1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperoleh bagi anak- anak atau pun orang dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang
agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Saat ini dunia pendidikan makin dituntut untuk menciptakan Sumber Daya Manusia
SDM yang berkualitas, kreatif, aktif, dan inovatif dalam segala bidang. Hal ini kiranya dapat dimulai dari pelaksanaan kegiatan belajar yang aktif, dimana peserta
didik secara aktif membangun sendiri pengetahuannya. Peserta didik sendirilah yang bertanggung jawab mengolah, mendalami, mencari makna, merumuskan apa
yang mereka pelajari dan membandingkan apa yang mereka ketahui dengan pengetahuan tersebut Suparno, 2002.
Pelaksanaan proses pembelajaran di Indonesia pada masa sebelumnya lebih banyak menggunakan pendekatan yang bertumpu pada aktivitas guru,
sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan belum terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran. Pada saat ini, telah
banyak dikembangkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang bertumpu pada aktivitas siswa. Pembelajaran yang bertumpu pada aktivitas siswa menekankan
kepada aktivitas-aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara
berkembang. Pendekatan-pendekatan pembelajaran yang bertumpu padaaktivitas
siswa dikembangkan untuk membantu peserta didik agar bias belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Dalam proses pembelajaran, kebanyakan guru bahasa Indonesia mengajar
di depan kelas dan siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat penjelasan guru, akhirnya siswa menjadi tidak mengerti, tidak menemukan ide dan juga tidak
mengajukan idenya. Kasus lain yang terjadi adalah kebanyakan guru bahasa Indonesia mengajar dengan menekankan salah satu aspek kemampuan berbahasa
siswa saja, sehingga tidak sesuai dengan implementasi SK dan KD yang sedang diajarkan di kelas. Misalnya, SK yang berhubungan dengan aspek berbicara,
tetapi implementasinya dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa hanya membaca dan menuliskan ide yang seharusnya diucapkan sesuai dengan aspek
berbicara yang sedang diajarkan. Dilihat dari segi kecerdasannya, setiap siswa dalam satu kelas memiliki
kecerdasan yang berbeda-beda. Setiap siswa mempunyai beberapa cara untuk mengkonstruksi pengetahuannya yang kadang-kadang sangat berbeda dengan
temannya Suparno, 2002. Sebagai implikasinya, sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator, menciptakan suasana yang
menyenangkan dan metode-metode pembelajaran yang bisa membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya.
Howard Gardner Yaumi, 2012:12 dalam penelitiannya, menemukan sembilan kemampuan manusia yang disebutnya dengan istilah kecerdasan, yaitu:
kecerdasan verbal-linguistik,
logis-matematis, visual-spasial,
jasmaniah-
kinestetik, berirama-musik, intrapersonal, interpersonal, naturalistik, eksistensial- spiritual. Teori kecerdasan ini sering disebut sebagai teori kecerdasan ganda
Multiple Intelligences. Jika teori Multiple Intelligences diterapkan dalam pembelajaran, akan mempengaruhi bagaimana materi pelajaran itu diajarkan dan
dipelajari. Pembelajaran yang menerapkan teori Multiple Intelligences menekankan pendekatan yang lebih personal pada situasi dan karakter siswa.
Pembelajaran ini tidak hanya dengan ceramah saja, tetapi guru mengolah materi yang akan diajarkan dengan teknik yang bervariasi sehingga siswa bisa terbantu
secara tepat. SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, merupakan salah satu Sekolah
Menengah Pertama yang berada di Yogyakarta. SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta JalanTimoho II Nomor 29. Observasi awal sebelum penelitian tentang
pembelajaran menulis puisi, dengan mewawancarai guru yang bersangkutan, didapatkan beberapa permasalahan, salah satu permasalahannya adalah pada hasil
belajar siswa masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan siswa kurang semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan juga siswa suka
menunda tugas yang diberikan oleh guru. Kegiatan ceramah yang dilakukan oleh guru sama sekali tidak salah,
namun ketika ceramah kebanyakan guru tidak berusaha untuk mendekati siswa secara emosional, hanya ceramah dan tidak memperhatikan situasi dan kondisi
siswa di kelas. Metode ceramah juga tidak bias dilepaskan dari proses pembelajaran, metode ceramah juga akan membuat siswa mendapat hasil belajar
yang maksimal jika dikemas dengan lebih baik. Dari pernyataan siswa tersebut,
kemungkinan guru kurang menguasai materi dan metode pembelajaran yang baik sehingga berpengaruh pada siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan
guru kemudian siswa menganggap pembelajaran yang diberikan tidak memiliki arti yang penting.
Metode pembelajaran yang biasa diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas adalah pembelajaran konvensional, yaitu metode pembelajaran yang hanya
memberikan materi begitu saja pada siswa sehingga siswa tidak dilibatkan terlalu banyak
dalam pembelajaran.
Pembelajaran konvensional
cenderung meminimalkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa
menjadi pasif. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses pembelajaran dapat berpengaruh pada siswa, sehingga takut dan malu bertanya pada guru mengenai
materi yang kurang dipahami. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pembelajaran konvensional aktivitas pembelajaran di kelas seluruhnya
dikendalikan guru dan siswa cenderung hanya menerima materi pembelajaran. Metode pembelajaran yang seperti ini akan membuat siswa merasa bosan dalam
proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa menjadi rendah, karena guru tidak mengajak siswa untuk belajar bersama. Selanjutnya, akibat yang terakhir ketika
siswa dihadapkan pada tes, hasil belajar yang didapat tidak maksimal. Dengan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengadakan penelitian
mengenai penerapan pendekatan Multiple Intelligences dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada topik menulis puisi. Peneliti mengharapkan bahwa apabila
guru menerapkan pendekatan Multiple Intelligences pada pembelajaran bahasa
Indonesia, siswa semakin terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan terbantu untuk memahami materi yang dipelajarinya.
1.2 Rumusan Masalah