No. Responden
Deskripsi
10. R-30
Pada pertemuan pertama, aspek yang muncul yaitu sikap umum. Pertemuan kedua, aspek yang muncul yaitu sikap
umum dan adanya kepentingan atau signifikansi personal. Pertemuan ketiga, aspek yang muncul yaitu sikap umum,
kesadaran spesifik, kesenangan personal terhadap konten dan adanya kepentingan atau signifikansi personal. Pertemuan
keempat, aspek yang muncul yaitu sikap umum, preferensi, kesadaran spesifik, kesenangan personal terhadap konten dan
adanya kepentingan atau signifikansi personal. Pertemuan kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan semua aspek telah
muncul yaitu sifat umum, preferensi, kesadaran spesifik, kesenangan personal terhadap konten, adanya kepentingan
atau signifikansi personal dan partisipasi.
Menurut hasil observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa semua aspek yang dikembangkan dalam penelitian ini muncul pada semua anggota kelompok
di pertemuan ketujuh dan kedelapan.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tujuan dan hasil dari penelitian ini, maka akan dibahas secara rinci tentang gambaran minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada
siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 sebelum memperoleh memperoleh layanan Bimbingan Kelompok, gambaran minat
terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 setelah memperoleh memperoleh layanan
Bimbingan Kelompok dan gambaran perbedaan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran
20132014 sebelum dan setelah memperoleh memperoleh layanan Bimbingan Kelompok.
4.2.1 Tingkat Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Sebelum Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok
Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa sebelum memperoleh layanan Bimbingan Kelompok, dari 35 responden yang merupakan siswa kelas X 1
jurusan Teknik Gambar Bangunan 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 terdapat ada 2 orang siswa yang berada dalam kategori rendah, 5 orang
siswa dalam kategori sedang, 18 orang siswa berada dalam kategori tinggi dan 10 orang siswa dalam kategori sangat tinggi. Sampel penelitian sengaja diambil
dari 10 siswa yang memiliki persentase minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan terendah dibandingkan dengan siswa lainnya. Sampel penelitian
diambil dari rata-rata secara keseluruhan kategori minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan rendah, sedang dan tinggi. Kategori sangat rendah tidak
ditemukan di hasil pre test sehingga tidak disertakan. Siswa dengan kategori rendah sebanyak 2 orang dan kategori sedang sebanyak 5 orang diambil menjadi
sampel semua, sedangkan siswa dengan kategori tinggi diambil menurut tingkat persentase kategori tinggi terendah sebanyak 3 orang. Pengambilan sampel
penelitian dari kategori yang bervariasi diharapkan akan membentuk heterogenitas kelompok atau kelompok yang kriterianya tidak sama. Hal ini terjadi karena
teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling atau sampling bertujuan, sebagaimana menurut Sugiyono 2010: 124 purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan peneliti adalah berdasarkan hasil pre test
skala psikologi secara keseluruhan yang menyatakan bahwa 10 siswa memiliki minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan terendah dirasa lebih perlu
mendapatkan bantuan untuk mengatasi permasalahan yang muncul sebagai akibat
dari rendahnya minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan. Pada pengamatan awal sebelum dilaksanakan penelitian, ditemukan bahwa beberapa
siswa mempunyai permasalahan terkait minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan. Permasalahan yang muncul akibat dari rendahnya minat terhadap
jurusan Teknik Gambar Bangunan antara lain: 1 siswa tersebut sering bolos sekolah sehingga absennya lebih dari batas toleransi sekolah, 2 nilai pelajaran
siswa tersebut turun di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum KKM, 3 motivasi belajarnya kurang dan 4 “menghilang” dari sekolah.
Peneliti berasumsi bahwa siswa yang memilih jurusan Teknik Gambar Bangunan ketika pendaftaran sekolah sebenarnya sudah muncul minat terhadap
jurusan Teknik Gambar Bangunan. Hal yang mengakibatkan rendahnya minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan ketika siswa sudah mulai sekolah di
jurusan tersebut adalah preferensi atau kecenderungan dengan jurusan lain yang berdampak pada sikap, kesadaran, signifikansi personal dan partisipasinya dalam
kaitannya pembelajaran di sekolah. Peneliti memanfaatkan minat yang telah ada pada siswa tersebut untuk membangkitkan minat pada subjek yang lain.
Beberapa ahli yang berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada. Di samping memanfaatkan minat yang telah ada, menurut Taner Taner sebagaimana dikutip oleh Slameto 2010: 181
“dapat pula dengan usaha membentuk minat-minat baru pada diri individu. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada individu mengenai
hubungan antara suatu bahan materi yang akan diberikan dengan bahan materi yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi individu di masa yang akan datang.”
Informasi yang diberikan kepada individu dapat melalui layanan Bimbingan Kelompok, sebagaimana menurut Wibowo 2005: 17, yaitu “suatu
kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk
membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.” Layanan Bimbingan Kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya
masalah atau kesulitan pada diri konseli. Isi kegiatan layanan Bimbingan Kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan, pribadi dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Secara umum tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada 10 orang siswa yang dijadikan sampel penelitian yaitu 67,9 termasuk
dalam kategori sedang. Sampel penelitian yang berjumlah 10 orang siswa tersebut terdiri dari 2 orang siswa dengan kategori minat terhadap jurusan Teknik Gambar
Bangunan rendah yaitu R-8 dengan persentase 51,7 dan R-20 dengan persentase 51,7, 5 orang siswa dengan kategori minat terhadap jurusan Teknik Gambar
Bangunan sedang, yaitu R-12 dengan persentase 67,9, R-21 dengan persentase 63,2, R-25 dengan persentase 67,3, R-26 dengan persentase 67,6 dan R-30
dengan persentase 67,9 serta 3 orang siswa dengan kategori minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan tinggi, yaitu R-6 dengan persentase 76,5, R-
15 dengan persentase 83,5 dan R-18 dengan persentase 84,4. Sampel penelitian sengaja diambil dari siswa yang memiliki kategori
minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang berbeda karena diharapkan akan membentuk kelompok yang heterogen atau kelompok yang
memiliki kategori yang tidak sama, sebagaimana menurut Prayitno 2004: 11 yaitu:
Perubahan yang intensif dan mendalam memerlukan sumber-sumber yang bervariasi. Layanan Bimbingan Kelompok memerlukan anggota
kelompok yang dapat menjadi sumber-sumber bervariasi untuk membahas suatu topik atau memecahkan masalah tertentu. Anggota
kelompok yang homogen kurang efektif dalam pelaksanaan layanan Bimbingan Kelompok. Sebaliknya, anggota kelompok yang heterogen
akan menjadi sumber yang lebih kaya untuk pencapaian tujuan layanan. Pembahasan dapat ditinjau dari berbagai sesi, tidak monoton dan terbuka.
Heterogenitas dapat mendobrak dan memecahkan kebekuan yang terjadi akibat homogenitas anggota kelompok.
Fungsi layanan Bimbingan Kelompok dalam penelitian ini adalah untuk membantu meningkatkan pemahaman dan mengembangkan minat terhadap
jurusan Teknik Gambar Bangunan pada siswa yang mempunyai kategori baik rendah, sedang maupun tinggi menjadi lebih baik lagi.
Hasil pre test dari 10 orang siswa yang dijadikan sampel penelitian menunjukan bahwa aspek preferensi menempati posisi terendah dengan
persentase 62,0 temasuk dalam kategori sedang, berikutnya adalah aspek partisipasi dengan persentase 64,1 termasuk dalam kategori sedang dan aspek
kesadaran spesifik dengan persentase 65,5 termasuk dalam kategori sedang. Tiga aspek lainnya termasuk dalam kategori tinggi yaitu sikap umum dengan
persentase 68,3, kesenangan personal terhadap konten dengan persentase 70,8 dan adanya kepentingan atau signifikansi personal dengan persentase 68,2.
Aspek preferensi menempati posisi terendah dikarenakan kurangnya minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang disebabkan minimnya informasi
mengenai jurusan Teknik Gambar Bangunan yang diperoleh siswa ketika hendak melanjutkan pendidikan ke SMK. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Yahya di tahun 2009 pada 280 siswa SMP dari 4 sekolah yang
menjalankan program mulok keterampilan berbeda. Salah satu hasil dari penelitian Yahya 2009: 121-122 menunjukan bahwa pilihan vokasi responden
terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan hanya sebesar 0,4. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa SMP untuk
melanjutkan studi ke jurusan Teknik Gambar Bangunan sangat rendah apabila dibandingkan dengan jurusan lain di SMK.
Aspek kesenangan personal terhadap konten menempati posisi tertinggi dikarenakan siswa yang dijadikan sampel penelitian memiliki hobi menggambar.
Hal tersebut selaras dengan data yang digali peneliti pada saat melakukan penelitian yaitu tentang awal mula siswa yang dijadikan sampel penelitian
memilih untuk sekolah di jurusan Teknik Gambar Bangunan karena hobi menggambar dan ingin menyalurkan hobinya ke jurusan Teknik Gambar
Bangunan.
4.2.2 Tingkat Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok
Hasil analisis deskriptif juga menunjukan bahwa adanya peningkatan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan setelah memperoleh layanan
Bimbingan Kelompok. Peneliti melakukan post test kepada 10 orang siswa yang telah memperoleh layanan Bimbingan Kelompok. Secara umum tingkat minat
terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada 10 orang siswa yang dijadikan sampel penelitian menjadi 79,1 termasuk dalam kategori tinggi. Sampel
penelitian yang berjumlah 10 orang siswa tersebut terdiri dari 1 orang siswa dengan kategori minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sedang, yaitu
R-21 dengan persentase 67,9, 5 orang siswa dengan kategori minat terhadap
jurusan Teknik Gambar Bangunan tinggi, yaitu R-8 dengan persentase 68,3, R-12 dengan persentase 77,5, R-20 dengan persentase 73,0, R-26 dengan
persentase 84,8 dan R-30 dengan persentase 76,5 serta 4 orang siswa dengan kategori minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sangat tinggi, yaitu
R-6 dengan persentase 85,4, R-15 dengan persentase 85,7, R-18 dengan persentase 86,7 dan R-85,4.
Hasil post test dari 10 orang siswa yang dijadikan sampel penelitian menunjukan bahwa aspek termasuk dalam kategori tinggi, yaitu aspek sikap
umum dengan persentase 81,3, aspek preferensi dengan persentase 76,4, aspek kesadaran spesifik dengan persentase 77,0, aspek kesenangan personal
terhadap konten dengan persentase 79,8, aspek adanya kepentingan atau signifikansi personal dengan persentase 80,2 dan aspek partisipasi dengan
persentase 72,4. Aspek sikap umum menempati posisi tertinggi dikarenakan ketertarikan
siswa yang dijadikan sampel penelitian pada jurusan Teknik Gambar Bangunan meningkat. Peneliti pada saat melakukan penelitian memberikan informasi
tentang sistem diklat, fasilitas pendukung pembelajaran, standar kompetensi, institusi pasangan jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Semarang.
Informasi lain yang diberikan yaitu prospek karir dan arah studi lanjut program keahlian Teknik Gambar Bangunan. Sikap dapat diidentifikasi melalui pendapat
dan kesan siswa yang positif mengenai jurusan Teknik Gambar Bangunan. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti layanan Bimbingan Kelompok dan terlibat
dalam pembahasan mengenai jurusan Teknik Gambar Bangunan.
Aspek partisipasi menempati posisi terendah dikarenakan masih
kurangnya keikutsertaan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini karena antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Siswa
cenderung malas mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas karena suasananya yang monoton dan kurang suka terhadap beberapa guru. Kedepannya, para siswa
yang dijadikan sampel penelitian akan tetap berusaha menyesuaikan diri dengan guru, mata pelajaran dan lingkungan sekolah. Siswa juga akan berusaha
bertanggungjawab atas keputusan yang telah mereka ambil untuk sekolah di jurusan Teknik Gambar Bangunan dan memantapkan diri sekolah di jurusan
tersebut.
4.2.3 Tingkat Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Sebelum dan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok
Kondisi minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada 10 orang siswa yang dijadikan sampel penelitian sebelum memperoleh layanan Bimbingan
Kelompok sebesar 67,9 termasuk dalam kategori sedang dan setelah memperoleh layanan Bimbingan Kelompok menjadi 79,1 termasuk dalam
kategori tinggi. Hal tersebut berarti minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan mengalami peningkatan sebesar 11,2. Rincian peningkatan minat
terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yaitu: R-6 dari 76,5 menjadi 85,4 meningkat 8,9, R-8 dari 51,7 menjadi 68,3 meningkat 16,5, R-12 dari
67,9 menjadi 77,5 meningkat 9,5, R-15 dari 83,5 menjadi 85,7 meningkat 2,2, R-18 dari 84,4 menjadi 86,7 meningkat 2,2, R-20 dari
51,7 menjadi 73,0 meningkat 21,3, R-21 dari 63,2 menjadi 67,9 meningkat 4,8, R-25 dari 67,3 menjadi 85,4 meningkat 18,1, R-26 dari
67,6 menjadi 84,8 meningkat 17,1 serta R-30 dari 65,1 menjadi 76,5 meningkat 11,4.
Peningkatan tertinggi terjadi pada R-20 dari 51,7 menjadi 73,0 meningkat 21,3. Sebelum memperoleh layanan Bimbingan Kelompok, R-20
termasuk dalam kategori rendah dan setelah memperoleh layanan Bimbingan Kelompok termasuk dalam kategori tinggi. R-20 di awal pertemuan cenderung
terlihat kurang aktif dalam kegiatan layanan Bimbingan Kelompok, namun pada pertemuan-pertemuan berikutnya
mengikuti kegiatan layanan Bimbingan Kelompok dengan baik dan terlihat antusias dengan menunjukan sikap suka
bertanya dan berpendapat. Peningkatan terendah terjadi pada R-15 dari 83,5 menjadi 85,7
meningkat 2,2 dan R-18 dari 84,4 menjadi 86,7 meningkat 2,2. Sebelum memperoleh layanan Bimbingan Kelompok, R-15 dan R-18 termasuk dalam
kategori tinggi dan setelah memperoleh layanan Bimbingan Kelompok termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan pada awalnya kedua siswa
tersebut memang mempunyai minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang sudah baik sehingga peningkatannya tidak terlalu signifikan. Kedua siswa
tersebut mengikuti kegiatan layanan Bimbingan Kelompok dengan baik dan terlihat antusias dengan menunjukan sikap suka bertanya dan berpendapat, bahkan
lebih mendominasi dalam kelompok. Peningkatan aspek yang dikembangkan dalam penelitian yaitu: sikap
umum dari 68,3 menjadi 81,3 meningkat 13,0, preferensi dari 62,0 menjadi 76,4 meningkat 14,4, kesadaran spesifik dari 65,5 menjadi 77,0
meningkat 11,5, kesenangan personal terhadap konten dari 70,8 menjadi
79,8 meningkat 9,0, adanya kepentingan atau signifikansi personal dari 68,2 menjadi 80,2 meningkat 12,0 serta partisipasi dari 64,1 menjadi
72,4 meningkat 8,3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan siswa telah memiliki minat terhadap jurusan Teknik Gambar
Bangunan termasuk dalam kategori tinggi. Peningkatan tertinggi terjadi pada aspek preferensi dari 62,0 menjadi
76,4 meningkat 14,4. Sebelum memperoleh layanan Bimbingan Kelompok, aspek preferensi termasuk dalam kategori sedang dan setelah memperoleh
layanan Bimbingan Kelompok termasuk dalam kategori tinggi. Peneliti pada saat melakukan penelitian memberikan berbagai informasi kaitannya dengan jurusan
Teknik Gambar Bangunan. Informasi yang paling menarik bagi siswa yang mengikuti layanan Bimbingan Kelompok yaitu informasi mengenai prospek karir
dan arah studi lanjut program keahlian Teknik Gambar Bangunan. Banyaknya peluang karir dan posisi pekerjaan yang menarik serta arah studi lanjut yang jelas,
menjadikan siswa tertarik dan menimbulkan semangat untuk sukses dengan jalan sekolah jurusan Teknik Gambar Bangunan. Siswa mempunyai kecenderungan
pada jurusan Teknik Gambar Bangunan yang lebih baik dibandingkan pada jurusan lain.
Peningkatan terendah terjadi pada aspek partisipasi dari 64,1 menjadi 72,4 meningkat 8,3. Hal tersebut juga didukung oleh hasil observasi minat
terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang diperoleh peneliti melalui observasi selama kegiatan layanan Bimbingan Kelompok yang menunjukan
bahwa minimnya kemunculan indikator partisipasi seperti belajar secara mandiri dan mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Rendahnya peningkatan
aspek partisipasi disebabkan karena siswa masih dalam proses menyesuaikan diri dengan guru misalnya memahami karakteristik guru, mata pelajaran misalnya
beradaptasi dengan mata pelajaran baru yang sebelumnya mereka belum peroleh dan lingkungan sekolah misalnya beradaptasi dengan sistem pembelajaran
sekolah dan pergaulan dengan teman serta guru menjadi lebih baik lagi. Siswa juga dalam proses untuk berusaha bertanggungjawab atas keputusan yang telah
mereka ambil untuk sekolah di jurusan Teknik Gambar Bangunan serta memantapkan diri sekolah di jurusan tersebut menjadi lebih baik lagi.
Peneliti juga melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji wilcoxon match pairs untuk mengetahui peningkatan minat terhadap jurusan Teknik
Gambar Bangunan. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa jenjang atau = 0 dan N = 10. Sugiyono 2007: 379 menetapkan harga-harga krisis
untuk tes wilcoxon dengan N = 10 pada taraf signifikansi 5 untuk tes satu pihak adalah
= 8, sehingga atau memiliki pengertian bahwa
penelitian yang berbunyi layanan Bimbingan Kelompok mempengaruhi peningkatan
minat terhadap jurusan
Teknik Gambar Bangunan pada
siswa kelas
X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 diterima dan
penelitian yang berbunyi layanan Bimbingan Kelompok tidak mempengaruhi peningkatan
minat terhadap jurusan
Teknik Gambar Bangunan pada
siswa kelas
X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 ditolak. Hasil tersebut menunjukan kesimpulan
bahwa minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20132014 dapat ditingkatkan melalui
layanan Bimbingan Kelompok.
Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Susanti pada tahun 2012 dengan judul “Upaya Meningkatkan
Minat Membaca Pada Buku Pelajaran Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 20112012”,
Prabandari pada tahun 2011 dengan judul “Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Layanan Konseling Perseorangan Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada
Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran 20102011” serta Mufidah dan Nursalim pada tahun 2010 dengan judul
“Penggunaan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa”.
Kegiatan layanan Bimbingan Kelompok ini ditujukan untuk membantu siswa mencapai perkembangan yang optimal, mampu menyusun rencana,
membuat keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungannya dalam menunjang
terbentuknya perilaku yang lebih efektif. Berdasarkan tujuan tersebut diharapkan dengan peningkatan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada siswa
yang menjadi sampel penelitian diimbangi juga dengan peningkatan prestasi dan meminimalisir masalah yang muncul.
4.3 Keterbatasan Penelitian