Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

(1)

viii ABSTRAK

Sary, Deny Adventy. (2013). Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, bahan ajar, pendidikan karakter, keterampilan membaca.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Fokus dari penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di SD, terutama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi dari model pengembangan bahan ajar milik Jerrold E. Kemp dan metode penelitian R&D milik Borg and Gall. Prosedur penelitian ini terdiri dari 7 langkah yaitu, (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototipe), (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas IVA SDN Adisucipto 1 tahun ajaran 2012/2013 dan dilaksanakan di semester genap pada bulan Mei 2013.

Hasil penelitian ini merupakan hasil validasi para pakar dan uji coba lapangan di SDN Adisucipto 1 Yogyakarta. Skor yang didapatkan dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia adalah 4,40, pakar pendidikan karakter adalah 4,00, guru Bahasa Indonesia adalah 4,03, dan uji coba lapangan pada 10 siswa kelas IVA adalah 4,51. Berdasarkan skor-skor tersebut diperoleh skor rata-rata 4,24 dan termasuk dalam kategori bahan ajar dengan kualitas “sangat baik”, ditinjau dari aspek 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi. Dengan demikian bahan ajar yang telah dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan membaca kelas IV semester gasal.


(2)

ABSTRACT

Sary, Deny Adventy. (2013). The Development of The Teaching Materials that Integrated with Character of Education For Reading Skill The Subject of Indonesian Language in 4th Class of Elementary School in Odd Semester. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, University of Sanata Dharma University Yogyakarta.

Keywords: method of development research, teaching materials, character of education, reading skill.

The kind of the research was the development of research. The focus was to completing the necessity of availability the teaching materials that integrated with character of education on Elementary School, especially the subject of Indonesian Language. The main purpose of the research was to producing a product such as the teaching materials that integrated with character of education for reading skill the subject of Indonesian Language in 4th class of Elementary School in odd semester.

` This research used modification development procedure between the development of teaching materials edition by Jerrold E. Kemp and the method of research R&D by Borg and Gall. The procedure of the research consisted of 7 steps, they were: (1) potency and issue, (2) collecting data, (3) design product (prototipe), (4) validation, (5) design revision, (6) try out design, (7) design revision, so that it produced final product design such as the teaching materials subject of Indonesian Language in 4th class of Elementary School in odd semester. The subject of used in the research was 10 student in 4th A Elementary Adisucipto 1 School.

The result of the research was the result of validation expert and field experiment in Elementary School Adisucipto 1 Yogyakarta. The score that got from the expert of Indonesian Language learning was 4,40, the expert of character education was 4,00, teacher of Indonesian Language was 4,03, and field experiment on 10 students of 4th A class was 4,51. Based on that score was found average score 4,24 and included in teaching materials category with “very good” quality, it observed from aspect: 1) aim and approach, 2) design and organizing, 3) contain, 4) spoken skill, 5) topic, and 6) methodology. Thus the teaching materials has developed used properly in Indonesian Language learning process for reading skill 4th class in odd semester.


(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Deny Adventy Sary 091134097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Deny Adventy Sary 091134097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Ayahanda Yohanes Sutarjo

2. Ibunda Maria Magdalena Ngadiem

3. Keluarga besar Mukiyo Atmomartono, Petrus


(8)

MOTTO

Pergunakanlah waktu yang ada,

karena hari-hari ini adalah jahat

.

Orang yang bermalas-malasan dalam pekerjaannya,

sudah pasti akan menjadi saudara dari si perusak

“Marilah kepada

-Ku, semua yang letih lesu dan

beban berat, Aku akan memberi

kelegaan

kepadamu”

(Efesus 5 : 16)

(Amsal 18 : 9)


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juni 2013

Peneliti,


(10)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Deny Adventy Sary Nomor Mahasiswa : 091134097

Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 12 Juni 2013

Yang menyatakan,


(11)

viii

ABSTRAK

Sary, Deny Adventy. (2013). Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, bahan ajar, pendidikan karakter, keterampilan membaca.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Fokus dari penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di SD, terutama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi dari model pengembangan bahan ajar milik Jerrold E. Kemp dan metode penelitian R&D milik Borg and Gall. Prosedur penelitian ini terdiri dari 7 langkah yaitu, (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototipe), (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas IVA SDN Adisucipto 1 tahun ajaran 2012/2013 dan dilaksanakan di semester genap pada bulan Mei 2013.

Hasil penelitian ini merupakan hasil validasi para pakar dan uji coba lapangan di SDN Adisucipto 1 Yogyakarta. Skor yang didapatkan dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia adalah 4,40, pakar pendidikan karakter adalah 4,00, guru Bahasa Indonesia adalah 4,03, dan uji coba lapangan pada 10 siswa kelas IVA adalah 4,51. Berdasarkan skor-skor tersebut diperoleh skor rata-rata 4,24 dan termasuk dalam kategori bahan ajar dengan kualitas “sangat baik”, ditinjau dari aspek 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi. Dengan demikian bahan ajar yang telah dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan membaca kelas IV semester gasal.


(12)

ABSTRACT

Sary, Deny Adventy. (2013). The Development of The Teaching Materials that Integrated with Character of Education For Reading Skill The Subject of Indonesian Language in 4th Class of Elementary School in Odd Semester. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, University of Sanata Dharma University Yogyakarta.

Keywords: method of development research, teaching materials, character of education, reading skill.

The kind of the research was the development of research. The focus was to completing the necessity of availability the teaching materials that integrated with character of education on Elementary School, especially the subject of Indonesian Language. The main purpose of the research was to producing a product such as the teaching materials that integrated with character of education for reading skill the subject of Indonesian Language in 4th class of Elementary School in odd semester.

` This research used modification development procedure between the development of teaching materials edition by Jerrold E. Kemp and the method of research R&D by Borg and Gall. The procedure of the research consisted of 7 steps, they were: (1) potency and issue, (2) collecting data, (3) design product (prototipe), (4) validation, (5) design revision, (6) try out design, (7) design revision, so that it produced final product design such as the teaching materials subject of Indonesian Language in 4th class of Elementary School in odd semester. The subject of used in the research was 10 student in 4th A Elementary Adisucipto 1 School.

The result of the research was the result of validation expert and field experiment in Elementary School Adisucipto 1 Yogyakarta. The score that got from the expert of Indonesian Language learning was 4,40, the expert of character education was 4,00, teacher of Indonesian Language was 4,03, and field experiment on 10 students of 4th A class was 4,51. Based on that score was found average score 4,24 and included in teaching materials category with “very good” quality, it observed from aspect: 1) aim and approach, 2) design and organizing, 3) contain, 4) spoken skill, 5) topic, and 6) methodology. Thus the teaching materials has developed used properly in Indonesian Language learning process for reading skill 4th class in odd semester.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan

dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan terwujud seperti adanya

sekarang ini. Karena itu, dengan hati yang tulus, perkenankanlah peneliti

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bimbingan, bantuan, dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., B.S.T., M.A. selaku Kaprodi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku pembimbing I yang telah membimbing

dan membantu peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang telah

membimbing dan membantu peneliti dengan penuh kesabaran dan


(14)

5. Drs. Daryono selaku Kepala SDN Adisucipto 1 Sleman, Yogyakarta yang

telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan

penelitian di sekolah.

6. Devilianto, A.Ma. selaku walikelas kelas IV dan sekaligus sebagai guru

Bahasa Indonesia kelas IV SDN Adisucipto 1 Yogyakarta yang telah

memberikan banyak partisipasi dan bantuannya selama peneliti melakukan

penelitian di sekolah.

7. Sri Indah Fitri U, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia kelas IV SDN

Adisucipto 1 Sleman, Yogyakarta yang telah memberikan partisipasinya

dalam penelitian pengembangan ini.

8. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator pendidikan karakter yang telah

memberikan kontribusi dan bantuan dalam penelitian pengembangan ini.

9. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku validator pembelajaran Bahasa

Indonesia yang telah telah memberikan kontribusi dan bantuan dalam

penelitian pengembangan ini.

10.Kelas IVA SDN Adisucipto 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang

memberikan waktu kepada peneliti untuk bekerja sama selama penelitian

berlangsung.

11.Kedua orangtua peneliti yaitu Yohanes Sutarjo dan Maria Magdalena

Ngadiem yang telah memberikan dukungan materi maupun moril kepada

peneliti.


(15)

xii

13.Teman-temanku satu perjuangan payung Bahasa Indonesia, Gorius Geor,

Paula Pungky, Yohanna Prisca, Agnes Arinjani, Domi Araujo, Rischa

Kristiana, Hesti Wulandari, Windy Arizona, Intan Reni Wulandari, dan

Margareta Erna. Sebuah kebanggaan bisa berjuang sekuat tenaga bersama

kalian.

14.Teman-teman PGSD 2009 kelas A yang selalu memberikan motivasi

untuk terus berkembang. Selamanya kita tetap bersaudara.

15.Teman-teman kos anggrek, Beatrich Rani, Patrisia R. Pratiwi, Veronika

Dara, Bernadet Dwi Atmi, dan Grace Kristiana yang selalu memberi

dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini.

16.Teman-teman dari Pekalongan yang selalu memberi semangat, dan

dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini.

17.Dan segenap pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, terimakasih

untuk bantuan dan doanya selama ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai

pihak untuk perbaikan menuju lebih sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat untuk dunia pendidikan saat ini. Terima kasih

Yogyakarta, 12 Juni 2013

Peneliti,


(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Istilah... 6

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 7

BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Kajian Teori ... 9

2.1.1 Pendidikan Karakter ... 9

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 16

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter . ... 21

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 23

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ... 29

2.3 Kerangka Berpikir ... 31

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 32

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33


(17)

xiv

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.3.5 Teknik Anallisis Data ... 38

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ... 41

4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 44

4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk... 51

4.1.4 Kajian Produk Akhir ... 61

4.2 Pembahasan ... 63

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 66

5.3 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 70


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Pengembangan Bahan Ajar Jerrol E. Kemp ... 24 Gambar 3.1 Langkah-Langkah Pengembangan Bahan Ajar ... 34


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif ... 39

Tabel 3.2 Kriteria Skor Skala Lima ... 40

Tabel 4.1 Kriteria Skor Skala Lima ... 51

Tabel 4.2 Komentar Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 52

Tabel 4.3 Bentuk Revisi Bahan Ajar ... 53

Tabel 4.4 Komentar Pakar Pendidikan Karakter ... 54

Tabel 4.5 Bentuk Revisi Bahan Ajar ... 54

Tabel 4.6 Komentar Guru Bahasa Indonesia kelas IV ... 56

Tabel 4.7 Bentuk Revisi Bahan Ajar... 56

Tabel 4.8 Komentar 10 Siswa Kelas IV ... 61

Tabel 4.9 Bentuk Revisi Bahan Ajar ... 61


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru ... 71

Lampiran 2 Silabus ... 74

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 78

Lampiran 4 Lembar Kuesioner Validasi Pakar Bahasa Indonesia ... 111

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 115

Lampiran 6 Lembar Kuesioner Validasi Guru Bahasa Indonesia 1 Kelas IV . 119 Lampiran 7 Lembar Kuesioner Validasi Guru Bahasa Indonesia 2 Kelas IV 123

Lampiran 8 Lembar Kuesioner Validasi Lapangan ... 127

Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia ... 137

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 140

Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia 1 ... 143

Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Bahasa Indoensia 2 ... 146

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan ... 149

Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian ... 150

Lampiran 15 Surat Ijin Wawancara ... 151

Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian ... 152


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional seseorang. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang. Bahasa dalam tingkatan manapun bukan sekedar

pilihan kata, tetapi pilihan makna. Pilihan untuk menunjukkan kelas pergaulan

dan menampilkan akhlak yang dimiliki. Keluhuran moral seseorang bisa dilihat

dari bahasa yang digunakan. Apabila bahasa yang digunakan tidak menampilkan

bahasa yang berperadaban, dan bermoral, maka diduga kuat menggambarkan

kepribadian penggunanya (Pamungkas, 2012:30). Berdasarkan hal tersebut,

bahasa dapat dikatakan membentuk karakter seseorang.

Pembentukan karakter ini sesuai dengan tujuan dari salah satu mata pelajaran

di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran yang dimaksudkan adalah Bahasa

Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib

diikuti oleh para siswa. Tujuan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah

menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa (BSNP, 2006:10). Pengolahan budi pekerti dilakukan dengan

menanamkan nilai-nilai dari budi pekerti itu sendiri. Nilai budi pekerti/nilai

karakter yang diolah dan ditanamkan, diupayakan dapat menumbuhkan suatu


(22)

Penanaman nilai karakter di SD, dapat dilakukan dengan mengembangkan

salah satu keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca. Pada tingkatan

ini, siswa SD dibimbing untuk memperoleh keterampilan mengenal kata,

memahami arti kata, memahami struktur dan arti kalimat, memahami paragraf,

menemukan makna bacaan, dan berkomunikasi (Djiwatampu, 2008:15). Jika

seseorang terampil dan suka membaca maka ia memiliki kesempatan untuk

mengenal dan memahami dunianya dengan lebih cermat dan teliti (Suparti,

2002:2). Kebiasaan manusia bergaul dengan kebenaran, keindahan dan kebaikan

yang terdapat dalam sebuah cerita, akan memberikan pengaruh pada tingkah laku

sehari-hari, yang akan berdampak pada tingkah laku sederhana, berbudi luhur dan

disiplin (Zulela, 2012:23). Oleh sebab itu, keterampilan membaca menjadi salah

satu keterampilan yang perlu dikembangkan dalam upaya menanamkan nilai-nilai

karakter dalam diri anak.

Dengan melihat uraian diatas, Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata

pelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan karakter dalam diri siswa.

Ketersediaan bahan ajar menjadi salah satu unsur yang penting dalam proses

belajar mengajar termasuk juga pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia, seorang guru harus mampu mencari materi yang

tepat dalam menyusun, menyajikan kegiatan yang bersifat kreatif positif dengan

materi yang telah ditentukan (Zulela, 2012:61). Penggunaan bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter dengan berbasis aktivitas akan lebih


(23)

sesuatu yang kongkrit, yang berarti memberi ruang bagi siswa untuk melakukan

dan merasakan sendiri pengetahuan yang sedang dipelajari.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IVA pada tanggal 26

November 2012, pukul 09.00-10.00 WIB di SDN Adisucipto 1, diperoleh

informasi bahwa pendidikan karakter yang didengung-dengungkan oleh

pemerintah selama ini telah dilaksanakan dalam aktivitas pembelajaran Bahasa

Indonesia, namun kurang maksimal. Hal ini terjadi karena bahan ajar yang

benar-benar terintegrasi dengan pendidikan karakter sampai sekarang masih jarang

ditemukan terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan

membaca. Akibatnya, siswa kesulitan dalam mengembangkan dan menanamkan

nilai-nilai karakter dengan bahan ajar yang ada. Kurangnya pengembangan

karakter dalam bahan ajar dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam

berperilaku, misalnya saja (1) saat membaca sebuah bacaan, siswa cenderung

membaca dengan cepat tanpa mencermati isi bacaan sehingga pemahaman siswa

terhadap bacaan sangat kurang, (2) siswa kurang disiplin pada saat mengikuti

upacara bendera dan (3) kurangnya kerjasama antar siswa saat mengerjakan tugas

dalam kelompok. Pengembangan bahan ajar dengan mengintegrasikan karakter

didalamnya memang bukan pekerjaan yang mudah, dibutuhkan suatu pengalaman

dan pengetahuan tentang pendidikan karakter itu sendiri. Guru kelas

mengharapkan adanya bahan ajar yang benar-benar dapat mengembangkan

karakter siswa sehingga guru dan siswa tidak merasa kesulitan dalam

pengembangan dan penerapan nilai-nilai karakter.

Dengan melihat permasalahan tersebut, peneliti mencoba menawarkan


(24)

dengan pendidikan karakter. Bahan ajar yang akan dikembangkan ini memuat

aktivitas atau kegiatan belajar yang memperlihatkan aktivitas pengembangan

karakter. Dengan begitu, bahan ajar Bahasa Indonesia yang akan dikembangkan

ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa pada

Kompetensi Dasar (KD) “menemukan pikiran pokok teks agak panjang dengan cara membaca sekilas dan sekaligus dapat mengembangkan karakter siswa secara

maksimal.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

2. Bagaimana hasil validasi kualitas produk bahan ajar terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter untuk untuk keterampilan membaca pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

2. Untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang


(25)

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Dapat memperoleh pengalaman dalam mengembangkan bahan ajar

Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk

keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV

semester gasal dengan Research and Development (R&D). 2. Bagi siswa

Dapat mengembangkan karakter dan dapat membantu siswa dalam

memahami materi menemukan pikiran pokok teks agak panjang (150-200

kata) dengan cara membaca sekilas.

3. Bagi guru

Dapat memberikan inspirasi bagi guru-guru SD untuk melakukan

pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter

untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

materi menemukan pikiran pokok teks agak panjang (150-200 kata)

dengan cara membaca sekilas.

4. Bagi sekolah

Dapat menambah bahan bacaan khususnya pengembangan bahan

ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan

membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester

gasal dengan materi menemukan pikiran pokok teks agak panjang


(26)

5. Bagi prodi PGSD

Dapat menjadi acuan untuk mengembangkan bahan ajar pada mata

pelajaran lain.

1.5Batasan Istilah

1. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan pada

dua hal yaitu ilmu pengetahuan dan pengembangan karakter individu yang

lebih fokus pada sikap, perilaku, dan cara berfikir individu.

2. Bahan ajar

Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari

setiap Kompetensi Dasar (KD) yang terdiri dari unsur topik, SK, KD,

Indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi,

tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata

penting, dan daftar pustaka.

3. Keterampilan berbahasa

Kemampuan seseorang dalam berbahasa, yang meliputi keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

keterampilan menulis.

4. Keterampilan membaca

Suatu kemampuan membaca tulisan untuk mendapatkan pesan yang


(27)

1.6Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang akan dikembangkan adalah:

1.6.1 Bahan ajar yang dikembangkan merupakan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.6.2 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang

dikembangkan yaitu SK 3. Memahami teks agak panjang (150-200 kata),

petunjuk pemakaian, makna kata dalam kamus/ensiklopedia dan KD 3.1

Menemukan pikiran pokok teks agak panjang (150-200 kata) dengan cara

membaca sekilas.

1.6.3 Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan bahan

ajar ini adalah pendekatan kontekstual.

1.6.4 Bahan ajar yang dikembangkan, diintegrasikan dengan tiga nilai karakter,

yaitu karakter disiplin, cermat dan kerjasama.

1.6.5 Indikator keberhasilan ditinjau dari aspek kognitif, afeksi dan psikomotor.

1.6.6 Struktur Bahan Ajar

Bahan ajar yang dikembangkan, didesain untuk tiga kali pertemuan yaitu

pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2x35 menit, pertemuan kedua

dengan alokasi waktu 3x35 menit dan pertemuan ketiga dengan alokasi

waktu 2x35 menit. Urutan isi pada setiap pertemuan sama, yaitu (1)

SK/KD, (2) motivasi, (3) apersepsi, (4) uraian materi, (5) kegiatan siswa,

(6) pos tes, (7) refleksi, (8) tindakan siswa, dan (9) pekerjaan rumah.

Adapun bagian lain selain urutan isi dalam setiap pertemuan yaitu, (1) kata


(28)

evaluasi untuk kompetensi dasar, (5) kunci jawaban, (6) format penilaian

kognitif, afektif (karakter disiplin, cermat dan kerjasama), dan

psikomotorik, (7) glosarium, (8) daftar pustaka, dan (9) biodata peneliti.

1.6.7 Bahan ajar yang dikembangakan disusun dengan serangkaian aktivitas

yang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Bahan ajar jenis ini,

merupakan bahan ajar berbasis aktivitas.

1.6.8 Desain bahan ajar yang telah dikemas dalam bentuk buku, dinilai

berdasarkan 6 (enam) spesifikasi bahan ajar yang baik yaitu (1) tujuan dan

pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) keterampilan berbahasa,


(29)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Kajian Teori

2.1.1 Pendidikan Karakter

2.1.1.1Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Hornby dan Parnwell, karakter secara harafiah memiliki arti

kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama, atau reputasi (Asmani, 2012:

28). Sedangkan Hermawan Kertajaya mengemukakan bahwa karakter merupakan

“ciri khas” yang dimilki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah “asli” dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang dalam bertindak,

bersikap, berujar dan merespon sesuatu (Asmani, 2012:28).

Dari dua pengertian karakter tersebut, dapat dipahami bahwa karakter

merupakan suatu kekhasan atau keaslian yang telah mengakar dalam diri

seseorang dan menjadi pendorong dan penggerak dalam melakukan suatu hal,

serta dapat menjadi pembeda individu satu dengan individu lain. Semakin

meningkatnya kemampuan untuk bisa membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuat, berarti semakin

baik pula karakter yang dimiliki seseorang (Asmani, 2011:29).

Koesoema (2011:124) menyebutkan bahwa pendidikan karakter

merupakan pola pendidikan yang lebih berkaitan dengan bagaimana menanamkan

nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di sekolah. Selain itu Suyanto, berkata


(30)

aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action) (Asmani, 2012:31). Lain halnya dengan Yahya Khan (2010:1-2), beliau menjelaskan bahwa

pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan perilaku yang

membantu individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai keluarga, masyarakat,

dan bangsa, serta membantu orang lain untuk membuat keputusan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Dengan melihat pengertian dari beberapa ahli dapat dipahami bahwa,

pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan pada dua hal yaitu

ilmu pengetahuan dan pengembangan karakter siswa yang lebih fokus pada sikap,

perilaku, dan cara berfikir. Melalui pendidikan karakter, siswa dibentuk secara

menyeluruh baik dari aspek kognitif, afeksi, maupun psikomotor. Dengan

memperhatikan aspek tersebut diharapkan nilai karakter yang dikembangkan

mampu tertanam dengan baik dalam diri siswa.

2.1.1.2Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan

budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan

keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan

masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau

watak, dan citra sekolah tersebut dimata masyarakat luas (Asmani, 2011:42).

Dalam buku Kesuma, dkk (2011:9) menjelaskan, pendidikan karakter


(31)

yang dikembangkan, (2) mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak

berkesesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah, (3)

membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam

memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

2.1.1.3Nilai-Nilai Pembentuk Karakter

Nilai merupakan bahan pokok dalam pelaksanaan pendidikan karakter.

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan

pendidikan, maka Kemendiknas (2011) telah mengidentifikasi 25 nilai karakter,

yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan Pendidikan Nasional,

yaitu: (1) kereligiusan, (2) kejujuran, (3) kecerdasan, (4) tanggung jawab, (5)

kebersihan dan kesehatan, (6) kedisiplinan, (7) tolong menolong, (8) berfikir

logis, kritis, kreatif, dan inovatif, (9) kesantunan, (10) ketangguhan, (11)

kedemokratisan, (12) kemandirian, (13) keberanian mengambil resiko, (14)

berorientasi pada tindakan, (15) berjiwa kepemimpinan, (16) kerja keras, (17)

percaya diri, (18) keingintahuan, (19) cinta ilmu, (20) kesadaran akan hak dan

kewajiban diri dan orang lain, (21) kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, (22)

menghargai karya dan prestasi orang lain, (23) kepedulian terhadap lingkungan,

(24) nasionalisme, dan (25) menghargai keberagaman.

Menurut Koesoema (2011:124), nilai-nilai yang ditanamkan dalam

pendidikan karater dapat berupa nilai yang bersifat individual personal maupun yang lebih sosial. Nilai karakter yang termasuk dalam nilai bersifat individual personal adalah tanggung jawab, kemurahan hati, penghargaan diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin, daya tahan, percaya diri, dan asas


(32)

terimakasih. Nilai karakter yang bersifat lebih sosial adalah tanggung jawab,

kewarganegaraan, kerjasama, keadilan dan kesediaan mendengarkan. Furqon

(2010:79-81) menyebutkan lebih lanjut dengan menuliskan nilai-nilai karakter

kedalam banyak butir karakter, diantaranya adil, amanah, pengampunan,

antisipatif, arif, baik sangka, kebajikan, keberanian, kebijaksanaan, cekatan,

cerdas, cerdik, cermat, pendaya guna, demokratis, dermawan, dinamis, disiplin,

efisien, empati, fair play, gigih, gotong royong, hemat, hormat, ikhlas, inisiatif, inovatif, dan kejujuran.

Melihat berbagai macam nilai karakter diatas, peneliti menentukan fokus

pembahasan pada pengembangan nilai karakter yang bersifat individual personal

dan nilai karakter yang lebih bersifat sosial. Karakter disiplin dan cerdas menjadi

fokus pengembangan karakter individual personal. Karakter yang bersifat sosial, peneliti fokuskan pada pengembangan karakter kerjasama.

1. Disiplin

Disiplin berasal dari Bahasa Inggris discipline yang berarti “training to act in accordance with rules”, melatih seseorang untuk bertindak sesuai aturan (Roswitha, 2009:5). Disiplin ini merupakan suatu kegiatan mendisiplinkan

(melatih) seseorang untuk dapat bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku

sesuai dengan tempatnya. Pengertian ini senada dengan pengertian yang ada

dalam buku Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (2010:9), yang menjelaskan bahwa disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib


(33)

kontrol yang kuat terhadap waktu, tanggung jawab atas tugas yang diberikan

dan kesungguhan terhadap bidang yang ditekuni (Elfindri, dkk., 2012:30).

Menurut Hendrajaya (2012:34), disiplin juga dapat diartikan sebagai

kemampuan untuk dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran secara

tertib atau profesional.

Dengan melihat penjelasan mengenai pengertian kata disiplin, peneliti

menyusun beberapa indikator disiplin, yang diharapkan dapat mengukur

tingkat disiplin siswa di lingkungan sekolah. Indikator tersebut adalah

ketepatan waktu dalam penyelesaian tugas, pelaksanaan tugas yang sesuai

dengan perintah, dan kesesuaian penyelesaian tugas dengan langkah-langkah

yang telah ditentukan.

2. Kerjasama

Menurut Yusuf (2009:67), kerjasama yaitu sikap mau bekerja dengan

kelompok. Tillman (2004:158) lebih dalam lagi menjelaskan kerjasama

dijelaskan kedalam tiga butir refleksi kerjasama yaitu pertama, kerjasama tercipta bila orang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama.

Kedua, agar bisa bekerja sama semua orang perlu menyadari pentingnya semua orang untuk ikut serta dalam menjaga sikap yang positif, sikap positif

disini adalah sikap mau menghargai dan sikap tanggap terhadap upaya

penyelesaian tugas. Ketiga, bekerjasama membutuhkan kerelaan, kerelaan untuk melepas ide atau mengungkapkan pendapat dan kerelaan untuk

mengikuti orang lain yang mengandung arti mau menerima pendapat atau


(34)

David W. Johnson (2012:8-10) mengungkapkan adanya 5 komponen

pokok dari kerjasama, yaitu:

a. Interdependensi Positif

Setiap anggota kelompok memandang bahwa mereka terhubung

antara satu sama lain, sehingga seseorang tidak akan bisa berhasil jika

semua orang berhasil. Siswa harus menyadari bahwa usaha dari setiap

anggota akan bermanfaat bukan hanya bagi individu yang bersangkutan,

tetapi juga bagi semua anggota kelompok.

b. Interaksi yang mendorong

Siswa saling membantu, mendukung, menyemangati dan menghargai

usaha satu sama lain untuk belajar.

c. Tanggung jawab individual

Siswa belajar bersama-sama supaya selanjutnya mereka dapat

menunjukkan performa yang lebih baik sebagai individu. Tanggung jawab

individual memastikan bahwa semua anggota kelompok tahu siapa saja

yang membutuhkan bantuan, dukungan dan dorongan yang lebih besar

untuk menyelesaikan tugas dan menyadari bahwa mereka tidak bisa hanya

“mencontek” hasil kerja siswa lain begitu saja.

d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil

Siswa dituntut untuk mempelajari pelajaran atau tugas akademik dan

juga keterampilan interpersonal dan kelompok kecil yang dibutuhkan agar


(35)

omunikasi dan manajemen konflik harus diajarkan dengan sama

bertujuannya dan sama tepatnya dengan keterampilan akademis.

e. Pemrosesan kelompok

Anggota kelompok berdiskusi mengenai seberapa baik mereka telah mencapai tujuan masing-masing dan seberapa baik mereka telah

memelihara hubungan yang mereka telah memelihara hubungan yang

efektif. Kelompok perlu menggambarkan tindakan anggota manakah yang

telah sangat membantu dan tidak membantu dan membuat keputusan

tentang sikap mana sajakah yang perlu dilanjutkan atau diubah.

Dengan melihat penjelasan mengenai pengertian dari kerjasama

seperti di atas, peneliti menyusun beberapa indikator kerjasama yang

diharapkan dapat mengukur tingkat kerjasama siswa di lingkungan

sekolah. Indikator tersebut adalah interdependensi positif, interaksi yang

mendorong, tanggung jawab individual, keterampilan interpersonal dan

kelompok kecil, dan pemrosesan kelompok.

3. Cermat

Karakter ketiga yang akan dikembangkan adalah nilai cermat. Nilai

cermat ini merupakan turunan dari pengertian cerdas. Muchlas (2011:51)

menjelaskan, cerdas yaitu berfikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan

penuh perhitungan, rasa ingin tahu yang tinggi, berkomunikasi efektif dan

empatik, bergaul secara santun, menjunjung kebenaran dan kebajikan.

Melihat penjelasan tersebut peneliti berfokus untuk mengembangkan karakter


(36)

Pada KBBI, kata cermat merupakan kata dasar dari kecermatan dan

memiliki arti teliti dan hati-hati. Menurut Furqon (2010:81), cermat memiliki

arti jeli, tepat, teliti, berhati-hati dalam menjalankan tugas, dan penuh minat.

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berupaya menyusun beberapa

indikator kecermatan guna menilai karakter yang bersifat individual personal. Indikator kecermatan yang dimaksud adalah ketepatan dalam menentukan

pikiran pokok, dan tingkat perhatian saat membaca cerita.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD 2.1.2.1Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional untuk Bangsa Indonesia. Dengan

Bahasa Indonesia setiap warganya dapat saling berkomunikasi untuk

menyampaikan informasi maupun menerima informasi. Pembelajaran Bahasa

Indonesia yang dilaksanakan di SD mengarah pada peningkatan kemampuan

peserta didik untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, baik lisan

maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia (Depdiknas, 2006:231). Oleh karena itu, dapat dipahami

bahwa Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat melatih

siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, baik lisan maupun tulisan.

Disamping itu, dengan adanya pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat

menumbuhkan apresiasi siswa terhadap karya Sastra Indonesia.


(37)

minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan keterampilan berbahasa,

dan sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia (Depdiknas, 2006:317).

Atas dasar Standar Kompetensi tersebut, Zulela (2012:5) menyatakan bahwa

tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

adalah agar peserta didik dapat: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien

sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan, (2)

menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia, (3) memahami Bahasa

Indonesia dan dapat menggunakannya dengan tepat dan efektif dalam berbagai

tujuan, (4) meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan

sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa, (6) menghargai dan membanggakan Sastra Indonesia

sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Dengan melihat hal ini dapat dipahami bahwa, pembelajaran Bahasa

Indonesia di SD merupakan sebuah sarana untuk dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam hal berbahasa. Melalui bahasa siswa dapat melatih cara berbahasa

atau berkomunikasi dengan baik dan benar, selain itu secara tidak langsung siswa

dapat pula dilatih untuk mengembangkan dan menanamkan nilai karakter hingga

memiliki budi pekerti yang halus.

2.1.2.2Keterampilan Membaca yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP),


(38)

berbahasa. Keempat aspek keterampilan yang dimaksudkan yaitu keterampilan

mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Membaca merupakan

kemampuan ketiga setelah belajar mendengarkan bahasa dan berbicara (Tarigan,

2008: 2).

Keterampilan membaca menjadi salah satu kemampuan dasar yang harus

dikuasai oleh siswa atau yang sering disebut sebagai kemampuan prasyarat siswa

di SD. Membaca menjadi salah satu kemampuan prasyarat karena sebagian besar

informasi dan pengetahuan yang mereka peroleh di lingkungan terutama di

sekolah berasal dari buku bacaan/buku pegangan yang tak lepas dari unsur

kebahasaan. Dengan dikuasainya keterampilan ini diharapkan siswa mampu

mengikuti pembelajaran dengan baik terutama dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia. Selain itu, diharapkan pula siswa dapat memperoleh informasi dan

pengetahuan baru yang penting bagi dirinya.

Finocchiaro dan Bonomo (Alek&Achmad, 2010:75) mengungkapkan,

membaca merupakan kegiatan memetik serta memahami arti atau makna yang

terkandung dalam bahan tertulis. Lebih jauh lagi, Anderson (Tarigan, 2008:7)

menjelaskan, membaca adalah proses decoding, yang mengandung arti suatu kegiatan untuk memecahkan lambang-lambang verbal atau dapat diartikan pula

sebagai proses menghubungkan kata-kata tulis dengan bahasa lisan yang

mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Selain itu

Nurhadi (2008:29) menjelaskan, membaca merupakan proses yang melibatkan


(39)

Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli dapat dipahami bahwa,

membaca adalah proses mengubah bahasa tulis menjadi bahasa lisan guna

memahami arti dan menemukan makna dengan tepat dari kata demi kata yang

terkandung dalam tulisan. Dengan menguasai keterampilan membaca, diharapkan

siswa dapat memahami isi dari setiap tulisan yang telah dibaca. Menurut Zulela

(2012:44), membaca bacaan/sebuah cerita merupakan salah satu cara pemenuhan

kebutuhan batiniah yang berpengaruh pada pembentukan kepribadian. Lebih jauh

lagi Zulela (2012:23) menuliskan, kebiasaan manusia bergaul dengan kebenaran,

keindahan dan kebaikan yang terdapat dalam sebuah cerita, akan memberikan

pengaruh pada tingkah laku sehari-hari, yang akan berdampak pada tingkah laku

sederhana, berbudi luhur dan disiplin.

Berdasarkan jurnal yang ditulis Suparti (2000:2), membaca merupakan

sarana bagi manusia untuk mengembangkan jiwanya. Jika seseorang terampil dan

suka membaca, maka ia memiliki kesempatan untuk mengenal dan memahami

dunianya dengan lebih cermat dan teliti. Kecermatan dan ketelitian ini akan

mengembangkan jiwa secara lebih baik. Sifat “teliti/cermat” akan mendukung

terwujudnya insan yang berkarakter. Melihat hal ini, kegiatan membaca tidak

hanya sekedar menemukan sebuah makna yang tepat dalam bahasa tulis yang

telah dilisankan, namun dapat dijadikan sebagai sarana untuk menanamankan

nilai-nilai karakter yang telah ditetapkan oleh Depdiknas. Melalui kegiatan

membaca, kemampuan siswa dapat berkembang secara menyeluruh tidak hanya

aspek kognitif dan psikomotor saja yang berkembang, namun aspek afeksi juga


(40)

Tujuan membaca adalah mencari dan menemukan informasi yang

mencakup isi dan memahami makna bacaan (Utami, 2007:2). Apabila siswa telah

dapat memahami isi bacaan, dapat dikatakan bahwa tujuan dari kegiatan membaca

yang telah dilakukan dapat tercapai dengan baik. Tujuan membaca pada tingkat

pemula yang biasa ditemui pada siswa SD antara lain: (1) mengenali

lambang-lambang bahasa, (2) mengenali kata-kata dalam kalimat, (3) menemukan ide

pokok dan kata kunci, dan (4) menceritakan kembali isi bacaan pendek

(Iskandarwassid & Sunendar, 2011:289-290).

Dalam upaya pengembangan keterampilan membaca di SD terutama

kelas atas, ada beberapa jenis kegiatan membaca yang dilakukan yaitu membaca

lanjutan, membaca nyaring/bersuara, membaca teknik, membaca lancar, membaca

indah, membaca dalam hati, membaca pemahaman, membaca bahasa, membaca

kritis, membaca cepat, membaca pustaka, dan membaca memindai (Zulela, 2012:

6-7). Untuk melakukan kegiatan membaca dibutuhkan beberapa teknik dalam

membaca. Terdapat 4 teknik membaca, yaitu (1) baca-pilih (selecting), (2) baca-lompat (skipping), (3) baca-layap (skimming), (4) baca-tatap (scanning) (Rahim, 2007:51-52).

Menurut penjelasan Tarigan, membaca sekilas disebut juga membaca

Skimming (2008:32). Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk

mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 2008:32). Membaca


(41)

pokok secara cepat. Dengan melihat penjelasan dari Farida Rahim dan Soedarso,

membaca sekilas menjadi salah satu teknik dalam membaca cepat. Dalam

membaca cepat, pembaca melakukan kegiatan membaca secara cepat untuk

mengetahui isi suatu bacaan atau bagian-bagiannya (Pandawa, 2009:8).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa membaca

sekilas merupakan salah satu kegiatan membaca untuk menemukan makna atau

ide pokok secara cepat dari suatu cerita/bacaan yang telah dibaca. Sesuai dengan

isi KTSP, menemukan ide pokok dengan membaca sekilas menjadi Kompetensi

Dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas IV semester gasal pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia khususnya keterampilan membaca. Isi dari Kompetensi Dasar

tersebut adalah menemukan pikiran pokok teks agak panjang (150-200 kata)

dengan cara membaca sekilas.

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter

Bahan ajar merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang perlu

disiapkan oleh seorang guru sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas.

Menurut Abdul Majid (2009:173), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan

belajar–mengajar di kelas. Bahan atau materi yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Prastowo (2012:17) menjelaskan lebih lanjut

mengenai bahan ajar, yaitu seperangkat materi yang disusun sistematis, yang

menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik


(42)

Dari beberapa pengertian bahan ajar tersebut, dapat diambil kesimpulan

bahwa, bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang memuat berbagai macam

kompetensi siswa yang disusun secara sistematis dan digunakan untuk membantu

guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Bahan ajar yang baik, dapat

memungkinkan terciptanya lingkungan atau suasana untuk siswa dapat belajar

secara maksimal. Maksimal dalam mengembangkan kemampuan baik aspek

kognitif, afeksi, maupun psikomotor (Rukiyanto, dkk., 2009:3).

Menurut Prastowo (2012:20), terdapat beberapa unsur dalam bahan ajar

yang baik, yaitu (1) petunjuk belajar, (2) kompetensi yang akan dicapai, (3)

informasi pendukung, (4) latihan-latihan, (5) petunjuk kerja atau lembar kerja, dan

(6) evaluasi. Dengan adanya petunjuk belajar, diharapkan guru dapat mengerti

cara mengajarkan materi kepada siswa, dan siswa diharapkan dapat mempelajari

materi yang ada dalam bahan ajar tersebut. Sedangkan untuk kompetensi yang

dicapai, dimaksudkan agar guru mengetahui kompetensi yang diharapkan dapat

tercapai oleh siswa dalam pembelajaran. Informasi pendukung dimaksudkan agar

dapat membantu siswa dalam meyelesaikan soal-soal latihan dan evaluasi pada

lembar kerja. Cunningsworth (1995:3) mengemukakan beberapa unsur untuk

mengevaluasi suatu bahan ajar agar dapat mengukur kualitas bahan ajar.

Unsur-unsur tersebut yaitu aims, skills, topic, methodologi, teacher’s book, dan practical consideration.

Melihat pemahaman bahwa bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang


(43)

diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter, yaitu memberikan banyak perhatian pada aspek karakter

yang ada dalam setiap mata pelajaran dan mengembangkan substansi yang

bermakna melalui pengetahuan kontekstual (Raka, 2011:64). Dalam upaya

penanaman nilai karakter pada siswa SD, bahan ajar yang digunakan tidak hanya

memuat teori tentang karakter-karakter namun memuat aktivitas yang dapat

dijadikan sebagai pelatihan dari penanaman nilai karakter-karakter. Peleburan

individu melalui suatu pengalaman dan bukan sekedar pemahaman secara teoritis

(Koesoman, 2010:268).

Lebih jauh lagi Furqon mengungkapkan bahwa, ada langkah-langkah

dalam upaya pengintegrasian pendidikan karakter dalam bahan ajar setiap mata

pelajaran, diantaranya: pertama, mendeskripsikan Kompetensi Dasar (KD), kompetensi yang dideskripsikan biasanya bersumber dari kurikulum 2006; kedua, mengidentifikasi butir-butir karakter yang akan diintegrasikan ke dalam bahan

ajar; ketiga, mengintegrasikan butir-butir karakter ke dalam Kompetensi Dasar yang telah dipilih; keempat, melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan metode atau teknik tertentu; kelima, menentukan metode; keenam, menentukan evaluasi; dan ketujuh, adalah menentukan sumber belajar (2010:57).

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan suatu bahan yang digunakan seorang guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar yang akan digunakan,


(44)

dalam menyusun suatu bahan ajar dibutuhkan suatu model pengembangan bahan

ajar yang dikembangkan berdasarkan langkah-langkah penyusunannya.

Ada banyak model pengembangan bahan ajar yang dapat digunakan dan

salah satunya adalah model pengembangan milik Jerrold E. Kemp yang telah

direvisi. Menurut Kemp (Trianto, 2009:179), pengembangan perangkat

merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan

berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat

dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut. Model pengembangan bahan

ajar ini dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Planing Revision Formative Project Management Su p p o rt Ser v ive Su m m a ti v e E v al u ati o n Instructional Problem Learner characteristic Instructional Resource Evaluation instrument Instructional Delivery Instructional Strategies Task Analysis Instructional Objectives Content Sequencing


(45)

1. Identifikasi masalah pembelajaran

Menurut Trianto, tahapan ini bertujuan untuk mengetahui kesenjangan

antara tujuan kurikulum dengan fakta yang berlaku di lapangan saat ini baik

yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang

digunakan guru untuk mecncapai pembelajaran (2009:180). Kesenjangan

yang telah ditemukan menjadi indikasi adanya sebuah masalah di lapangan.

2. Analisis siswa

Analisis siswa diperlukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan

karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik

individu maupun kelompok. Tingkah laku awal siswa dilakukan dengan

mengidentifikasi keterampilan-keterampilan prasyarat yang harus dimiliki

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam buku Trianto, Ibrahim

mengungkapkan bahwa karakteritik siswa dianalisis dengan melihat

kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata

pelajaran, pengalamaan, keterampilan psikomotor, kemampuan bekerjasama,

keterampilan sosial,dan sebagainya (2009:181).

3. Analisisi tugas

Menurut Kemp dalam buku Trianto dijelaskan, analisis tugas merupakan

kumpulan prosedur untuk menentukan isi dari suatu pengajaran (2009:181).

Dapat dipahami bahwa analisis tugas merupakan kegiatan untuk mengetahui

keterkaitan tugas yang diberikan oleh guru dengan kurikulum, pokok bahasan

yang diajarkan dan tujuan dari dilaksanakan pembelajaran tersebut. Analisis

ini meliputi beberapa komponen yaitu analisis isi pelajaran, analisis konsep,


(46)

Analisis isi dilakukan dengan mencermati kurikulum GBPP yang sesuai, dimulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, serta garis

besar perincian isi pokok bahasan. Analisis isi dilakukan dengan mencermati

kurikulum GBPP yang sesuai, dimulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub

pokok bahasan, serta garis besar perincian isi pokok bahasan.

Analisis Konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutan

penyajiannya dan merinci konsep-konsep yang relevan. Hasil analisis konsep

ini adalah sebuah peta konsep. Analisis prosedural dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian.

Analisis pemrosesan informasi dilakukan dengan mengelompokkan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan

mempertimbangkan waktu.

4. Merumuskan indikator

Perumusan indikator ini, mempunyai tujuan untuk mengarahkan aktivitas

pembelajaran sesuai dengan tujuan dari indikator yang telah disusun.

Perumusan indikator ini dilakukan berdasarkan pada hasil analisis

pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa. Tujuan dari

merumuskan indikator ini adalah a) alat untuk mendesain kegiatan

pembelajaran, b) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi

hasil belajar siswa dan c) panduan siswa dalam belajar (Trianto, 2009:182).


(47)

tersebut dilihat dari hasil atau nilai hasil belajar atau nilai evaluasi yang

diperoleh siswa. Dengan begitu antara soal evalusai dengan sasaran/tujuan

pembelajaran harus saling berhubungan.

6. Strategi pembelajaran

Dalam tahap ini dilakukan pemilihan strategi melajar mengajar yang

tentunya sesuai dengan perumusan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan

motode, pendekatan atau metode, dan pemilihan format penulisan perangkat

pembelajaran. Strategi yang digunakan merupakan sebuah strategi yang

dipandang baik, dimana dapat memberi pengalaman yang berguna bagi siswa,

serta dapat mencapai tujuan yang yang telah dirumuskan.

7. Pemilihan media atau sumber pembelajaran

Sama dengan tahap-tahap sebelumnya, pemilihan media atau sumber

belajar dalam pembelajaran disesuaikan dengan rumusan dari tujuan

diadakannya pembelajaran. Secara tidak langsung pemilihan media atau

sumber pembelajaran sangat dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu

pembelajaran.

Jika sumber-sumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati,

maka hal tersebut dapat memenuhi tujuan pembelajaran, antara lain

memotivasi siswa dengan cara yang manarik dan menstimulasi perhatian pada

meteri pembelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan menggambarkan isi

meteri pembelajaran dan keterampilan-keterampilan kinerja, membantu sikap

pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta memberi kesempatan untuk


(48)

8. Pelayanan pendukung

Yang dimaksud dengan layanan pendukung pada tahap ini adalah seluruh

layanan yang dibutuhkan dalam pengembangan bahan ajar, antara lain yaitu:

kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait

serta juga layanan perpustakaan.

9. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah penilaian yang berfungsi sebagai pemberi

informasi kepada pengembang, seberapa baik program telah berfungsi dalam

mencapai berbagai sasaran/tujuan (Trianto, 2009: 186). Penilaian formatif ini,

dilaksanakan selama proses pengembangan dan uji coba desain produk.

Melalui penilaian formatif ini, peneliti dapat mengetahui kelemahan dari

perencanaan pembelajaran yang telah dibuat. Setelah megetahui kelemahan

dari program atau produk yang dikembangkan, maka dapat dilakukan proses

perbaikan sebelum terpakai secara luas.

10.Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian

tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber utama dari penilaian ini

kemungkinan bersar yaitu dari hasil post tes dan ujian akhir pembelajaran.

Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk

pembelajaran tertentu (Trianto, 2009:186).


(49)

dilakukan secara terus menerus pada setiap langkah pengembangan. Setiap

langkah rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi

(Kemp, 1994:73). Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan

memperbaiki rancangan yang telah dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan

dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sumatif, evaluasi formatif, dan

pelayanan pendukung di lingkungan tempat pengembangan.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan, yaitu yang pertama milik Puji Astuti Endang (2012), Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Keterampilan Membaca Sekilas Bahasa Indonesia Kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta, yang menjelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan empat metode penelitian dan

pengembangan yaitu (1) kajian KTSP dan materi pembelajaran, (2) analisis

kebutuhan dan pengembanagn program, (3) produksi multimedia dan modul

pembelajaran, dan (4) validasi dan revisi produk oleh pakar pembelajaran Bahasa

Indonesia, pakar media, guru dan siswa hingga menghasilkan prototipe produk.

Dari hasil validasi pakar Bahasa Indonesia diperoleh skor rata-rata sebesar 5,00

kategori “sangat baik”, validasi guru diperoleh skor rata-rata 4,45 kategori “

sangat baik”, validasi pakar media diperoleh skor 3,80 kategori “baik” dan untuk

validasi lapangan diperoleh skor “4,60” kategori: “sangat baik”. Dengan demikian produk yang dikembangkan berupa multimedia interaktif pembelajaran Bahasa


(50)

Penelitian kedua milik Bernadeta Lisa Andika (2012) dengan judul

Pendidikan Karakter Terintegrasi Dengan Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia kelas VII Semester 1 dan 2. Dalam penelitian ini, dihasilkan sebuah produk yaitu buku teks pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter. Produk tersebut telah direvisi berdasarkan (1) uji

coba produk oleh pakar pendidikan Bahasa Indonesia dan (2) uji coba produk oleh

siswa kelas VII SMP Johannes Bosco Yogyakarta.

Penelitian ketiga milik Anastasia Tiur Rohani (2008) dengan judul

Pendidikan Karakter Yang Terintegrasi Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia Untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester 1 Dan 2. Penelitian ini melalui beberapa langkah pengembangan yaitu (1) analisis data, (2) pengembangan

produk, (3) validasi ahli, (4) revisi, (5) uji coba, (6) revisi akhir, hingga

menghasilkan produk akhir berupa buku ajar. Pada akhir dari penelitian ini

mendapatkan kesimpulan bahwa materi pembelajaran menulis Bahasa Indonesia

yang terintegrasi dengan pendidikan karakter kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1

Yogyakarta dapat membantu siswa dalam mematangkan karakter yang ada.

Melihat paparan dari ketiga penelitian diatas, diketahui bahwa,

pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia khususnya keterampilan membaca

yang terintegrasi dengan Pendiidkan karakter belum pernah dilakukan di SD. Oleh

sebab itu, peneliti berupaya untuk melakukan pengembangan bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia


(51)

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam upaya terealisasikannya pendidikan karakter di sekolah, terdapat

beberapa hal pendukung yang perlu untuk disiapkan. Salah satu dari pendukung

yang harus disiapkan adalah bahan ajar. Bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter menjadi salah satu alat pendukung terwujudnya pendidikan

karakter di sekolah. Bahan ajar ini, diharapkan dapat membantu guru dalam

menerapkan nilai-nilai karakter pada diri anak dan mempermudah siswa dalam

memaknai setiap aktivitas pembelajarannya. Kurang tersedianya bahan ajar

berbasis karakter di sekolah menjadi salah satu penghambat terealisasikannya

pendidikan karakter dalam aktivitas pembelajaran. Kesibukan guru mengajar dan

pemenuhan tugas lainnya, menjadikan kendala bagi guru dalam pengembangan

bahan ajar yang ada. Melihat permasalahan ini peneliti berupaya untuk membantu

guru dalam penyediaan bahan ajar. Upaya yang dilakukan peneliti yaitu

mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

Dilandasi oleh faktor kedisiplinan anak, terhadap tata tertib sekolah saat ini yang

masih cenderung kurang dan terdapat beberapa anak yang kurang cermat dalam

membaca sebuah cerita, serta terdapat beberapa siswa yang cenderung kurang

mengerti makna dari kerjasama dalam penyelesaian tugas kelompok, maka dalam

pengembangan bahan ajar ini, peneliti mengintegrasikan tiga nilai karakter dalam

pengembangan bahan ajar. Ketiga nilai karakter tersebut adalah karakter disiplin,

cermat dan kerjasama.

Agar upaya pengembangan bahan ajar ini lebih berhasil, maka peneliti

memilih model pengembangan milik Jerold E. Kemp yang sering dikenal sebagai


(52)

pengembangan yang dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang yang

menggambarkan bahwa bahan ajar disusun memang benar-benar menyesuaikan

kebutuhan siswa, dan tujuan pendidikan itu sendiri. Dengan menggunakan model

Jerold E. Kemp dalam pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter diharapkan dapat menghasilkan bahan ajar yang dapat

membantu dalam upaya penanaman karater dalam diri siswa terutama siswa SD.

2.4 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter dalam keterampilan membaca?

2. Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter dalam keterampilan membaca menurut pakar Pembelajaran

Bahasa Indonesia?

3. Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter dalam keterampilan membaca menurut pakar pendidikan

karakter?

4. Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter dalam keterampilan membaca menurut guru kelas IV SDN

Adisucipto 1 Yogyakarta?

5. Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter dalam keterampilan membaca sekilas menurut 10 siswa kelas


(53)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). R&D merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut

(Sugiyono, 2009:494). Penelitian ini berawal dari sebuah kebutuhan akan sebuah

produk untuk memecahkan suatu permasalahan. Dengan melihat suatu

permasalahan, maka penelitian ini melakukan pengembangan suatu produk berupa

bahan ajar untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter untuk kelas IV semester gasal di

SDN Adisucipto 1 Sleman, Yogyakarta. Produk yang dihasilkan berupa bahan

ajar untuk siswa kelas IV.

3.2Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil

modifikasi antara model pengembangan bahan ajar Jerrold E. Kemp dan langkah

penelitian R&D milik Borg and Gall dalam buku Sugiyono. Hasil modifikasi ini,

terdiri dari 7 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)

desain produk (prototipe), (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, dan

(7) revisi desain. Hasil akhir dari penelitian pengembangan ini adalah desain


(54)

untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD

semester gasal. Prosedur pengembangan ini dapat dijelaskan melalui bagan


(55)

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengkaji potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah maka dilakukan analisis

kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara kepada guru Bahasa

Indonesia kelas IV di SDN Adisucipto 1. Analisis kebutuhan ini, bertujuan untuk

mengetahui pandangan guru mengenai pendidikan karakter, ketersediaan bahan

ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, dan sekaligus dapat

memperoleh gambaran mengenai karakteristik siswa.

Langkah kedua adalah pengumpulan data. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan guru dan kajian dokumen dari beberapa sumber yang

mendukung. Hasil dari pengumpulan data digunakan sebagai pertimbangan

perencanaan produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Langkah ketiga adalah mendesain sebuah produk berupa bahan ajar untuk keterampilan menulis Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Langkah

ini dimulai dengan mengkaji Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar (SK/KD)

dalam kurikulum KTSP, menentukan indikator, menentukan tujuan, menentukan

isi bahan ajar, menentukan strategi pembelajaran, menyusun kegiatan belajar,

menentukan sumber belajar, dan menyusun evaluasi yang dapat mengukur

ketercapaian KD.

Langkah keempat adalah validasi desain.Validasi desain akan dilakukan dilakukan oleh beberapa pakar, yang sering disebut sebagai validasi pakar.

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain


(56)

orang pakar yang terdiri dari, 1 pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, 1 pakar

pendidikan karakter, dan 2 guru Bahasa Indonesia kelas IV. Validasi produk ini

bertujuan untuk memperoleh komentar dan saran serta penilaian terhadap produk

yang dikembangkan dari para pakar. Dari komentar dan saran tersebut akan

diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan serta perbaikan

yang harus dilakukan.

Langkah kelima adalah revisi desain. Revisi desain akan dilakukan setelah hasil validasi pakar berupa komentar dan saran didapatkan. Revisi desain

dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang dikembangkan.

Langkah keenam adalah uji coba desain. Desain produk yang telah berhasil direvisi akan langsung diujicobakan. Uji coba desain ini dilakukan kepada siswa

kelas IV SDN Adisucipto 1. Setelah melakukan uji coba, siswa diberi kuesioner

untuk menilai apakah produk yang dibuat sudah sesuai dan baik untuk siswa.

Hasil uji coba merupakan evaluasi sumatif terhadap desain produk pengembangan

bahan ajar.

Langkah ketujuh adalah revisi desain. Revisi desain dilakukan setelah uji coba produk. Produk akan direvisi berdasarkan masukan dari siswa yang ikut dalam uji

coba produk. Hasil dari revisi produk ini akan menjadi sebuah desain produk final

bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

3.3Uji Coba Produk 3.3.1 Desain Uji Coba


(57)

ajar yang telah divalidasi oleh pakar akan diujicobakan pada siswa kelas IV SDN

Adisucipto 1 dan kemudian dilakukan uji coba desain oleh 10 siswa kelas IVA

SDN Adisucipto 1.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian pengembangan ini adalah 10 siswa kelas

IVA semester genap SDN Adisucpto 1 tahun ajaran 2012/2013.

3.3.3 Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian pengembangan ini, instrumen penelitian berupa daftar

pertanyaan wawancara, dan lembar kuesioner. Daftar pertanyaan yang disusun,

digunakan pada saat melakukan wawancara dengan guru kelas IV SDN

Adisucipto 1. Hasil wawancara tersebut akan digunakan untuk menganalisis

kebutuhan terhadap bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter.

Lembar Kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator

bahan ajar yang baik untuk memvalidasi bahan ajar yang dibuat oleh peneliti.

Kuesioner tersebut diisi oleh 1 pakar pembelajaran Bahasa Indoensia, 1 pakar

pendidikan karakter, 2 guru Bahasa Indonesia kelas IV dan 10 siswa kelas IVA

SDN Adisucipto 1. Hasil validasi melalui pengisian lembar kuisioner dapat

digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi bahan ajar.

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian pengembangan ini, teknik pengumpulan data yang


(58)

kepada guru kelas IV SDN Adisucipto 1. Wawancara dilakukan untuk survei

kebutuhan dan data yang diperoleh dianalis untuk mendapat informasi mengenai

kebutuhan guru akan bahan ajar bahasa Indoensia yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner bertujuan untuk

memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi bahan ajar.

3.3.5 Teknik Anallisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan

kualitatif. Data kualitatif berupa komentar dan saran yang diberikan oleh 1 pakar

pembelajaran Bahasa Indonesia, 1 pakar pendidikan karakter, 2 guru Bahasa

Indonesia kelas IV dan 10 siswa kelas IVA SDN Adisucipto 1 dianalisis sebagai

acuan untuk memperbaiki produk yang dibuat. Data kuantitatif yang diperoleh

melalui instrumen penelitian berupa lembar kuesioner pada saat validasi dan uji

coba, dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif.

Skala penilaian yang terdapat dalam lembar kuesioner, terdiri dari lima

pilihan untuk menilai kualitas dari bahan ajar. Kelima pilihan tersebut yaitu sangat

kurang baik (1), kurang baik (2), cukup baik (3), baik (4), sangat baik (5). Skor

yang sudah didapat kemudian dikonfersikan menjadi data kualitatif skala lima

dengan acuan menurut sukarjo (2008:101).

Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Interval Kategori

X > + 1,80 Sbi Sangat Baik

+ 0,60 Sbi< X ≤ + 1, 80Sbi Baik


(59)

Keterangan:

Rerata ideal : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan Baku Ideal (SBi) : (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif

dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi

tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan

konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5

Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal i) : (5 + 1) = 3

Simpangan baku ideal (SBi) : (5 - 1) = 0,67

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat

kurang baik

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > i) + 1,80 SBi

= X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21

Kategori baik = i + 0,60SBi < X ≤ i +1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21) = 3,40 < X ≤ 4,21


(60)

Kategori cukup baik = i - 0,60SBi < X ≤ i +0,60SBi

= 3 –(0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 –(0,40) < X ≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X ≤ 3,40

Kategori kurang baik = i - 1,80SBi < X ≤ i - 0,60SBi

= 3 –(1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 –(1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = X ≤ i - 1,80SBi

= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)

= X ≤ 3 – (1,21)

= X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi

kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Hasil Perhitungan Kategori

X > 4,21 Sangat Baik

< X ≤ Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik

1,79 < X ≤ Kurang Baik


(61)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan

Data analisis kebutuhan yang didapatkan berasal dari aktivitas wawancara

dengan guru Bahasa Indonesia kelas IV SDN Adisucipto 1. Analisis kebutuhan ini

dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pemahaman guru kelas IV SDN

Adisucipto 1 mengenai pendidikan karakter dan ketersediaan bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter di SDN Adisucipto 1. Wawancara yang

dilakukan dengan guru berdasarkan atas pedoman pertanyaan yang terdiri dari

delapan pertanyaan.

Berdasarkan hasil wawancara (lampiran 1 halaman 71 ), guru kelas IV

SDN Adisucipto menyadari pentingnya pendidikan karakter apabila

dikembangkan atau ditanamkan pada siswa SD, karena usia dini merupakan saat

yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Gurupun telah mengutarakan

bahwa, pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai karakter dalam setiap

aktivitas pembelajaran menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Wajib dilakukan

karena sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Nasional, hanya saja implementasi dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia belum sepenuhnya dapat diwujudkan meskipun usaha terus dilakukan.

Dalam mengimplikasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran, guru

membutuhkan sebuah bahan ajar. Bahan ajar yang mengintegrasikan pendidikan


(62)

telah didengung-dengungkan mengenai penanaman pendidikan karakter dalam

setiap mata pelajaran. Pernah suatu kali guru menemukan bahan ajar yang

menanamkan pendidikan karakter namun penanaman pendidikan karakter masih

belum terlihat karena masih terlihat seperti sebuah bagian yang berdiri sendiri dan

belum menyatu dalam bahan ajar. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia terutama dalam keterampilan membaca, (1) bacaan yang ada

kadang-kadang tidak sesuai dengan karakter yang akan dikembangkan, (2) isi bacaan sulit

untuk dipahami oleh para siswa sehingga mereka sering menghadapi

permasalahan dengan bacaan yang dibacanya, dan (3) penjelasan mengenai nilai

yang akan dikembangkan belum terlihat jelas sehingga siswa kurang memahami

nilai yang akan dikembangkan dan bisa dipastikan kurang bisa tertanam dalam

diri siswa, misalnya dalam pengembangan keterampilan membaca, makna dan

petunjuk nilai cermat agar berhati-hati pada saat membaca suatu bacaan tidak

dicantukan, sehingga siswa sering kali hanya sekedar membaca dengan cepat

tanpa memahami isi dari bacaan yang dibacanya.

Selain masih jarang ditemuinya bahan ajar, guru mengaku mengalami

kesulitan apabila akan mengembangkan bahan ajar tersebut secara mandiri.

Kesulitan ini ada dikarenakan dalam pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter, terlebih dahulu guru harus memahami secara benar

pendidikan karakter itu sendiri, selain itu beban mengajar yang banyak dan bahan

yang dipersiapkanpun juga cukup rumit. Kesulitan-kesulitan ini menyebabkan


(63)

kegiatan-melakukan adaptasi yang berarti. Guru kadang melewatkan begitu saja pentingnya

mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran.

Pada akhir kegiatan wawancara ini, guru kelas IV mengungkapkan

kembali bahwa, beliau sangat membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia, apalagi bahan ajar yang berbasis aktivitas. Guru

mengungkapkan hal tersebut, karena kompetensi pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran, selian itu dengan

adanya bahan ajar tersebut dapat memudahkan siswa dalam memahami nilai

karakter sehingga penanaman akan jauh lebih maksimal lagi dan secara tidak

langsung memudahkan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter

melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Dari uraian guru yang berisi contoh berbagai hambatan yang dihadapi, dan

ungkapan dibutuhkannya bahan ajar, maka peneliti dapat melihat bahwa bahan

ajar yangs elama ini digunakan oleh guru dan siswa belum mampu menanamkan

nilai-nilai karakter secara maksimal dalam diri siswa. Oleh karena itu, peneliti

menarik kesimpulan, jika guru belum dapat menanamkan nilai karakter secara

maksimal, maka nilai karakter dalam diri anak belum dapat berkembang dan

tertanam dengan baik. Peneliti juga mendapatkan pemahaman bahwa, sebuah

bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan

membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, sangat dibutuhkan baik oleh


(1)

(2)

(3)

Gambar 1. Para siswa menyimak dengan baik arahan yang diberikan oleh guru

Gambar 2. Siswa mengyelesaikan tugas menyusun puzzle bersama dengan kelompok Lampiran 18. Foto Validasi Lapangan


(4)

(5)

CURRICULUM VITAE

Deny Adenty Sary lahir di Pekalongan, 15 Desember 1991. Pendidikan dasar siperoleh di SD PIUS Pekalongan, tamat pada tahun 2003. Pensisikan Menengah Pertama diperoleh di SMP PIUS Pekalongan, tamat pada tahun 2006. Pendidikan Menengah Pertama di SMAN 3 PEKALONGAN, tamat tahun 2009.

Pada tahun 2009, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”.


(6)

Dokumen yang terkait

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 206

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 164

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 2 169

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 249

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 192

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 185

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal

1 2 204

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal

0 0 247

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal - USD Repository

0 0 172

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL SKRIPSI

0 0 167