7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disajikan acuan dasar yang digunakan pada penelitian ini. Acuan dasar tersebut akan diuraikan secara berurutan yaitu pendidikan karakter
terutama karakter ingin tahu, mandiri, dan mengahargai karya orang lain; hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar; pengembangan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter; model pengembangan bahan ajar; penelitian yang relevan; kerangka berfikir; serta pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pendidikan Karakter di SD
A. Pengertian pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan suatu istilah yang semakin hari semakin mendapat pengakuan dari masyarakat Indonesia. Menurut Rutland dalam
Hidayatullah 2010:12 karakter berasal dari akar kata latin yang berarti “dipahat”, oleh karena itu karakter adalah kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak
atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penegak, serta yang membedakan dengan individu lain. Menurut
Ratna Megawangi dalam Dharma Kesuma 2011:5 pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan
bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Menurut D. Yahya
Khan dalam Jamal Ma’mur Asmani 2012:30 pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan
bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bangsa.
8
Menurut Doni Koesoema 2007:124 pendidikan karakter berkaitan dengan bagaimana menanamkan nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di
sekolah. Dengan demikian fungsi sekolah adalah sebagai tempat persemaian dan lahan yang memungkinkan bibit-bibit tersebut tumbuh subur serta memunculkan
sebaik mungkin keunggulannya masing-masing Raka,Gede dkk 2002:51. Nilai- nilai ini dapat memiliki bobot moral ataupun tidak, seperti nilai yang sifatnya
individual personal tanggung jawab personal, kemurahan hati, penghargaan diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin diri, daya tahan, pemberian diri,
percaya diri, integritas, cinta, tepat waktu, berjiwa pengampun, dan rasa terima kasih. Menurut Sri Narwanti 2011:14 pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
nilai tersebut. Dengan demikian, pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif
dan akhirnya pengalaman nilai secara nyata Salirawati, 2012 dan guru memiliki peranan untuk membantu peserta didik dalam membangun dan mengembangkan
karakter, hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Jais 2012:240, “a counselor can help young generations to build good and balanced characters through
giudance and recommendation ”.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah cara yang dilakukan guru untuk mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berperilaku
yang berkaitan dengan nilai-nilai tertentu dalam diri anak di sekolah baik bersifat sosial maupun personal. Dalam melakukan pendidikan karakter guru perlu buku
9
khusu untuk melakukan penanaman nilai-nilai karakter sehingga penanaman nilai karakter dapat lebih mudah dan sesuai tujuan nilai karakter yang dikembangkan.
Pendidikan yang berorientasikan pendidikan karakter tidak bisa didasarkan pada pandangan bahwa siswa merupakan gelas kosong, melainkan siswa merupakan
bibit unggul yang memiliki potensi yang berbeda dan harus dikembangkan.
B. Tujuan pendidikan karakter