43
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam upaya
memecahkan suatu permasalahan dengan mengunakan metode ilmiah. Metode penelitian akan membuat pekerjaan penelitian lebih terarah karena metode
penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan bagaimana peneliti melakukan penelitian. Oleh karena itu dalam bab ini akan
diuraikan mengenai: jenis penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode dan alat pengumpulan data, uji instrumen
penelitian serta teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi dan waktu, sebagaimana yang dijelaskan Sugiyono 2010: 6
berikut ini: Menurut bidang, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian
akademis, profesional dan institusional. Menurut tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian murni dan terapan. Menurut metode,
penelitian dapat dibedakan menjadi: penelitian survey, expostfacto, eksperimen, naturalistik, policy research, evaluation research, action
research, sejarah dan research development. Menurut tingkat eksplanasi, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian deskriptif,
komparatif dan asosiatif. Menurut waktu, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian cross sectional dan longitudinal.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto 2006: 3, penelitian eksperimen adalah “suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat hubungan kausal antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor
lain yang mengganggu.” Peneliti sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya.
Penelitian eksperimen dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Perlakuan yang dilakukan pada variabel bebas akan dilihat
hasilnya pada variabel terikat. Perlakuan yang dilakukan berupa tindakan tertentu pada kelompok dan setelah itu dilihat pengaruhnya. Peneliti ingin meningkatkan
minat terhadap jurusan dengan cara memberikan perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok dan kemudian peneliti ingin mengetahui akibat yang
ditimbulkan. Proses pengukuran dilakukan pada tahap sebelum dan setelah perlakuan itu diberikan.
3.2 Desain Penelitian
Campbell Stanley sebagaimana dikutip oleh Arikunto 2006: 84 membagi jenis desain penelitian eksperimen menjadi 2, yaitu: “pre experimental
design eksperimen yang belum baik dan true experimental design eksperimen yang dianggap sudah baik.” Penelitian ini termasuk jenis pre experimental design
karena tidak ada kelompok kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak. Menurut Arikunto 2006: 84, pre experimental design seringkali dipandang sebagai
“eksperimen yang tidak sebenarnya.” Pre experimental design sering disebut juga dengan istilah quasi experiment atau eksperimen pura-pura. Eksperimen jenis ini
belum memenuhi persyaratan seperti eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan tertentu.
Bentuk pre experimental design yang digunakan adalah one group pre test and post test design, yaitu adanya satu kelompok yang diberi perlakuan dengan
dilakukan pre test sebelum diberi perlakuan
O
, serta dilakukan post test setelah diberi perlakuan
O
. Perbedaan antara
O
dan
O O
− O
diasumsikan sebagai efek dari perlakuan yang diberikan. Penjelasan lebih lanjut yaitu subjek
penelitian dikenakan dua kali pengukuran, yang pertama dilakukan sebelum diberi layanan Bimbingan Kelompok dan yang kedua dilakukan setelah diberi layanan
Bimbingan Kelompok. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian Pre Experimental dengan One Group Pre Test dan Post Test
Peneliti memberikan perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok pada siswa yang memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar
Bangunan dengan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah berdasarkan data skala psikologi kemudian peneliti ingin mengetahui pengaruh atau perubahan
yang terjadi dari perlakuan yang diberikan. Layanan Bimbingan Kelompok akan diselenggarakan 8 kali pertemuan dengan beberapa siswa yang memiliki tingkat
minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah berdasarkan hasil skala psikologi pada saat pre test.
Guna mengetahui apakah layanan Bimbingan Kelompok memberikan perubahan tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan, peneliti menggunakan
post test untuk mengetahuinya. Rancangan penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Perlakuan
Bimbingan Kelompok
O
1
Pre Test
O
2
Post Test
3.2.1 Pemberian Pre Test
Pre test ini menggunakan skala psikologi untuk mengetahui tingkat minat siswa terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan. Peneliti memberikan instruksi
agar siswa mengisi skala psikologi sesuai dengan keadaan sebenarnya. Hasil dari pre test ini kemudian dianalisis untuk menentukan siswa yang memiliki tingkat
minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Siswa tersebut nantinya akan dijadikan sampel
penelitian untuk diberi perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok.
3.2.2 Pemberian Perlakuan
Perlakuan diberikan kepada beberapa siswa yang memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan kategori tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah. Pemberian perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan oleh siswa untuk
meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan. Materi-materi layanan Bimbingan Kelompok yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Materi Layanan Bimbingan Kelompok
Pertemuan Materi
Waktu Menit
1 Mengenal lebih jauh tentang jurusan Teknik
Gambar Bangunan 45-60
2 Bekerja atau Kuliah?
45-60 3
Memahami potensi diri 45-60
4 Meningkatkan penyesuaian diri terhadap jurusan
Teknik Gambar Bangunan 45-60
5 Meningkatkan tanggung jawab terhadap keputusan
yang telah diambil 45-60
Pertemuan Materi
Waktu Menit
6 Memantapkan diri sekolah di jurusan Teknik
Gambar Bangunan 45-60
7 Menumbuhkan semangat belajar
45-60 8
Kiat sukses dalam meraih keberhasilan masa depan 45-60
Menurut Schunk dkk. 2012: 322, “minat hanya dibangkitkan ketika seorang individu memiliki nilai yang tinggi dan pengetahuan yang tinggi tentang
suatu aktivitas atau topik.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan pertama akan diisi dengan pemberian informasi
yang lebih mendalam mengenai jurusan Teknik Gambar Bangunan untuk mengembangkan aspek sikap umum. Menurut Prayitno 1997: 80, “pemahaman
tentang pilihan kerja serta persiapan memasuki jurusanprogram studi dan pendidikan lanjutan merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di
SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan kedua akan diisi dengan pemberian informasi mengenai pilihan bekerja
atau kuliah untuk mengembangkan aspek preferensi. Schunk dkk. 2012: 323 menjelaskan lebih lanjut bahwa “ketersediaan
keterampilan seseorang berhubungan dengan kemampuan minatnya.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan ketiga akan
diisi dengan pemberian informasi mengenai memahami potensi diri untuk mengembangkan aspek kesadaran spesifik. Menurut Prayitno 1997: 80,
“pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut,
kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan keempat akan diisi dengan
pemberian informasi mengenai meningkatkan penyesuaian diri terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan untuk mengembangkan aspek kesadaran.
Menurut Prayitno 1997: 80, “pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan keputusan dan berbagai konsekuensinya merupakan materi
umum layanan Bimbingan Kelompok di SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan kelima akan diisi dengan
pemberian informasi mengenai meningkatkan tanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil untuk mengembangkan aspek kesadaran spesifik. Menurut
Prayitno 1997: 79, “pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya termasuk perbedaan individu, sosial dan budaya serta
permasalahannya merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok
pertemuan keenam akan diisi dengan pemberian informasi mengenai dan memantapkan diri sekolah di jurusan Teknik Gambar Bangunan untuk
mengembangkan aspek kesenangan personal. Menurut Prayitno 1997: 80, “pengembangan sikap dan kebiasaan belajar,
pemahaman hasil
belajar, timbulnya
kegagal belajar
dan cara-cara
penanggulangannya termasuk Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di
SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan ketujuh
akan diisi dengan pemberian informasi mengenai menumbuhkan semangat belajar untuk mengembangkan aspek arah kepentingan
atau signifikansi personal. Menurut Prayitno 1997: 80, “pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karir serta perencanaan masa depan
merupakan materi umum layanan Bimbingan Kelompok di SMK.” Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan layanan Bimbingan Kelompok pertemuan kedelapan
akan diisi dengan pemberian informasi mengenai kiat sukses dalam meraih keberhasilan masa depan untuk mengembangkan aspek partisipasi. Pemberian
materi tersebut diharapkan dapat membangkitkan minat peserta layanan sehingga minatnya terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan meningkat.
3.2.3 Pemberian Post Test
Post test dilakukan untuk mengukur tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan setelah diberikan perlakuan berupa layanan Bimbingan
Kelompok. Seperti halnya pre test, pada post test ini peneliti memberikan instruksi agar siswa mengisi skala psikologi sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Hasil dari post test ini kemudian dibandingkan dengan hasil dari pre test untuk mengetahui adakah peningkatan minat terhadap jurusan Teknik Gambar
Bangunan setelah diberikan perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono 2010: 60, variabel penelitian pada dasarnya adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.” Arikunto 2006: 118 menjelaskan variabel penelitian adalah
“objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian penelitian.” Variabel penelitian dapat berbentuk suatu atribut, sifat, nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu.
3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono 2010: 61
variabel bebas adalah “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” Variabel bebas dalam penelitian ini
yaitu Layanan Bimbingan Kelompok diberi simbol X dan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Minat Terhadap Jurusan diberi simbol Y.
3.3.2 Hubungan Antarvariabel Penelitian
Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas yaitu Layanan Bimbingan Kelompok dan satu variabel terikat yaitu Minat Terhadap Jurusan.
Penelitian ini mempunyai variabel ganda, sehingga variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel yang lain. Variabel bebas X mempengaruhi variabel
terikat Y. Berdasarkan hal tersebut diasumsikan bahwa Layanan Bimbingan Kelompok sebagai variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat
yaitu Minat Terhadap Jurusan. Apabila siswa memperoleh layanan Bimbingan Kelompok secara tepat, maka minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan
siswa tersebut dapat meningkat. Paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X Layanan Bimbingan
Kelompok variabel bebas Y
Minat Terhadap Jurusan variabel terikat
Gambar 3.2 Hubungan Antarvariabel X dan Y
3.3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberi batasan arti dari variabel penelitian guna memperjelas makna yang dimaksudkan dan membatasi
ruang lingkup, sehingga tidak terjadi salah pengertian atau salah persepsi dalam menginterpretasikan data dan hasil yang telah diperoleh. Definisi operasional dari
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.3.1 Minat Terhadap Jurusan
Minat terhadap jurusan adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan secara lebih atau terlibat secara langsung terhadap suatu hal
untuk memiliki prospek pekerjaan atau jabatan tertentu yang sesuai dengan keinginannya, serta bersifat tidak permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat
berubah-ubah sesuai dengan adanya kebutuhan pada seseorang tersebut. Indikator yang akan digunakan pada variabel ini yaitu: 1 sikap, 2 preferensi,
3 kesadaran, 4 perasaan senang, 5 arah kepentingan dan 6 partisipasi.
3.3.3.2 Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan Bimbingan Kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok
yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-
informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal, mampu menyusun rencana, membuat keputusan
yang tepat, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya dalam menunjang terbentuknya
perilaku yang lebih efektif. Tahapan penyelenggaraan layanan Bimbingan
Kelompok ini yaitu: 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 evaluasi, 4 analisis hasil evaluasi, 5 tindak lanjut dan 6 laporan.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel penelitian merupakan sumber data dalam penelitian, dilihat dari subjek di mana data menempel. Pada bagian ini akan diuraikan
mengenai populasi dan sampel penelitian.
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono 2010: 117 populasi merupakan “wilayah generalisasi yang terdiri atas subyekobyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Arikunto 2006: 130 menjelaskan bahwa populasi merupakan
“keseluruhan subyek penelitian.” SMK Negeri 5 Semarang terdiri dari kelas X, kelas XI dan kelas XII dengan jumlah jurusan sebanyak 7. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X 1 jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 37. Adapun rincian populasi
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
Kelas Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
X 1 Teknik Gambar Bangunan 33
4 Jumlah
37 Pertimbangan yang digunakan dalam pengambilan populasi siswa kelas
X 1 jurusan Teknik Gambar Bangunan yaitu berdasarkan rekomendasi dari guru Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 5 Semarang dan fenomena yang terjadi
di lapangan bahwa terdapat siswa yang memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan rendah. Pertimbangan lain yang digunakan yaitu
efektifitas pemberian layanan dan efisiensi proses penelitian.
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono 2010: 18 sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Arikunto 2006: 131
menjelaskan bahwa sampel merupakan “sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan teknik purposive sampling pengambilan sampel berdasarkan tujuan. Purposive sampling dilakukan dengan mengambil subjek bukan
berdasarkan strata, random atau daerah tetapi dilakukan berdasarkan tujuan tertentu, yaitu meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan.
Pertimbangan yang digunakan adalah berdasarkan hasil skala psikologi yang menyatakan bahwa siswa memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar
Bangunan dengan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Adapun penentuan siswa yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai
berikut: 1 Peneliti menyebar skala psikologi kepada seluruh siswa kelas X 1 jurusan
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 yang berjumlah 37 siswa.
2 Hasil skala psikologi dianalisis untuk mengetahui sebaran kategori minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah.
3 Jumlah siswa yang diambil sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 10 orang siswa yang memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar
Bangunan dengan rata-rata secara keseluruhan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
4 Pengambilan sampel dengan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dikarenakan pertimbangan heterogenitas kelompok agar sumber-
sumber dalam pembahasan suatu topik lebih bervariasi dan memunculkan dinamika kelompok yang baik.
3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data
Menentukan metode dan alat pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian ilmiah. Langkah ini merupakan cara bagaimana dapat
diperoleh data mengenai tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan. Berikut akan diuraikan metode dan alat pengumpulan data dalam
penelitian ini.
3.5.1 Metode Pengumpulan Data
Data merupakan hal pokok dan utama dalam setiap penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam penelitian ilmiah,
karena data ini akan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Metode pengumpulan data diperlukan untuk memperoleh dan mengumpulkan data
yang akan diteliti. Jenis data yang akan digali dalam penelitian ini adalah data yang bersifat abstrak. Data abstrak merupakan data mengenai subjek perlu digali
secara tidak langsung melalui cara-cara pengukuran karena subjek penelitian biasanya tidak mengetahui faktanya. Berdasarkan jenis data tersebut maka alat
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur psikologi berupa skala psikologi.
Menurut Azwar 2005: 3 skala psikologi merupakan “alat ukur aspek psikologi atau atribut afektif.” Alat pengumpul data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang berupa pre test dan post test. Azwar 2005: 4 lebih lanjut menjelaskan
karakteristik skala psikologi antara lain sebagai berikut: 1 Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung
mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari yang bersangkutan.
2 Skala psikologi selalu berisi banyak item dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator
perilaku, sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk item-item.
3 Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara
jujur dan sungguh-sungguh. Hanya saja, jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula.
Skala psikologi digunakan untuk memperoleh data sampel yaitu pada pre test dan post test. Skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan
digunakan untuk mencari informasi siswa yang mempunyai memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan kategori tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah. Setelah sampel diperoleh, maka hasil dari skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dijadikan sebagai data pre test. Skala
psikologi juga digunakan pada saat post test. Data post test digunakan untuk mengetahui apakah ada perubahan gejala atau perkembangan tingkat minat
terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sebelum dan setelah diberikan layanan Bimbingan Kelompok.
3.5.2 Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data non-tes, yaitu skala psikologi dan alat pengumpul data yang digunakan berupa skala minat terhadap
jurusan Teknik Gambar Bangunan. Skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan diberikan pada awal eksperimen untuk semua populasi pre test.
Pre test digunakan untuk mengetahui tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran
20132014 sebelum diberikan perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok. Skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan diberikan lagi kepada
sampel yaitu 10 orang siswa yang memiliki tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan rata-rata secara keseluruhan kategori tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah yang telah mendapat perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok post test.
Cara yang digunakan untuk menyatakan item serta merespon skala tersebut yaitu melalui skala likert. Skala ini terdiri atas sejumlah pernyataan item
yang semuanya menunjukkan sikap tentang suatu objek tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur. Setiap pernyataan disediakan
sejumlah alternatif jawaban sebagai berikut: Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Kurang Sesuai KS, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS.
Responden bebas untuk memilih salah satu jawaban dari lima alternatif jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang X, sesuai keadaan sebenarnya dari
masing-masing responden. Berikut adalah format skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.3 Format Skala Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan
No. Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
S KS
TS STS
1. Item Pernyataan
2. Item Pernyataan
dst. Item Pernyataan
Skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas beberapa pernyataan positif dan negatif.
Pernyataan positif dan negatif mempunyai skor yang berbeda. Berikut ini adalah penskoran pernyataan positif dan negatif yang digunakan peneliti untuk mengukur
tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan.
Tabel 3.4 Penskoran Item
Alternatif Jawaban Pernyataan
+ -
Sangat Sesuai 5
1 Sesuai
4 2
Kurang Sesuai 3
3 Tidak Sesuai
2 4
Sangat Tidak Sesuai 1
5 Untuk menginterpretasikan tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar
Bangunan yang memiliki rentangan skor 1-5, skor jawaban skala minat terhadap jurusan ditentukan berdasarkan skor item positif dan skor negatif. Seluruh skor
jawaban dijumlahkan kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan dikalikan 100. Persentase
skor tersebut dibandingkan dengan kategori tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dan akan diperoleh kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang,
Rendah dan Sangat Rendah. Penentuan kategori tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan cara sebagai berikut:
Persentase skor tertinggi : 5 : 5 x 100 = 100
Persentase skor terendah : 1 : 5 x 100 = 20
Rentang persentase : 100 - 20 = 80
Interval persentase :
= 16 Hasil perhitungan di atas menunjukan rentang interval 16 dan persentase skor
terendah 20, maka dapat ditentukan kategori tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kategori Tingkatan Skala Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan
Persentase Kategori
85 - 100 Sangat Tinggi
68 - 84 Tinggi
52 - 67 Sedang
36 - 51 Rendah
20 - 35 Sangat Rendah
3.5.3 Penyusunan Instrumen
Alat ukur yang baik sangat diperlukan dalam sebuah penelitian ilmiah. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian dinamakan sebagai instrumen penelitian.
Peneliti menyusun sendiri instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan melihat teori-teori yang mendasari variabel penelitian. Prosedur dalam
penyusunan instrumen penelitian yaitu:
Gambar 3.3 Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian
Kisi-kisi Instrumen Konsultasi
Revisi I
Instrumen Uji Coba
Revisi II
Instrumen Jadi
Peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang terdiri dari variabel, indikator, deskriptor dan nomor soal. Indikator dikembangkan menjadi pertanyaan atau
pernyataan. Rancangan instrumen dikonsultasikan kepada pihak ahli. Instrumen direvisi berdasarkan rekomendasi pihak ahli. Peneliti melakukan uji coba
instrumen di lapangan. Hasil uji coba dijadikan acunan untuk revisi instrumen yang kedua dan setelah itu menghasilkan instrumen yang siap untuk dijadikan alat
pengumpulan data. Kisi-kisi instrumen penelitian tentang minat terhadap jurusan Teknik
Gambar Bangunan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Sub
Variabel Indikator
Deskriptor Item
+ -
Minat Terhadap
Jurusan Sikap
umum Perasaan suka
atau tidak suka terhadap suatu
jurusan 1. Pendapat tentang
jurusan yang telah dipilih
2. Kesan terhadap jurusan yang telah
dipilih 1, 2, 3
7, 8, 9 4, 5, 6
10, 11, 12
Preferensi Perasaan untuk
lebih menyukai
suatu jurusan 1. Pendapat tentang
jurusan lain 2. Kesan terhadap
jurusan lain 13, 14,
15 19, 20,
21 16, 17,
18 22, 23,
24
Kesadaran spesifik
Memutuskan untuk
menyukai suatu jurusan
1. Perasaan terpaksa atau tidak terpaksa
untuk belajar di suatu jurusan
2. Penerimaan terhadap jurusan
yang dipilih 25, 26,
27
31, 32, 33
28, 29, 30
34, 35, 36
Kesenangan personal
terhadap konten
Perasaan senang
terhadap semua yang
berhubungan dengan suatu
jurusan 1. Perasaan terhadap
guru di jurusan yang telah dipilih
2. Perasaan terhadap teman di jurusan
yang telah dipilih 37, 38,
39 43, 44,
45 40, 41,
42 46, 47,
48
Variabel Sub
Variabel Indikator
Deskriptor Item
+ -
Minat Terhadap
Jurusan 3. Perasaan terhadap
pelajaran di jurusan yang telah dipilih
4. Perasaan terhadap fasilitas jurusan
yang telah dipilih 49, 50,
51 55, 56,
57 52, 53,
54 58, 59,
60
Adanya kepentingan
atau signifikansi
personal Nilai yang
diberikan terhadap suatu
jurusan 1. Jurusan yang dipilih
merupakan jurusan yang diinginkan
2. Jurusan yang dipilih berperan penting
dalam keberhasilan di masa depan
61, 62, 63
67, 68, 69
64, 65, 66
70, 71, 72
Partisipasi Memutuskan
untuk melakukan
aktivitas yang berhubungan
dengan suatu jurusan
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
mengajar di suatu jurusan
2. Mempelajari materi yang berkaitan
dengan jurusan yang dipilih
73, 74, 75
79, 80, 81
76, 77, 78
82, 83, 84
3.6 Uji Instrumen Penelitian
Kriteria instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Berikut akan diuraikan tentang validitas dan reliabilitas
beserta cara penentuannya yang digunakan dalam penelitian ini.
3.6.1 Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi, begitu sebaliknya yakni instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Arikunto 2006: 168 menjelaskan validitas adalah
“suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen.” Validitas digunakan untuk mengetahui butir skala yang tidak mendukung validitas skala secara keseluruhan.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah construct validity validitas konstruk. Menurut Sugiyono 2010: 176 instrumen yang mempunyai
validitas konstruk yaitu “jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan.” Untuk menguji validitas konstruk, maka
dapat digunakan pendapat dari ahli judgment experts. Setelah pengujian konstruk dari ahli selesai, maka diteruskan uji coba instrumen pada sampel dari
mana populasi diambil dengan jumlah sekitar 30 orang. Teknik uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi
product moment. Teknik uji korelasi product moment merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui validitas suatu alat dengan mengkorelasikan skor
yang diperoleh setiap item dengan skor total. Adapun rumus korelasi product moment yang digunakan sebagaimana menurut Arikunto 2006: 170 yaitu:
= ∑
− ∑ ∑ [
∑ − ∑ ][ ∑
− ∑ ] Keterangan:
= validitas instrumen N
= jumlah subjek
∑
= jumlah skor item X
∑
= jumlah skor item Y
∑
= jumlah perkalian item X dengan item Y
∑
2
= jumlah kuadrat skor X
∑
2
= jumlah kuadrat skor Y
Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 5 dengan bantuan program komputer Microsoft Excel untuk menghitung uji validitas. Masing-
masing item akan dibandingkan dengan dengan kriteria sebagai berikut:
1 Apabila pada taraf signifikansi 5 yaitu 0,344 maka dapat
dikatakan item tersebut valid. 2 Apabila
pada taraf signifikansi 5 yaitu 0,344 maka dapat dikatakan item tersebut tidak valid.
Skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang terdiri dari 84 item dilakukan uji coba kepada 33 responden kemudian dianalisis
menggunakan rumus korelasi product moment dengan bantuan program komputer Microsoft Excel. 84 item skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan
tersebut bertaraf signifikansi 5 dengan N = 33, maka diperoleh nilai sebesar 0,344 dan nilai
sebesar 0,530. Hasil uji coba menunjukan bahwa dari instrumen tersebut ada beberapa item yang dinyatakan tidak valid. Beberapa item
tersebut diantaranya, pada indikator Sikap Umum dari 12 item terdapat 4 item yang tidak valid yaitu pada item nomor 3, 5, 7 dan 11. Pada indikator Preferensi
dari 12 item terdapat 3 item yang tidak valid yaitu pada item nomor 15, 16 dan 22. Pada indikator Kesadaran Spesifik dari 12 item keseluruhannya dinyatakan valid.
Pada indikator Kesenangan Personal Terhadap Konten dari 24 item terdapat 7 item yang tidak valid yaitu pada item nomor 39, 42, 43, 46, 51, 52 dan 55. Pada
indikator Adanya Kepentingan atau Signifikansi Personal dari 12 item terdapat 3 item yang tidak valid yaitu pada item nomor 61, 66 dan 69. Pada indikator
Partisipasi dari 12 item terdapat 4 item yang tidak valid yaitu pada item nomor 73, 78, 79 dan 84. Item yang tidak valid sebanyak 21 item tersebut tidak akan
r x y r t a be l
digunakan pada penelitian ini karena setiap indikator sudah ada item yang mewakili. Berdasarkan hasil tersebut selanjutnya instrumen disusun kembali
dengan jumlah item 63 butir pernyataan yang terbukti valid.
3.6.2 Reliabilitas
Menurut Arikunto 2006: 178 reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa “suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas internal. Teknik uji reliabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus alpha yaitu untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0. Adapun rumus alpha yang
digunakan sebagaimana menurut Arikunto 2006: 196 yaitu: =
− 1 1
− ∑
Keterangan: = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir item
∑
2
= jumlah varians butir = varians total
Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 5 dengan bantuan program komputer Microsoft Excel untuk menghitung uji reliabilitas. Masing-
masing item akan dibandingkan dengan dengan kriteria sebagai berikut:
1 Apabila pada taraf signifikansi 5 yaitu 0,344 maka dapat
dikatakan item tersebut reliabel. 2 Apabila
pada taraf signifikansi 5 yaitu 0,344 maka dapat dikatakan item tersebut tidak reliabel.
r t a be l
Balian sebagaimana dikutip oleh Soehartono 2000: 86 memberikan pedoman untuk koefisien reliabilitas yang ditunjukan oleh besarnya koefisien
korelasinya, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.7 Pedoman Koefisien Reliabilitas
Kategori
+0,90 -- +1,00 Luar Biasa Bagus Excellent
+0,85 -- +0,89 Sangat Bagus Very Good
+0,80 -- +0,84 Bagus Good
+0,70 -- +0,79 Cukup Fair
0,70 Kurang Poor
Skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang terdiri dari 84 item dilakukan uji coba kepada 33 responden kemudian dianalisis
menggunakan rumus alpha dengan bantuan program komputer Microsoft Excel. 84 item skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan tersebut bertaraf
signifikansi 5 dengan N = 33, maka diperoleh nilai sebesar 0,940.
Berdasarkan hasil tersebut dan mengacu pada pedoman koefisien reliabilitas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skala minat terhadap jurusan Teknik Gambar
Bangunan yang telah dilakukan uji coba memiliki reliabilitas yang luar biasa bagus untuk digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian, sebab dengan adanya analisis data, masalah dalam penelitian tersebut dapat
diketahui jawabannya untuk selanjutnya dapat diambil kesimpulan. Analisis data menggunakan metode statistik, yaitu cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk
mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis data penyelidikan yang
r 1 1
berwujud angka. Statistika diharapkan dapat dijadikan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Data yang telah diperoleh perlu diolah dan dianalisis.
Tujuan analisis data adalah untuk mengetahui adakah peningkatan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan setelah diberikan layanan Bimbingan
Kelompok. Jenis data yang ada dalam penelitian ini adalah data ordinal. Data ordinal
adalah data yang berjenjang. Jumlah data dalam penelitian ini diambil dari 10 orang siswa yang menjadi sampel penelitian. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wilcoxon match pairs yang termasuk dalam kategori statistika non-parametris. Penelitian ini ditujukan untuk menguji
hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan, artinya menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan
atau berkorelasi. Sampel berpasangan merupakan sampel yang diukur dua kali, yaitu sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Uji wilcoxon match
pairs ditujukan untuk mencari perbedaan mean pre test dan post test. Taraf signifikansi yang digunakan dalam pengambilan keputusan uji
wilcoxon match pairs ini yaitu sebesar 5 dengan jumlah pasangan sampel 10 pasang. Hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan indeks
, apabila hasil analisis lebih kecil dari indeks
berarti layanan Bimbingan Kelompok mempengaruhi peningkatan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan,
akan tetapi apabila hasil analisis lebih besar dari indeks berarti layanan
Bimbingan Kelompok tidak mempengaruhi peningkatan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan. Kesimpulan diambil menggunakan taraf signifikansi
5 dengan ketentuan sebagai berikut:
t t a be l t t a be l
t t a be l
1 yang berbunyi layanan Bimbingan Kelompok mempengaruhi peningkatan
minat terhadap jurusan
Teknik Gambar Bangunan pada
siswa kelas
X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 diterima dan
yang berbunyi layanan Bimbingan Kelompok tidak mempengaruhi peningkatan
minat terhadap jurusan
Teknik Gambar Bangunan pada
siswa kelas
X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 ditolak apabila
lebih kecil dari
. 2
yang berbunyi layanan Bimbingan Kelompok tidak mempengaruhi peningkatan
minat terhadap jurusan
Teknik Gambar Bangunan pada
siswa kelas
X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 diterima dan
1
yang berbunyi layanan Bimbingan Kelompok mempengaruhi peningkatan
minat terhadap jurusan
Teknik Gambar Bangunan pada
siswa kelas
X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 ditolak apabila
lebih besar atau sama dengan
.
H t hit ung
t hit ung H
H
1
H
67
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan, pembahasan dari hasil penelitian dan kendala dalam penelitian. Sub
bab hasil penelitian menjelaskan tentang gambaran minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sebelum diberi perlakuan berupa layanan Bimbingan
Kelompok, gambaran minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan setelah diberi perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok, perbedaan minat terhadap
jurusan Teknik Gambar Bangunan sebelum dan setelah diberi perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok serta hasil uji hipotesis dan perkembangan selama
kegiatan layanan Bimbingan Kelompok. Sub bab pembahasan menjelaskan secara terperinci tentang gambaran minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan
sebelum diberi perlakuan berupa layanan Bimbingan Kelompok, gambaran minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan setelah diberi perlakuan berupa
layanan Bimbingan Kelompok serta perbedaan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sebelum dan setelah diberi perlakuan berupa layanan
Bimbingan Kelompok. Sub bab keterbatasan penelitian menjelaskan tentang kendala yang ditemui peneliti selama melakukan penelitian di lapangan.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang akan diuraikan antara lain, yaitu: tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sebelum memperoleh layanan
Bimbingan Kelompok, tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan