35 nilai 0,938 untuk penilaian unjuk kerja. Teknik analisis data yang digunakan
dalam adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan penerapan model kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam
pembelajaran membuat pola.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, dapat digambarkan suatu diagram kerangka berpikir seperti pada gambar berikut ini :
Latar Belakang
Gambar 1. Diagram Kerangka Berpikir
Pengaruh Latar Belakang Masalah
1. Siswa kurang aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. 2. Siswa jarang terlihat berkomunikasi untuk membahas materi yang
disampaikan. 3. Kurangnya variasi model pembelajaran dari guru dalam menyampaikan
pelajaran.
Hasil pretest kelas kontrol Hasil pretest kelas eksperimen
Pembelajaran dengan model konvensional
Pembelajaran dengan model Koop. Tipe Jigsaw
Hasil posttest kelas kontrol Hasil posttest kelas eksperimen
1. Siswa kurang memahami dan menguasai pelajaran.
2. Siswa kurang
aktif dalam
kegiatan pembelajaran. 3. Hasil belajar siswa kurang bagus.
4. Pengaruh model pembelajaran rendah.
1. Siswa memahami dan menguasai pelajaran.
2. Siswa aktif
dalam kegiatan
pembelajaran. 3. Hasil belajar siswa bagus.
4. Pengaruh model pembelajaran tinggi.
36 Hampir semua kegiatan belajar selama ini menerapkan model
pembelajaran konvensional yang menempatkan peran guru lebih dominan. Harden dan Crosby 2000 dalam tul
isan O’Neill dan Mc.Mahon 2005 menyebutkan bahwa model pembelajaran konvensional adalah sebuah
paradigma berupa metode pembelajaran dalam dunia pendidikan yang menempatkan guru sebagai ahli dibidangnya memfokuskan diri untuk
menyampaikan transfer ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada siswa-siswanya selaku orang awam.
Model pembelajaran konvensional memandang siswa sebagai pembelajar yang pasif seperti halnya yang terjadi di SMK Negeri 1 Pundong. Siswa di
sekolah tersebut hanya menerima informasi dan peran guru di sana adalah penyedia informasi atau evaluator yang memantau peserta didik untuk
mendapatkan jawaban. Hal tersebut membuat siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk berkembang dan menggunakan potensi yang ada pada diri
mereka untuk kegiatan pembelajaran. Sehingga fokus utama guru bukan untuk menanamkan pemahaman-pemahaman kepada diri siswa dan membuat mereka
menggali potensi yang mereka miliki tetapi hanya sebatas membuat mereka siap untuk menghadapi ujian.
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang hanya berfokus pada guru yang
memberikan transfer ilmu pengetahuan kepada siswa tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif menuangkan ide dan
menunjukkan potensi yang mereka miliki dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dari permasalahan yang terdapat di SMK Negeri 1 Pundong tersebut
siswa cenderung dipaksa untuk menerima materi tanpa ada kesempatan yang