Model Pembelajaran Cooperative Learning .1 Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning
48
2.1.12 Model Pembelajaran Cooperative Learning 2.1.12.1 Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning
Sulayman 2011: 637 menyatakan pendapatnya mengenai pengertian model pembelajaran kooperatif, disebutkan bahwa:
Cooperative learning can be defined as a learning approach in which students help one another on an academic subject, in small
mixed groups formed both in class and in non-class environments, which helps individuals gain more self confidence and develop
their communication skills and problem solving and critical thinking abilities, and through which all of the students actively
participate in the learning-teaching process.
Pernyataan Sulayman dapat diartikan bahwa pembelajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran yang membantu siswa satu sama
lain dalam belajar, siswa terbentuk dalam kelompok kecil baik di dalam ruangan kelas maupun di luar kelas. Pembelajaran kooperatif ini membuat siswa lebih
percaya diri dan membuat anak mengembangkan kemampuan komunikasi mereka dan kemampuan memecahkan masalah serta kemampuan berpikir kritis. Pada
pembelajaran kooperatif ini siswa berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Panitz Suprijono 2012: 54-55 pembelajaran kooperatif adalah konsep yang meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar
pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan Suprijono 2010:58.
49
Menurut Roger, dkk. 1992 dalam Huda 2012: 29 menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang
diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial antara kemompok-kelompok pembelajar yang
didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajaran anggota- anggota yang lain.
Parker 1994 dalam Huda 2012: 29 mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. Sementara itu Johnson dan Johnson 1993 dalam
Masitoh dan Dewi 2009:232 pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk dalam
struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Dalam strategi pembelajaran kooperatif siswa diarahkan untuk bisa juga bekerja, mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu. Artz dan Newman
1990 dalam Huda 2012: 32 mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu
masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama. Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan
menerima apa yang disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan
siswa yang lain.
50
Berdasarkan beberapa konsep tentang pembelajaran kooperatif, maka disimpulkan pembelajaran kooperatif yaitu kelompok kecil yang terdiri dari siswa
yang memiliki karakteristik heterogen yang bekerja sama untuk mengatasi masalah atau mencapai tujuan bersama.
2.1.12.2 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Masitoh dan Dewi 2009: 233 menjelaskan bahawa pembelajaran
kooperatif berbeda dengan pembelajaran melalui diskusi. Berikut ini karakteristik pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1 Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi
akademis. 2
Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
3 Jika memungkinkan, masing-masing anggota dalam kelompok kooperatif
berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin. 4
Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu. Lie 2003:30 dalam Masitoh dan Dewi 2009:233 menambahkan bahwa
ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus ditetapkan, meliputi saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka,
komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Ciri-ciri lain dari pembelajaran kooperatif menurut Sahl 1994 dalam Masitoh dan Dewi
2009:234 yaitu: 1 belajar bersama dengan teman; 2 selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman; 3 saling mendengarkan pendapat di antara
anggota kelompok; 4 belajar dari teman sendiri dalam kelompok; 5 belajar
51
dalam kelompok kecil; 6 produktif berbica atau saling mengemukakan pendapat;7 keputusan tergantung pada siswa sendiri; 8 siswa aktif. Sedangkan
menurut Johnson dan Johnson 1984 serta Hilke 1990 dalam Masitoh dan Dewi 2009:224 mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah: 1 terdapat
saling ketergantungan yang positif di antara anggota kelompok; 2 dapat dipertanggungjawabkan
secara individu; 3 heterogen; 4 berbagi kepemimpinan; 5 berbagi tanggung jawab; 6 menekankan pada tugas
kebersamaan; 7 membentuk keterampilan sosial; 8 peran guru dosen mengamati proses belajar siswa; 9 efektivitas belajar tergantung pada kelompok.
Berdasarkan pendapat dari berbagai ahli, dapat disimpulkan bahwa ciri- ciri pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran tersebut benar-benar berpusat
pada keaktifan siswa. Peran guru disini hanya sebagai fasilitator dan motivator. Tetapi guru tidak boleh melepas secara bebas proses pembelajaran karena siswa
SD masih perlu bimbingan dan arahan dari guru. Pembelajaran kooperatif ini sangat efektif agar semua siswa mempunyai pemahaman yang baik. Terkadang
ada siswa yang belum bisa memahami materi tetapi malu untuk bertanya kepada guru. Pembelajaran ini bisa menjadi solusi karena siswa dapat bertanya dan
berdiskusi dengan temannya sendiri. Selain itu, pembelajaran ini melatih kemampuan sosial siswa, melatih mengemukakan dan menerima pendapat,
melatih tanggung jawab, serta melatih kepemimpinan. Penghargaan kelompok penting karena hal ini bisa menjadi motivasi siswa untuk belajar dan bekerja sama
secara sungguh-sungguh.
52