Fungsi perlambangan Fungsi Musikal Sulim Sebagai Fenomena Kontinuitas

4.1.3 Fungsi perlambangan

Alan P. Merriam juga mengatakan bahwa musik juga dapat berfunsi sebagai perlambangan atau simbol dari tingkah laku manusia. 24 Sama halnya jika kita mendengarkan alunan musik di luar Batak Toba seperti musik tradisi Karo misalnya. Musik tradisi Karo dikenal dengan ciri khas musiknya yang selalu memunculkan nuansa rengget Berbicara mengenai tingkah laku, oleh orang lain diluar etnis Batak pada umumnya memandang bahwa masyarakat Batak Toba dikenal dengan sifatnya yang keras, tegas, prinsipil yang seakan-akan kasar dan cepat dalam berbicara. Jika ditinjau dari segi musiknya, hal itu bisa diterima karena bukti tersebut dapat dilihat dari musik dan repertoar yang disajikan pada setiap acara adat masyarakat Batak Toba, biasanya kebanyakan repertoar gondang selalu dibawakan dengan nuansa intonasi yang tegas, nada dan lirik yang sangat rapat, dengan tempo dan durasi waktu yang berbeda-beda. Hal ini membuktikan bahwa musik juga dapat menunjukkan identitas dari masyarakat pendukungnya. Dengan kata lain, tipikal musik atau repertoar yang mereka sajikan sesungguhnya melambangkan gambaran umum mengenai tingkah laku dari masyarakat Batak Toba itu sendiri. 25 24 Alan P. Merriam, 1964, hal.119-222. dengan tempo yang lebih lambat dari musik Batak Toba, orang yang pernah mendengarkan akan langsung berkata bahwa itulah musik tradisi Karo, sebab masyarakat Karo secara umum dikenal dengan tipikal orang yang bersifat lembut dan berbicara dengan nada halus dan memakai rengget ketika bernyanyi. Artinya, bahwa musik tradisi Karo juga melambangkan tingkah laku dan kebiasaan masyarakat Karo itu sendiri. 25 Rengget adalah semacam ornamentasi musikal sebagai ciri khas musik tradisi Karo. Universitas Sumatera Utara Jika dihubungkan antara fungsi musik sebagai perlambangansimbol dengan sulim sebagai instrumen, maka dapat diartikan bahwa sulim juga memiliki fungsi musikal sebagai media untuk mengungkapkan makna perlambangansimbol itu sendiri, sebab sulim juga merupakan salah satu instrumen pokok masyarakat Batak Toba yang mampu berperan membawakan melodi lagu atau repertoar secara utuh. Pada saat sulim dimainkan untuk membawakan beberapa lagu atau repertoar, maka masyarakat yang mendengarnya baik suku Batak Toba maupun di luar suku Batak Toba akan mengatakan bahwa itulah ciri khas musik Batak Toba. Selain memiliki kebiasaan sperti yang telah dijelaskan di atas, masyarakat Batak Toba juga dikenal memiliki kebiasaan mangandung 26 pada saat menangisi orang yang meninggal. Salah satu kebiasaan ini juga dapat kita lihat ketika sulim juga mampu memainkan teknik andung yang diimitasikan dari alunan suara seseorang yang sedang meratap. Oleh karena itu dapat dibuktikan bahwa berbagai bentuk kebiasaan atau tingkah laku dari masyarakat Batak Toba dapat dilambangkan melalui alunan sulim.

4.1.4 Fungsi pengungkapan emosional