Mendaki Gunung Teknik pendakian

179

Bab 19 Penjelajahan

a. Keadaan medan di alam bebas tidak berkarang dan jurang, untuk menghindari terperosok ke jurang. b. Tempat berkemah tidak dekat pohon dahan yang sudah mati, untuk menghindari tertimpa pohon tumbang atau dahan jatuh karena patah. c. Tempat kemah hendaknya bukan di daerah area t empat tumbuhnya tanaman beracun, seperti daun pasang-pasang dan oak, yang biasanya tumbuh di tempat teduh daun samak yang tumbuh di rawa-rawa. d. Tempat kemah hendaknya bukan di daerah rawan longsor dan banjir. e. Tempat kemah tidak jauh dari organisasi pecinta alam. Sebelum melakukan penjelajahan, kita perlu meninjau langsung lapangan dan merancang kegiat an. Selain it u j uga melakukan persiapan-persiapan seperti berikut. a. Persiapan mental peserta. b. Persiapan fisik peserta. c. Peralatan perlengkapan. d. Bahan makanan. Untuk sebuah pendakian gunung dibutuhkan perlengkapan yang memadai. Perlengkapan mendaki gunung antara lain: a. sepatu, b. ransel, c. pakaian, d. tenda, e. perlengkapan tidur, f. perlengkapan masak, dan g. perlengkapan makanan. Berikut ini kegiatan-kegiatan di luar sekolah meliputi mendaki gunung dan penyelamatan saat cuaca buruk.

1. Mendaki Gunung

Pendakian dimulai melalui padang rumput atau hutan, tetapi harus tetap pada jalur menuju puncak. Pendakian semacam ini tidak m em b u t u h k an p er al at an k h u su s. Nam u n d em i k i an , k i t a m em but uhkan f isik yang pr im a, dan har us t et ap m em baw a perlengkapan bantuan pertama seperti pakaian dingin dan makanan tambahan.

2. Teknik pendakian

Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih. Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi. Di unduh dari : Bukupaket.com 180 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk SMP MTs Kelas I X Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus walking. Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan scrambling. Kelas 3 : medan semakin sulit , sehingga dibut uhkan t eknik pendakian t ert ent u, t et api t ali pengaman belum diperlukan climbing. Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor penambat exposed climbing. Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan tali, sling, pi- ton dll, masih berfungsi sebagai alat pengaman diffi- cult free climbing. Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan aid climbing. Dalam perjalanan terdapat karang curam yang kelihatannya gampang untuk ditempuh dan hanya sesekali menggunakan tangan yang disebut tangan grade I . Setelah itu akan terdapat karang yang lebih curam grade I I dan grade I I I . Di sini para pemanjat harus menggunakan tali bersama-sama. Jika karang lebih curam dan berbahaya grade I V dan V, pendaki berhenti di tempat yang aman. Pendaki kedua mengulurkan t ali kepada pim pinan leader yang har us t er us m elakukan pemanjatan. Setelah berada pada tempat yang aman, pimpinan akan membawa satu persatu anggota regu ke tempat tersebut. Jika tidak terdapat tempat yang aman, pemanjat dapat membuat sendiri dengan cara menancapkan paku spike besi atau piton ke dalam celah karang. Pendaki harus membuat atau mengebor karang dan menaruh baut atau mur tertentu yang berfungsi sebagai piton. Setelah berhadapan dengan karang, jika terdapat es dari salju, pendaki dapat membuat tempat pijakan dengan menggunakan es. Setiap pendaki harus membawa kerangka baja dengan paku spike yang tajam yang disebut crampons piringan besi dan paku dan mengikatkan kerangka tersebut ke boot. Dengan demikian pemanjat Pendakian gunung diperlukan stamina yang prima Sumber: I lustrasi penerbit Gambar 19.2 Di unduh dari : Bukupaket.com 181

Bab 19 Penjelajahan

dapat berjalan mendaki walaupun pada kemiringan 40 derajat tanpa tergelincir. Pendakian merupakan olah raga yang berisiko tinggi dan keberhasilan menaklukkan sesuatu puncak merupakan tugu kebanggan.

3. Penyelamatan saat cuaca buruk