Uji t Paired Sample Test Uji t Independent Sample Test
67 Uji Chi Kuadrat dilakukan dengan taraf signifikansi Chi Kuadrat tabel 5.
Hasil uji Chi Kuadrat nilai pretest kelas kontrol diketahui X
h 2
X
t 2
6.052 11.07. Hasil uji Chi Kuadrat nilai pretest kelas eksperimen diketahui X
h 2
X
t 2
8.2442 12.592. Hasil uji Chi Kuadrat nilai posttest kelas kontrol diketahui X
h 2
X
t 2
10.772 11.07. Hasil uji Chi Kuadrat nilai posttest kelas eksperimen diketahui X
h 2
X
t 2
5.289 11.07. Hasil uji Chi Kuadrat nilai unjuk kerja kelas kontrol diketahui X
h 2
X
t 2
5.663 11.07. Hasil uji Chi Kuadrat nilai unjuk kerja kelas eksperimen diketahui X
h 2
X
t 2
4.00935 9.488. dengan demikian seluruh data normal.
Uji Harley Ftabel dilakukan dengan taraf signifikansi Ftabel 5. Hasil uji Harley data pretest dengan taraf signifikansi 5 diketahui Fhitung Ftabel
1,56513 1,85. Hasil uji Harley data posttest diketahui Fhitung Ftabel 0,36378 1,85. Hasil uji Harley data unjuk kerja diketahui Fhitung Ftabel
0,05455 1,85. Dengan demikian seluruh data homogen. Dengan demikian dapat dilakukan uji hipotesis pada langkah selanjutnya yaitu menggunakan uji t.
Hasil uji t independent sample test data pretest diketahui t
hitung
t
tabel
- 0.23 2
, dengan demikian dapat dikatakan tidak ada perbedaan hasil belajar pretest antara kedua kelas. Maka dapat disimpulkan kedua kelas berangkat dari
keadaan yang sama. Berdasarkan hasil tersebut penelitian pada kedua kelas dapat dilanjutkan. Kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, dimana kelas
kontrol diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw. Hasil uji t paired sample test data pretest dan posttest dengan taraf
signifikansi 5 diketahui pada kelas kontrol diketahui t
hitung
t
tabel
68 3.1978 2,042 dan pada kelas eksperimen diketahui t
hitung
t
tabel
8.119 2,037. Hal ini menguatkan kesimpulan hasil perhitungan indeks gain yaitu ada peningkatan hasil belajar kognitif dasar-dasar kelistrikan menggunakan
model pembelajaran konvensional dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw secara signifikan dengan taraf signifikansi 5 pada siswa
kelas X di SMK N 1 Pundong tahun ajaran 20132014. Hasil uji t independent sample test data posttest dengan taraf signifikansi
5 diketahui t
hitung
t
tabel
-5,89 2 yang menandakan ada perbedaan hasil belajar posttest secara signifikan dengan taraf signifikansi 5 antara kedua
kelas. Tanda “-“ pada t
hitung
menunjukkan data posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibanding data posttest kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan
hasil belajar posttest kognitif menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi secara signifikan dengan taraf signifikansi 5 dibanding
menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X di SMK N 1 Pundong tahun ajaran 20132014.
Hasil uji t independent sample test data unjuk kerja dengan taraf signifikansi 5 menunjukkan t
hitung
t
tabel
-11,756 2. Hal ini menandakan ada perbedaan hasil belajar unjuk kerja psikomotor antara kelas kontrol dengan
kelas eksperimen. Tanda “-“ pada t
hitung
menunjukkan data unjuk kerja kelas eksperimen lebih tinggi dari pada data unjuk kerja kelas kontrol secara signifikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar unjuk kerja psikomotor menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi secara
signifikan dengan taraf signifikansi 5 dibanding menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X di SMK N 1 Pundong tahun
ajaran 20132014.