 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 163 Daftar Nama Siswa ... 164 Hasil Kerja Siswa ... 165


(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperoleh bagi

anak-anak atau pun orang dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang

agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Saat ini

dunia pendidikan makin dituntut untuk menciptakan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas, kreatif, aktif, dan inovatif dalam segala bidang. Hal ini

kiranya dapat dimulai dari pelaksanaan kegiatan belajar yang aktif, dimana peserta

didik secara aktif membangun sendiri pengetahuannya. Peserta didik sendirilah

yang bertanggung jawab mengolah, mendalami, mencari makna, merumuskan apa

yang mereka pelajari dan membandingkan apa yang mereka ketahui dengan

pengetahuan tersebut (Suparno, 2002).

Pelaksanaan proses pembelajaran di Indonesia pada masa sebelumnya

lebih banyak menggunakan pendekatan yang bertumpu pada aktivitas guru,

sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan

belum terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran. Pada saat ini, telah

banyak dikembangkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang bertumpu pada

aktivitas siswa. Pembelajaran yang bertumpu pada aktivitas siswa menekankan

kepada aktivitas-aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar

berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara


(24)

siswa dikembangkan untuk membantu peserta didik agar bias belajar mandiri dan

kreatif, sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri.

Dalam proses pembelajaran, kebanyakan guru bahasa Indonesia mengajar

di depan kelas dan siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat penjelasan

guru, akhirnya siswa menjadi tidak mengerti, tidak menemukan ide dan juga tidak

mengajukan idenya. Kasus lain yang terjadi adalah kebanyakan guru bahasa

Indonesia mengajar dengan menekankan salah satu aspek kemampuan berbahasa

siswa saja, sehingga tidak sesuai dengan implementasi SK dan KD yang sedang

diajarkan di kelas. Misalnya, SK yang berhubungan dengan aspek berbicara,

tetapi implementasinya dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa hanya

membaca dan menuliskan ide yang seharusnya diucapkan sesuai dengan aspek

berbicara yang sedang diajarkan.

Dilihat dari segi kecerdasannya, setiap siswa dalam satu kelas memiliki

kecerdasan yang berbeda-beda. Setiap siswa mempunyai beberapa cara untuk

mengkonstruksi pengetahuannya yang kadang-kadang sangat berbeda dengan

temannya (Suparno, 2002). Sebagai implikasinya, sangat penting dalam kegiatan

pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator, menciptakan suasana yang

menyenangkan dan metode-metode pembelajaran yang bisa membantu siswa

untuk mengkonstruksi pengetahuannya.

Howard Gardner (Yaumi, 2012:12) dalam penelitiannya, menemukan

sembilan kemampuan manusia yang disebutnya dengan istilah kecerdasan, yaitu:


(25)

jasmaniah-kinestetik, berirama-musik, intrapersonal, interpersonal, naturalistik,

eksistensial-spiritual. Teori kecerdasan ini sering disebut sebagai teori kecerdasan ganda

(Multiple Intelligences). Jika teori Multiple Intelligences diterapkan dalam pembelajaran, akan mempengaruhi bagaimana materi pelajaran itu diajarkan dan

dipelajari. Pembelajaran yang menerapkan teori Multiple Intelligences

menekankan pendekatan yang lebih personal pada situasi dan karakter siswa.

Pembelajaran ini tidak hanya dengan ceramah saja, tetapi guru mengolah materi

yang akan diajarkan dengan teknik yang bervariasi sehingga siswa bisa terbantu

secara tepat.

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, merupakan salah satu Sekolah

Menengah Pertama yang berada di Yogyakarta. SMP Pangudi Luhur 1

Yogyakarta JalanTimoho II Nomor 29. Observasi awal sebelum penelitian tentang

pembelajaran menulis puisi, dengan mewawancarai guru yang bersangkutan,

didapatkan beberapa permasalahan, salah satu permasalahannya adalah pada hasil

belajar siswa masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan siswa kurang

semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan juga siswa suka

menunda tugas yang diberikan oleh guru.

Kegiatan ceramah yang dilakukan oleh guru sama sekali tidak salah,

namun ketika ceramah kebanyakan guru tidak berusaha untuk mendekati siswa

secara emosional, hanya ceramah dan tidak memperhatikan situasi dan kondisi

siswa di kelas. Metode ceramah juga tidak bias dilepaskan dari proses

pembelajaran, metode ceramah juga akan membuat siswa mendapat hasil belajar


(26)

kemungkinan guru kurang menguasai materi dan metode pembelajaran yang baik

sehingga berpengaruh pada siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan

guru kemudian siswa menganggap pembelajaran yang diberikan tidak memiliki

arti yang penting.

Metode pembelajaran yang biasa diterapkan guru dalam pembelajaran di

kelas adalah pembelajaran konvensional, yaitu metode pembelajaran yang hanya

memberikan materi begitu saja pada siswa sehingga siswa tidak dilibatkan terlalu

banyak dalam pembelajaran. Pembelajaran konvensional cenderung

meminimalkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa

menjadi pasif. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses pembelajaran dapat

berpengaruh pada siswa, sehingga takut dan malu bertanya pada guru mengenai

materi yang kurang dipahami. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa

pembelajaran konvensional aktivitas pembelajaran di kelas seluruhnya

dikendalikan guru dan siswa cenderung hanya menerima materi pembelajaran.

Metode pembelajaran yang seperti ini akan membuat siswa merasa bosan dalam

proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa menjadi rendah, karena guru tidak

mengajak siswa untuk belajar bersama. Selanjutnya, akibat yang terakhir ketika

siswa dihadapkan pada tes, hasil belajar yang didapat tidak maksimal.

Dengan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengadakan penelitian

mengenai penerapan pendekatan Multiple Intelligences dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada topik menulis puisi. Peneliti mengharapkan bahwa apabila


(27)

Indonesia, siswa semakin terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan terbantu

untuk memahami materi yang dipelajarinya.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Apakah kemampuan menulis puisi siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

kelas VIII F semester 2 tahun ajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan dengan

penerapan pendekatan multiple intelligences?” 1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam Penelitian Tindakan kelas ini untuk

mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis pusi siswa SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta kelas VIII F semester 2 tahun ajaran 2012/2013 dengan

penerapan pendekatan multiple intelligences.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat

membantu guru untuk mengajar bahasa Indonesia dengan metode yang cocok

agara tidak membosankan siswa dan membantu siswa sedini mungkin untuk

mengembangkan inteligensinya.

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa kelas VIII F

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 untuk

memanfaatkan inteligensi ganda (Multiple Intelligences) dalam mempelajari bahasa Indonesia dengan teknik yang sesuai.

3. Bagi penulis, dapat mengetahui teknik-teknik yang sesuai bagi siswa dan


(28)

sehingga dapat membantu siswa belajar bahasa Indonesia sesuai dengan

kemamuan yang mereka miliki dan menjadi bekal bagi penulis untuk terjun

dalam dunia kependidikan nantinya.

1.5Batasan Istilah

Batasan istilah perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan pemahaman

dalam penafsiran. Adapun istilah-istilah yang perlu dibatasi adalah sebagai

berikut:

1. Kecerdasan

Kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk

belajar dari pengalaman masa lalu seseorang (Thomas Amstrong,

2002:2).

2. Multiple Intelligences

Multiple intelligence artinya bermacam-macam kecerdasan. Setiap orang

memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar

pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut

Gardner adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang

dapat ditumbuhkembangkan (Thomas Amstrong, 2002:3)

3. Menulis

Keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara

tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan,

1982:3).

4. Puisi

Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh iraa, matra, rima, serta


(29)

dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan

pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan

bunyi, irama, dan makna khusus (KKBI edisi keempat, 2008:1112).

1.6Sistematika Penyajian

Sistem penyajian penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I pendahuluan berisi

tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II landasan teori berisi

tentang tinjauan pustaka dan kajian teori. Bab III metodologi penelitian berisi

tentang rancangan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, prosedur

penelitian, tahap pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV hasil

penelitian tentang kemampuan menulis puisi menggunakan pembelajaran berbasis

multiple intelligences pada siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Bab V penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.


(30)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian tentang pembelajaran menulis puisi telah banyak

dilakukan. Namun demikian, penelitian yang terkait dengan pembelajaran

Multiple Intelligences masih jarang dilakukan.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chatarina

Tunik dengan judul “Pengaruh Penerapan Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) pada Pembelajaran Matematika dengan Topik Kombinatorik dan Permutasi di Kelas XI IPA 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta”. Dalam penelitiannnya, Chatarina menjelaskan pengaruh penerapan teori kecerdasan ganda (multiple intelligences) terhadap tingkat keterlibatan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika.

Dalam penelitiannya, Chatarina (2007:3) menggunakan metode penelitian

tindakan kelas dengan model siklus. Siklus yang dilakukan meliputi lima siklus,

di mana masing-masing siklus terdiri dari satu kegiatan pembelajaran.

Persamaan penelitian Chatarina dengan penulis adalah kesamaan penerapan

teori multilpe intelligences. Namun demikian, ada perbedaan yang terdapat pada pembelajaran matematika yang digunakan Chatarina dalam penelitiannnya dengan

pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan peneliti dalam melakukan


(31)

Dalam penelitian Herman Yosef M. Koten dengan judul “Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V dan VI SD Kanisius Demangan Baru Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010)” menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif karena bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada.

Persamaan penelitian Herman dengan peneliti adalah mengukur kemampuan

menulis puisi pada siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Artikel yang relevan dari penelitian ini adalah artikel yang berjudul

Multiple Intelligences: Penerapannya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD”oleh Rishe Purnama Dewi dalam Widya Dharma: Jurnal Kependidikan tahun 2012. Dalam jurnal tersebut, dipaparkan mengenai penerapan multiple intelligences dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Persamaan jurnal tersebut dengan penulis adalah kesamaan penerapan teori multilpe intelligences dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaan jurnal tersebut dengan penelitian ini terletak pada materi pembelajaran bahasa Indonesia yang

diterapkan dan jenjang pendidikan yang diteliti.

2.2 Menulis Puisi

2.2.1 Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis juga merupakan kegiatan yang ekspresif (Tarigan, 1982:3). Pada bagian

lain, Tarigan (1982:27) memberikan suatu batasan atau pengertian tentang

menulis sebagai cara menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang


(32)

dapat membaca lambang grafik tersebut sehingga mereka memahami bahasa dan

gambaran grafik tersebut.

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa menulis pada intinya

merupakan ungkapan pikiran atau perasaan seseorang melalui mendia tulisan.

Tentu saja dalam hal ini tulisan yang dipakai merupakan hasil kesepakatan para

pemakai bahasa yang satu dengan yang lainnya.

2.2.2 Pengertian Puisi

Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti “pembuatan”. Di dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi dikatakan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya

seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan

atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik secara fisik maupun batiniah.

Aminuddin (1995:134) berpendapat bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra

yang menggunakan kata-kata sebagai media penyajian untuk membuahkan ilusi

dan imajinasi seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam

menggambarkan gagasan pelukisnya.

Menurut KKBI, edisi keempat (2008: 12), puisi adalah ragam sastra yang

bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait;

gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan

tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.

Menurut Mattwe Arnold (dalam Situmorang, 1974:8), puisi adalah


(33)

sesuatu. Dengan puisi, manusia dapat menggambarkan pikiran, perasaan, dan

pengalaman sebab manusia juga memerlukan suatu hal yang bersifat

menyedihkan atau menggembirakan.

Wirjosoedarno (dalam Pradopo, 1990:6), mendefinisikan puisi sebagai

karangan tidak terikat, bentuk karangan bebas atau prosa. Ciri-ciri puisi antara

lain:

1) banyak baris dalam tiap bait (suku karangan),

2) banyak kata dalam tiap baris,

3) banyak suku kata tiap baris,

4) rima, dan

5) irama.

Waluyo (1987:25) juga mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra

yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun

dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian

struktur fisik dan batinnya.

Pengertian puisi saat ini sudah mengalami perkembangan yakni pada

penciptaan puisi yang modern dan tidak lagi terikat oleh kaidah-kaidah seperti

banyaknya baris, banyaknya kata, banyaknya suku kata, rima, dan irama dalam

tiap baris. Akan tetapi, ragam puisi seperti pantun, talibun, gurindam, masih

menjadi bahan pembelajaran yang diakui sebagai hasil kesusastraan masyarakat


(34)

2.2.3 Pengajaran Puisi

a. Tujuan Pengajaran Puisi

Tujuan pengajaran puisi, tidak terlepas dari tujuan pengajaran sastra secara

umum, karena puisi adalah bagian dari karya sastra. Tujuan pengajaran sastra

pada hakikatnya adalah menanamkan rasa peka terhadap karya sastra

(Situmorang, 1983:25). Mengajarkan puisi berarti mengungkapkan suatu dunia

kehidupan dengan medium bahasa yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu

sesuai dengan norma-norma estetis puisi. Untuk mencapai estetika puisi ini selalu

membutuhkan kemahiran dan kecakapan yang baik (Situmorang, 1983: 26).

b. Metode Pengajaran Puisi

Rahmanto (1996: 48-52) mengatakan bahwa ada beberapa langkah dalam

teknik pengajaran puisi, adalah sebagai berikut.

1. Pelacakan pendahuluan

Sebelum menyajikan puisi di depan kelas, guru perlu mempelajari terlebih

dahulu untuk memperoleh pemahaman awal tentang puisi yang akan

disajikan sebagai bahan. Pemahaman ini sangat penting terutama untuk dapat

menentukan strategi yang tepat,menentukan aspek-aspek yang perlu

mendapat perhatian khusus dari siswa dan meneliti fakta-fakta yang masih

perlu dijelaskan.

2. Penentuan sikap praktis

Puisi yang akan disajikan di depan kelas hendaklah diusahakan tidak terlalu

panjang agar dapat dibahas sampai selesai dalam setiap pertemuan.


(35)

diberikan oleh guru sastra untuk mempermudah siswa memahami puisi yang

disajikan.

3. Introduksi

Banyak faktor yang mempengaruhi penyajian pengantar initermasuk situasi

dan kondisi pada saat materi disajikan. Pengantar iniakan sangat tergantung

pada setiap individu guru, keadaan siswa danjuga karakteristik puisi yang

akan diberikan.

4. Penyajian

Penyajian adalah tahap pembelajaran puisi dengan menyajikan puisi yang

akan dipelajari. Penyajian puisi ini bisa dengan dibacaka natau dengan

rekaman. Jika puisi sulit ditangkap isinya, maka guru bias mengulangi

pembacaan puisi tersebut.

5. Diskusi

Setelah penyajian puisi selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah

diskusi. Diskusi adalah pembahasaan puisi, baikdalam hal gaya bahasa

maupun isi atau makna yang dikandung.

6. Pengukuhan

Pengukuhan adalah latihan lanjutan di luar kelas.Ini dilakukan ketika siswa

menerima puisi dengan antusias sehingga mengesankansiswa.Pengukuhan ini

bisa dikembangkan dengan pembacaan puisioleh siswa atau latihan menulis


(36)

c. Pengajaran Menulis Puisi

Latihan atau pengajaran penulisan puisi terhadap siswa adalah untuk

mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan berbahasa. Selainitu,

pengajaran penulisan puisi juga diharapkan siswa dapat memperoleh minat segar

yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri (Rahmanto, 1988:118).

Pengajaran penulisan puisi dapat menggunakan model. Hendaknya model

yang cocok dan mudah untuk ditiru. Puisi yang cocok sebagai model untuk latihan

menulis, biasanya puisi berbentuk bebas dan sederhana, berisi hasil pengamatan

yang berupa imbauan atau pernyataan. Perlu juga dikemukakan masalah "kiasan"

meski pada tahap yang masing awal. Kiasan tidak hanya dapat menimbulkan

pengaruh keindahan khusus bagi pembaca, sehingga puisi-puisi yang cukup

banyak mengandung metafora cocok untuk dijadikan model penulisan (Rahmanto,

1988:118-119).

2.3 Pembelajaran Berbasis Mulitiple Intelligences

2.3.1 Pengertian Kecerdasan

Istilah kecerdasan atau Intelligences memiliki pengertian yang luas dan kompleks. Para ahli psikologi mengartikan kecerdasan sebagai keseluruhan

kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, menguasainya dan

mempraktekkannya dalam pemecahan suatu masalah. Menurut Handy Susanto

(2005 : 68) kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

melihat suatu masalah lalu menyelesaikannya atau membuat sesuatu yang dapat


(37)

Menurut Thomas Amstrong (2002:2) kecerdasan adalah kemampuan untuk

menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa

lalu seseorang. Gardner, seorang Psikolog Amerika mengatakan bahwa

kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan

produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dari suatu yang nyata (Suparno, 2004:171).

Dari beberapa pengertian kecerdasan diatas dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dari memadukan

pengalaman masa lalu dan pengetahuannya untuk menangkap masalah dari situasi

yang baru kemudian memecahkannya dan membuat sesuatu yang berguna bagi

orang lain.

2.3.2 Teori Multiple Intelligences

Multiple Intellligences merupakan istilah dalam kajian tentang kecerdasan yang diprakarsai oleh seorang pakar pendidikan Amerika Serikat bernama

Howard Gardner. Terdapat ragam penggunaan tentang Multiple Intelligences ini, sebagian orang menterjemahkan kecerdasan ganda, kecerdasan majemuk atau

kecerdasan jamak. Dalam tulisan ini, yang dipergunakan sebagai terjemahan

Multiple Intelligences adalah kecerdasan majemuk, dikarenakan agar tidak memunculkan suatu pengertian ganda atau ambigu.

Sampai saat ini berbagai teori mengenai kecerdasan banyak bermunculan,

mulai dari teori kecerdasannya Alfred Binet tahun 1904 yang beranggapan

kecerdasan itu dapat diukur secara objekif dan dapat dinyatakan dalam suatu


(38)

peradaban manusia maka mulai terjadi pergeseran paradigma dalam menjelaskan

arti kecerdasan seperti kecerdasan emosi yang diprakarsai oleh Daniele Goleman

(1995).

Gardner memaparkan beberapa kelebihan teori Multiple Intelligences

sebagai berikut: (a) memiliki dukungan riset multi disiplin yakni antropologi,

pisikologi kognitif, psikologi perkembangan studi biografi, fisiologi hewan dan

neuro anatomi; (b) apalagi dibandingkan dengan kecerdasan lainnya, jumlah

kecerdasan dalam Multiple Intelligences beragam sehingga tampak “keadilan” dalam menentukan dominasi kecerdasan tertentu untuk setiap individu.

Gardner (Thomas Amstrong, 2003:12) menjelaskan bahwa Multiple Intelligences memiliki karakteristik konsep sebagai berikut:

a) Semua kecerdasan itu berbeda-beda tetapi semuanya sederajat. Dalam pengertian

ini tidak ada kecerdasan yang lebih baik/penting dari kecerdasan yang lain.

b) Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan, dan dikembangkansecara

optimal.

c) Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan.

d) Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut bekerjasama untukmewujudkan

aktivitas yang dilakukan individu. Suatu kegiatan mungkinmemerlukan lebih dari

satu kecerdasan dan satu kecerdasan dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan.

e) Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan dalam lintas kebudayaan diseluruh

dunia dan kelompok usia.

f) Saat seseorang dewasa, kecerdasan diekspresikan melalui rentang pencapaian


(39)

Esensi teori Multiple Intelligences menurut Gadner adalah menghargai keunikan setiap individu, berbagai variasi cara belajar mewujudkan sejumlah

model untuk menilai mereka dengan cara hampir tak terbatas untuk

mengatualisasikan diri di dunia ini.

2.3.3 Sembilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences)

Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam

pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan

terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar. Di samping pengenalan,

pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing, teori

kecerdasan majemuk tidak hanya mengakui perbedaan-perbedaan individual ini

untuk tujuan-tujuan praktis, seperti pengajaran dan penilaian tetapi juga

menganggap serta menerimanya sebagai sesuatu yang normal, wajar bahkan

menarik dan sangat berharga.

Dengan teori multiple intelligences, Gardner berusaha memperluas lingkup potensi manusia melampaui nilai batas IQ. Dengan serius dia mempertanyakan

keabsahan penilaian kecerdasan individu melalui tes yang dilakukan di luar

lingkungan belajar alamiah dan dilakukan dengan meminta seseorang untuk

melakukan tindakan terisolasi yang belum pernah ia lakukan lagi. Sebagai

gantinya Gardner menyatakan bahwa kecerdasan lebih berkaitan dengan kapasitas

1) memecahkan masalah, dan 2) menciptakan produk di lingkungan yang


(40)

luas menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan “Kecerdasan

Dasar”.

Teori Multiple Intelligences ini dikembangkan oleh Gardner, dengan mendeskripsikan sembilan kecerdasan manusia dalam Metode Praktis

Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Paul Suparno, 2004), yaitu: 1. Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik merupakan kecerdasan yang paling universal diantara

kesembilan kecerdasan dalam teori Multiple Intelligences. Orang yang kecerdasan linguistiknya bagus mempunyai kemampuan menggunakan kata

secara efektif baik secara lisan (misalnya pendongeng, aktor atau politisi)

maupun tertulis (misalnya sastrawan, penulis drama, editor, wartawan).

Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur

bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau penggunaan praktis

bahasa, penggunaan bahasa ini antara lain mencakup retorika (penggunaan

bahasa untuk mempengaruhi orang lain melakukan tindakan tertentu),

mnemonik atau hafalan (penggunaan bahasa untuk mengingat informasi) dan

meta bahasa (penggunaan bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri).

2. Kecerdasan Matematik Logis

Gardner merumuskan kecerdasan matematik-logis sebagai bentuk kepekaan

dan kemampuan untuk membedakan pola logika atau numerik dan

kemampuan menangani rangkaian penalaran yang panjang. Orang yang

mempunyai kecerdasan matematik-logis mampu menggunakan angka yang


(41)

melakukan penalaran yang benar (misalnya sebagai ilmuwan, pemrogram

komputer atau ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan

hubungan logis, pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat) fungsi logis

dan abstraksi-abstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan

matematik-logis ini antara lain kategorisasi, klasifikasi, pengambilan

kesimpulan, generalisasi, perhitungan dan pengujian hipotesis.

3. Kecerdasan Visual-Spatial

Persepsi langsung dunia visual merupakan ciri sentral kecerdasan spatial,

meskipun orang buta memiliki kecerdasan spatial kemampuan untuk

betul-betul melihat dunia biasanya merupakan langkah penting pertama untuk

memanfaatkan informasi spatial. Orang yang kecerdasan spatialnya tinggi

mempunyai kemampuan mempersepsikan dunia spatial-visual secara akurat

(misalnya sebagai pemburu, pramuka, pemadu) dan mentransformasikan

persepsi duniaspatial-visual tersebut (misalnya dekorator, interior, arsitek,

seniman atau penemu). Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan,

mempresentasikan ide secara visual.

4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani

Teori multiple intelligences berusaha menghilangkan pemisahan antara tubuh dengan cara menghargai kegiatan jasmani yang penuh makna sebagai suatu

kecerdasan yang berdiri sendiri. Orang yang kecerdasan kinestetik-jasmani

tinggi mempunyai keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk

mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya sebagai aktor, pemain


(42)

menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya sebagai pengrajin, pematung,

ahli mekanik, dokterbedah). Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang

spesifik seperti koordiansi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan

dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan dan hal yang

berkaitan dengan sentuhan.

5. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal adalah kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal

dengan cara mempersepsikan (misalkan sebagai penikmat musik),

membedakan (misalnya sebagai komentator musik), mengubah (misalnya

sebagai komposer), dan mengekspresikan (misalnya sebagai penyanyi).

Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola warna suara suatu lagu.

6. Kecerdasan Interpersonal

Menurut Gardner, primata yang berkelompok diharuskan menjadi makhluk

yang dapat memperhitungkan akibat perilaku mereka sendiri, menghitung

kemungkinan perilaku yang lain dan untuk menghitung manfaaat

kerugiannya. Hanya organisme dengan keterampilan kognitif yang telah

berkembang jauh yang dapat berhasil dalam konteks itu. Seseorang yang

mempunyai kecerdasan interpersonal mampu mempersepsikan dan

membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain.

Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak isyarat,

kemampuan untuk membedakan berbagai macam tanda interpersonal dan


(43)

pragmatis tertentu (misalnya mempengaruhi sekelompok orang untuk

melakukan tindakan tertentu).

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan

pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak berdasarkan

pengenalan akan diri itu. Termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan

berefleksi. Ia dapat mengatur perasaan dan emosinya sehingga kelihatan

sangat tenang. Orangnya kebanyakan reflektif dan suka bekerja sendirian.

Siswa yang menonjol dalam kecerdasan ini sering kelihatan pendiam, lebih

suka bermenung di kelas. Ia lebih suka bekerja sendiri. Ia tidak tertarik bahwa

teman-temannya mengerjakan tugas itu berkelompok. Guru yang tidak tahu

sering memarahi siswa ini karena ia seperti tidak mendengarkan dan hanya

melamun, padahal sebenarnya ia sedang berpikir.

8. Kecerdasan Naturalis/ lingkungan

Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan naturalis/lingungan sebagai

kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik.

Orang yang punya kecerdasan lingkungan tinggi biasanya mampu untuk

hidup di luar rumah, dapat berkawan dan enak dengan alam, mudah membuat

identifikasi dan klasifikasi tanaman dan binatang. Orang ini mempunyai

kemampuan mengenal sifat dan tingkah laku binatang. Biasanya ia sangat

mencintai lingkungan. Guru yang mengajar dengan kecerdasan lingkungan

lebih suka mengajar di luar kelas, di alam terbuka, dimana siswa dapat aktif


(44)

9. Kecerdasan Eksistensial

Menurut Gardner kecerdasan eksistensial lebih menyangkut kepekaan dan

kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan–persoalan terdalam

eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima

keberadaaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari

jawab yang terdalam. Pertanyaan ini antara lain : mengapa aku ada, mengapa

aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup.

Guru yang mengajar dengan kecerdasan eksistensial biasanya memberikan

pertanyaan untuk berefleksi dan berpikir bahwa keberadaan siswanya di dunia

ini bukan utuk hidup saja, tapi juga untuk belajar.

Dapat disimpulkan bahwa konsep kesembilan kecerdasan tersebut

dapat menyadarkan kita bahwa setiap siswa memiliki potensi inteligensi yang

berbeda-beda. Oleh sebab itu, siswa mampu mengembangkan diri

berdasarkan potensi yang dimilikinya melalui teknik pembelajaran yang

beragam.

2.3.4 Penerapan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Menulis Puisi

Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai penerapan dari teori multiple

intelligences pada pembelajaran menulis puisi (Campbell, 2006):

1. Kecerdasan lingusitik, setelah diberikan tema tertentu siswa diberi

kesempatan untuk mengungkapkan pemikirannya dengan menuliskan

kembali dan mengolahnya lewat kata-kata mereka sendiri.

2. Kecerdasan matematis-logis, siswa diberikan tema khusus yang berkaitan


(45)

mengkategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi,

perhitungan dan pengujian hipotesis dari permasalahan tersebut secara logis

dan mengemukakannya.

3. Kecerdasan visual spatial, siswa diberikan sebuah objek untuk tema puisinya,

kemudian siswa mengamati, menginterpretasikan, kemudian

mempresentasikan idenya secara visual.

4. Kecerdasan kinestetik-jasmani, siswa diajak berkeliling di lingkungan

sekolah, lalu siswa mengamati keadaan sekolah dan sekitarnya, kemudian

mempresentasikan hasil pengamatan secara langsung tersebut.

5. Kecerdasan musikal, siswa diberi kesempatan untuk mendengarkan lagu,

menyanyi, mengungkapkan materi dalam bentuk suara, bahkan membuat

lagu.

6. Kecerdasan interpersonal, siswa dapat berkelompok dan berdiskusi, sharing, dan bekerjasama dalam membuat puisi.

7. Kecerdasan intrapersonal, siswa diberikan waktu untuk merefleksi dan

berpikir sejenak, kemudian siswa menuliskan apa yang telah

direfleksikannya.

8. Kecerdasan lingkungan, siswa diajak berkeliling lingkungan sekolah,

mengamati lingkungan sekolah dan alam sekitarnya, kemudian siswa

menuliskannya sesuai dengan hasil pengamatan terhadap alam tempat mereka


(46)

9. Kecerdasan eksistensial, siswa diberi kesempatan untuk menanyakan

mengenai materi yang telah dipelajarinya kemudian merumuskannya

kembali.

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh informasi bahwa hasil belajar

siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran

2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi belum maksimal. Pada umumnya

siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan topik, menyusun

kalimat,menggunakan rima yang tepat. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi

oleh siswa, penelitian yang dilakukan peneliti difokuskan pada kemampuan siswa

dalam menulis puisi. Sebagai pemecahan masalah dalam pembelajaran menulis

puisi, proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan pembelajaran multiple intelligences.

Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa dilakukan dengan

pembelajaran berbasis multiple intelligences. Selain proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan memperhatikan komponen dan karakteristik dalam

pembelajaran multiple intelligences, pemilihan materi dan media pembelajaran pun juga disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran multiple intelligences. Materi pembelajaran yang digunakan adalah materi-materi yang tidak jauh dengan

lingkungan hidup siswa.

Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

Setiap siklus terdiri dari empat tahap (perencanaan, tindakan, observasi, dan


(47)

dianalisis untuk mengetahui presentase ketuntasan belajar dan nilai rata-rata kelas.

Cara untuk mengetahui perbedaan setiap siklus adalah dengan dilakukan uji

statistik dengan uji normalitas dan uji perbedaan dengan uji-t berpasangan (paired sample t-test).

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis yang akan diajukan dalam

penelitian adalah pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan menulispuisi siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1


(48)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu dilakukan guru di

kelasnya untuk memperbaiki pembelajarannya atau menguji asumsi-asumsi teori

kependidikan dalam praktek pembelajaran (Sukardjono, 1999:1).

Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis puisi ini terdiri atas

dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut.

a. Perencanaan (planning) adalah persiapan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis pusi siswa.

b. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis puisi siswa.

c. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran menulis puisi berlangsung.

d. Refeleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap


(49)

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data awal tentang

kemampuan siswa dalam menuis puisi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang berjumlah 28 siswa.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih SMP SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

sebagai tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2-11 April

2013 di kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

3.4 Variabel Penelitian

Ada dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel terikat dan variabel

bebas. Variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan menulis puisi dan

variabel bebasnya adalah pendekatan multiplle intelligences.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

mencangkup empat langkah, yaitu: (a) perencanaan/planning, (b) tindakan/acting, (c) pengamatan/observing, dan (d) refleksi/reflection.

Menurut Kemmis dan Taggrart (1988 dalam Wiriatmadja, 2007: 66), model


(50)

Skema 3.1

Desain PTK model Spiral Kemmis dan MCTggart

Untuk memperjelas gambaran tindakan pada masing-masing siklus, peneliti

akan memaparkan uraian tiap-tiap tindakan yang akan dilaksanakan pada setiap

siklus.

3.5.1 Siklus I

a. Perencanaan

Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan terjabar sebagai berikut.

1) Menyusun lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung dan pedoman wawancara bagi

siswa tentang tanggapan dan kesulitan yang dialami selama proses

pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti menyusun instrumen pengumpul

data untuk mengetahui karakteristik dan analisis kebutuhan siswa.

2) Tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran dan

wawancara terhadap siswa dan guru kelas.

3) Menganalisis hasil observasi dan wawancara sebagai dasar untuk

menyususn silabus dan RPP.

Observasi

Perencanaan

SIKLUS I

Perencanaan

Tindakan Refleksi

dst

SIKLUS II

Refleksi Tindakan


(51)

4) Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

5) Menyusun alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa

setelah menggunakan pendekatan multiple intelligences dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi di kelas.

b. Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan harus sesuai dengan perencanaan. Pada

tahap ini peneliti melakukan tindakan dalam proses pembelajaran.

Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas pendahuluan, inti,

dan penutup.

a) Pendahuluan

Guru memberikan salam dan menyapa siswa, kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membacakan sebuah syair “Hymne Guru”.

Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman dan pengetahuan

siswa berkaitan dengan puisi yang telah dibacakan guru.

b) Inti

Guru dan siswa bersama-sama menganalisis syair “Hymne Guru”

untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk puisi.

Guru memberikan ulasan mengenai unsur-unsur pembentuk puisi.

Siswa menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan

sebelumnya.


(52)

c) Penutup

Pada tahap ini dilakukan refleksi dan penegasan materi terhadap

pembelajaran yang berlangsung dan membuat simpulan terhadap

pembelajaran keterampilan menulis puisi.

c. Observasi

Obeservasi pada Siklus I yang dilakukan peneliti, yaitu mengamati

kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan dan menganalisis hasil tes

tertulis siswa.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang

berlangsung pada siklus I, peneliti melakukan refleksi untuk menemukan

hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran

siklus I dilaksanakan. Hasil refleksi pada siklus I akan digunakan sebagai

bahan pertimbangan perbaikan sebelum siklus selanjutnya dilaksanakan.

3.5.2 Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran pada

siklus I, peneliti menemukan beberapa hal yang perludeperbaiki sebelum

siklus II dilaksanakan. Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan peneliti

berdasarkan hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut.

1) Pada siklus II media pembelajaran harus dipersiapkan sebelum waktu


(53)

waktu efektif yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses

pembelajaran.

2) Pada saat akan menjelaskan materi pembelajaran guru sebaiknya juga

memerhatikan kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

sehingga tidak terjadi masalah manajemen kelas seperti pada siklus I.

3) Pada saat menjelaskan materi pembelajaran guru sebaiknya

memerhatikan tempo dan mempertimbangkan kemampuan siswa

dalam mengikuti dan memahami apa yang dijelaskan guru.

4) Pada pelaksanaan siklus II, penjelasan guru tentang cara menulis puisi

dan contoh puisi lebih ditekankan lagi, agar pada saat siwa diminta

menulis puisi, siswa tidak lagi mengalami kesulitan seperti pada siklus

I.

5) Pada pelaksanaan siklus II, guru harus dapat memerhatikan alokasi

waktu untuk setiap tahapan pembelajaran.

b. Tindakan

a) Pendahuluan

Guru memberikan salam dan menyapa siswa, kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membacakan sebuah syair “Hymne Guru”.

Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman dan pengetahuan


(54)

b) Inti

Guru dan siswa bersama-sama menganalisis syair “Hymne Guru”

untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk puisi.

Guru memberikan ulasan mengenai unsur-unsur pembentuk puisi.

Siswa menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan

sebelumnya.

c) Penutup

Pada tahap ini dilakukan refleksi dan penegasan materi terhadap

pembelajaran yang berlangsung dan membuat simpulan terhadap

pembelajaran keterampilan menulis puisi.

c. Observasi

Observasi pada Siklus II yang dilakukan peneliti, yaitu mengamati

kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan dan menganalisis hasil tes

tertulis siswa.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang

berlangsung pada siklus II, peneliti melakukan refleksi untuk menemukan

hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran

siklus I dilaksanakan. Hasil refleksi pada siklus II akan digunakan sebagai


(55)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu

teknik tes dan nontes.

a. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis

puisi. Data yang dikumpulkan dengan teknik tes adalah hasil kerja siswa dalam

menulis puisi.

b. Teknik Nontes

Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah:

• Hasil observasi

Observasi dilaksanakan sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran. Hal ini

untuk mengetahui beberapa media, metode, dan teknik yang digunakan guru

dalam pembelajaran.

• Hasil wawancara

Wawancara dengan guru, hal ini bertujuan untuk mengetahui pandangan guru

terhadap materi, teknik, metode, dan media yang digunakan.

• Pengambilan gambar (foto)

Pengambilan gambar (foto) bertujuan agar semua kegiatan penelitian dapat

didokumentasikan sebagai data.Pengumpulan data diperoleh dari observasi

partisipasi langsung. Selama observasi peneliti melakukan pengamatan

mengenai keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi.

Selain observasi, peneliti juga menggunakan dokumentasi hasil belajar siswa


(56)

3.7 Instrumen Penelitian

a. Instrumen Observasi

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui fokus pembelajaran,

perhatian siswa, pengelolaan kelas, metode dan media pembelajaran, penataan

materi, penilaian, interaksi guru dan siswa, dan respon guru terhadap siswa.

Berikut pedoman observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Tabel 3.1

Instrumen Observasi untuk Guru

PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM

Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Kelas :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/Tanggal :

No. Unsur yang Diobservasi Ya Tidak 1. Guru menguasai materi pembelajaran

2. Guru menyajikan materi dengan sistematis 3. Guru menyajikan materi dengan tuntas

4. Guru memilih metode pembelajaran dengan tepat 5. Metode pembelajaran diterapkan secara efektif 6. Guru memakai media

7. Guru sering bertanya kepada siswa 8. Guru umumnya duduk di kursi

9. Guru sering berjalan ke samping, tengah, dan belakang

10. Guru menjawab berbagai pertanyaan siswa dengan jelas


(57)

Tabel 3.2

Instrumen Observasi untuk Siswa

PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN SISWA DI DALAM KELAS Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Kelas :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/Tanggal :

No. A s p e k Keterangan 1. Siswa menjawab pertanyaan guru.

2. Siswa memahami puisi yang dibacakan guru.

3. Siswa dapat mengaitkan topik dengan pengalaman.

4. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri puisi.

5. Siswa dapat menyusun puisi 6. Siswa bertanya pada guru ketika

menemui kesulitan.

7. Siswa bertanya pada teman ketika menemui kesulitan.

8. Siswa aktif mengungkapkan pendapat.

9. Perwakilan siswa membacakan hasil menulisnya.

10. Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain.

b. Instrumen Wawancara

Wawancara dilakukan dengan beberapa orang siswa kelas VIII F dan

guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1

Yogyakarta untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pandangan

siswa dan guru terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama

ini, serta tanggapan guru terhadap masalah yang sering muncul dalam


(58)

ini beberapa pedoman pertanyaan yang yang diajukan dalam wawancara

dengan guru dan siswa untuk mengetahui kondisi awal sebelum penelitian

dilaksanakan.

Tabel 3.3

Pertanyaan untuk Guru dan Siswa

No. Pertanyaan untuk guru Pertanyaan untuk siswa 1. Apa sajakah yang perlu Anda

siapkan sebelum mengajar?

Apa pendapat Anda tentang pelajaran bahasa Indonesia?

2. Materi apakah yang Anda gunakan dalam pembelajaran menulis puisi?

Menurut pendapat Anda, apakah guru bahasa Indonesia Anda menguasai setiap materi yang diajarkan dengan baik? Apa alasan Anda?

3. Berapa KKM yang harus dicapai siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia?

Apakah guru Anda telah menyiapkan materi dan media pembelajaran dengan baik dan sistematis?

4. Aspek apa sajakah yang menjadi prinsip penilaian kemampuan menulis puisi?

Apakah guru Anda sering menyampaikan materi dengan ceramah?

5. Metode pembelajaran seperti apakah yang anda gunakan dalam pembelajaran menulis puisi?

Apakah guru Anda sering memberikan kesempatan kepada Anda untuk memecahkan sebuah permasalahan melalui kerja sama dengan teman yang lain?

6. Bagaimana hasil kemampuan siswa dengan metode yang sudah diterapkan? Apakah mencapai KKM?

Apa pendapat Anda tentang

pembelajaran menulis puisi di dalam kelas?

7. Media apa yang Anda gunakan dalam pembelajaran menulis puisi?

Adakah kesulitan yang Anda temukan dalam pembelajaran menulis? Apa saja?

8. Kesulitan apa saja yang Anda temui ketika mengajarkan keterampilan menulis puisi?

Pembelajaran seperti apakah yang Anda inginkan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi?


(59)

c. Pretes Menulis

Pretes menulis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kebenaran kemampuan menulis puisi siswa. Dalam proses ini siswa

diinstruksikan untuk membuat puisi, kemudian dilakukan analisis dan

penilaian hasil menulis siswa. Dari hasil tersebut akan diketahui

kemampuan awal siswa dalam menulis puisi. Informasi tersebut berguna

untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan hasil kemampuan menulis

puisi siswa pada siklus I yang akan dilaksanakanPenelitian tidakan kelas ini

menggunakan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes tertulis

menulis puisi. Instrumen nontes berupa lembar observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

3.8Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik penelitian yang digunakan untuk menganalisis

data penelitian disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh, yaitu data hasil

observasi dan data prestasi belajar siswa. Analisis data ini mencakup

mengidentifikasi puisi siswa berdasarkan kriteria penilaian puisi yang benar.

Berdasarkan hasil identifikasi, akan ditentukan kualitas tulisan siswa. Tahap akhir

adalah penilaian dan pemberian skor pada hasil tulisan siswa.

3.8.1 Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis kualitatif yang diperoleh

dari hasil nontes. Data yang dianalisis adalah aktivitas siswa di kelas saat


(60)

3.8.2 Teknik Kuantitatif

a. Analisis kemampuan menulis puisi siswa

Skor yang diperoleh

Nilai = X 100 Skor maksimal

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Puisi

No. Unsur yang dinilai

Skala Kriteria Kategori

1. Diksi 5

4

3

2

1

Jika penggunaan diksi sangat tepat.

Jika penggunaan diksi tepat.

Jika penggunaan diksi cukup tepat.

Jika penggunaan diksi kurang tepat.

Jika penggunaan diksi sangat kurang tepat

Sangat Baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik 2. Citraan 5

4

3

2

1

Jika penggunaan diksi sangat tepat.

Jika penggunaan diksi tepat.

Jika penggunaan diksi cukup tepat.

Jika penggunaan diksi kurang tepat.

Jika penggunaan diksi sangat kurang tepat.

Sangat Baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik


(61)

No. Unsur yang dinilai

Skala Kriteria Kategori

3. Kata-kata konkret 5 4 3 2 1

Jika penggunaan kata-kata konkret sangat tepat.

Jika penggunaan kata-kata konkret tepat.

Jika penggunaan kata-kata konkret cukup tepat.

Jika penggunaan kata-kata konkret kurang tepat.

Jika penggunaan kata-kata konkret sangat tidak tepat

Sangat Baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik 4. Bahasa

kiasan 5 4 3 2 1

Jika penggunaan bahasa kias sangat tepat.

Jika penggunaan bahasa kias tepat.

Jika penggunaan bahasa kias cukup tepat.

Jika penggunaan bahasa kias kurang tepat.

Jika penggunaan bahasa kias sangat kurang tepat

Sangat Baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik 5. Rima 5

4

3

2

1

Jika penggunaan rima sangat teratur.

Jika penggunaan rima teratur.

Jika penggunaan rima cukup teratur.

Jika penggunaan rima kurang teratur.

Jika penggunaan rima sangat kurang teratur.

Sangat Baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik


(62)

b. Perhitungan uji-t

Uji-t dilakukan untuk mengetahui berbedaan nilai rata-rata yang diperoleh siswa

pada kondisi awal dan kondisi akhir. Nurgiyantoro (2009:111) menyatakan bahwa

rumus uji-t yang dapat diterapkan untuk mencari perbedaan nilai rata-rata tes

kemampuan berbahasa tidak sama, penerapan rumus uji-t disesuaikan dengan

jenis subjeknya. Rumus uji-t yang diterapkan dalam penelitian ini adalah rumus

uji-t berpasangan. Rumus uji-t berpasangan adalah sebagai berikut:

= (∑ )

Keterangan:

D : perbedaan skor rata-rata (X1-X2)

∑ D : jumlah perbedaan skor kedua tes

n : jumlah subjek

3.9Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian dapat dilihat dari meningkatnya hasil tes

pembelajaran menulis puisi siswa. Peningkatan hasil menulis ini menunjukkan

peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Keberhasilan tindakan tidak

hanya ditekankan pada hasil akhir yang dicapai melainkan juga pada proses

berlangsungnya penelitian. Indikator keberhasilan sebagai tolok ukur ketercapaian


(63)

Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan

No. Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1. Kemampuan

siswa dalam menulis puisi

Hanya 0% siswa yang mencapai KKM dalam kompetensi dasar menulis puisi

50% siswa mencapai KKM dalam

kompetensi dasar menulis puisi

75% siswa mencapai KKM dalam

kompetensi dasar menulis puisi


(64)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada subbab ini dipaparkan hasil penelitian terhadap kemampuan siswa

kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran

2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi. Hasil penelitian yang akan

diuraikan meliputi data yang diperoleh dari instrumen tes dan nontes pada siklus I

dan siklus II. Data dari instrumen tes berupa puisi yang ditulis siswa, sedangkan

data dari instrumen nontes berupa hasil observasi, wawancara, refleksi, dan

dokumentasi. Data tes disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan data

nontes disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif. Sistem penyajian dalam

bentuk tabel, grafik, dan analisis yang berupa tafsiran terhadap isi tabel dan grafik

tersebut. Selanjutnya, untuk data nontes dipaparkan dalam bentuk rangkaian

kalimat.

4.1.1 Siklus I

a) Hasil Tes Tertulis Siswa

Sebelum tindakan pada siklus I dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu

mengadakan tes kemampuan awal pada hari Selasa, tanggal 2 April 2013.

Jumlah yang terlibat adalah seluruh siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1


(65)

dilakukan peneliti untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

tindakan pada siklus I dan siklus II dilaksanakan. Hasil tes kemampuan awal

yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 4.1

Hasil Tes Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

Dalam pedoman penelitian terhadap kemampuan menulis puisi siswa yang

telah ditetapkan peneliti, ada lima aspek yang akan dinilai pada hasil tertulis

siswa, yaitu aspek diksi, citraan, kata-kata konkret, bahasa kiasan, dan rima.

Setiap aspek akan diberikan nilai tertinggi 85 dan terendah 59. Skor yang

diperoleh siswa untuk masing-masing kategori akan dijumlahkan.

Berdasarkan data tersebut, pada aspek diksi terdapat 6 orang siswa yang

mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori

cukup sebanyak 5 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang cukup banyak,

sejumlah 17 orang siswa. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa

dilihat dari aspek diksi kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik.

6 6

4 5 3

5 7 4 5 6 17 15 20 18 19 0 5 10 15 20 25

DIKSI CITRAAN KATA-KATA KONKRET BAHASA KIASAN RIMA Ju m la h S is w a Indikator Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik


(1)

(2)

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

BIOGRAFI PENULIS

Woro Wiratsih lahir di Lampung, 3 Januari 1991. Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri 1 gunung Madu tahun 1997 - 2003. Pada tahun 2003 - 2006 melanjutkan sekolah di SMP Satya Dharma Sudjana. Sekolah Menengah Atas (SMA) ditempuh di SMA Negeri 1 Minggir pada tahun 2006 - 2009.

Seusai menempuh jenjang SMA, tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2009. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Pendekatan Multiple Intelligences pada Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi ini disusun sebagai syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar sarjana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Peningkatan apresiasi puisi dengan media Mind mapping pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 2010-2011 ptk di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat

3 17 294

Pengaruh media ilustrasi musik terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X: eksperimen di SMA PGRI 22 Serpong

6 37 118

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Peningkatan kemampuan menulis paragraf narasi dengan penggunaan metode field trip pada siswa kelas IX di SMP Dwiguna Depok

0 7 58

Peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band Surga Cinta pada siswa kelas VIII MTS Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA) Ciputat, Tangerang.

0 7 147

Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) pada siswa Kelas V MI Nurul Huda Kota Depok Tahun Pelajaran 2014/2015

0 6 0

Peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band "Surga Cinta" pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi'iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang

2 14 147

Upaya meningkatkan kemampuan menulis matematis melalui pendekatan matematika realistik (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN Bantargebang)

3 18 199

Peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang

1 10 147