35
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini akan dipaparkan hasil analisis kebutuhan bahan ajar Bahasa Indonesia yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter, deskripsi produk awal dan hasil uji coba produk serta revisi produk yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian dan
pembahasannya akan dipaparkan sebagai berikut:
4.1 Analisis Kebutuhan
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan pada bab III, maka langkah awal dalam melakukan penelitian pengembangan ini adalah melakukan analisis
kebutuhan akan bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara melakukan wawancara
dengan guru kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di
lapangan menyangkut ketersediaan bahan ajar yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga bahan ajar yang akan dikembangkan,
disusun sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.
4.1.1 Hasil Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta pada tanggal 30 November 2012 berpedoman pada 8 butir pertanyaan
guna melakukan survei kebutuhan akan bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Hasil wawancara tersebut adalah,
36
pertama, ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang pemahaman guru terkait pendidikan karakter guru menjawab bahwa pendidikan karakter merupakan
pendidikan yang mengembangkan karakter di dalamnya. Guru tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian pendidikan karakter sesuai
pemahaman beliau. Kedua, peneliti bertanya tentang penting atau tidaknya pendidikan karakter bila dikembangkan di sekolah dasar. Beliau menjawab bahwa
pendidikan karakter perlu dikembangkan bagi anak SD karena anak jaman sekarang seringkali tidak memperhatikan sopan santun, menghargai orang yang
berbicara terutama guru saat di kelas, selain itu materi mata pelajaran sekarang ini mengarah pada masalah teknologi dan politik sedangkan masalah sosial yang
menyangkut budi pekerti jarang ada sehingga siswa kurang menghargai orang lain.
Ketiga, pertanyaan tentang pemahaman guru terkait jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional,
guru menjawab bahwa beliau kurang tahu tentang 25 karakter, beliau hanya tahu tentang karakter keagamaan, kedisiplinan, etika, kebersamaan dan kebersihan.
Beliau menambahkan bahwa untuk sekarang ini yang penting harus dikembangkan adalah karakter budi pekerti yaitu bagaimana siswa bisa
menghormati guru. Keempat, peneliti bertanya tentang usaha yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mata pelajaran Bahasa
Indonesia, beliau menjelaskan bahwa beliau telah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia misalnya, membiasakan siswa
untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar karena sekarang ini siswa seringkali menggunakan bahasa yang tidak baku seperti yang ada di televisi.
37
Usaha lain ialah dengan cara membiasakan siswa untuk disiplin saat berada pembelajaran berlangsung, mengajak siswa untuk selalu kreatif dalam proses
pembelajaran, dan mengajak siswa dalam menulis tegak bersambung karena hal tersebut berhubungan dengan karakter kepribadian.
Kelima, pertanyaan tentang kesulitan yang dihadapi guru ketika mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Guru menjelaskan bahwa ada kesulitan ketika mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia karena guru belum memahami
secara utuh 25 karakter, guru hanya bisa mengintegrasikan karakter tertentu saja. Contoh pengintegrasian tersebut yaitu mengembangkan karakter menghargai jasa
pahlawan dengan cara membuat puisi yang bertemakan pahlawan. Keenam, pertanyaan tentang usaha guru untuk mengembangkan bahan ajar
dalam mengintegrasikan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa Indonesia. Guru menjelaskan bahwa selama ini telah mengembangkan pendidikan
karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia tanpa membuat bahan ajar, beliau mengintegrasikan pendidikan karakter secara
langsung proses pembelajaran berlangsung. Ketujuh, pertanyaan tentang kebutuhan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk empat
keterampilan berbahasa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru menjawab bahwa sebagai seorang guru perlu adanya bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kedelapan, pertanyaan tentang kebutuhan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa dalam mata
38
pelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis aktivitas siswa. Pada pertanyaan ini guru memaparkan bahwa perlu dibuat bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter karena akan membantu guru dalam menyampaikan materi Bahasa Indonesia namun juga mengembangkan karakter apa yanng sesuai pada
kompetensi tersebut. Bahan ajar yang berbasis aktivitas siswa juga sangat diperlukan karena siswa akan menjadi bersemangat dalam belajar sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan.
4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara