Fungsi penghayatan estetis Fungsi Musikal Sulim Sebagai Fenomena Kontinuitas

atau suka cita yang beliau dambakan untuk menambah semangat beliau dalam bekerja diwujudkannya melalui alunan sulim. Sehubungan dengan hal itu, dapat dilihat bahwa fungsi sulim sebagai media pengungkapan emosional dapat dilihat dari sudut pandang dan situasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, ketika sulim ditampilkan bersama instrumen Batak Toba yang lain pada sebuah acara adat Pesta Gondang Naposo 27 , fungsi pengungkapan emosional dapat dilihat ketika manortor menari. Alunan sulim pada saat mengiringi tortor 28 dapat memberikan pengaruh bagi sipanortor orang yang manortor itu sendiri. Jika alunan sulim tersebut lincah dan dinamis akan menambah semangat panortor penari bahkan kadang-kadang sampai meloncat kegirangan. Itu artinya alunan melodi sulim itu pun ternyata mampu menggugah emosi sipanortor sehingga sampai meloncat kegirangan.

4.1.5 Fungsi penghayatan estetis

Pada dasarnya, seseorang dapat menikmati musik karena secara psikologis dia mampu untuk menghayati musik itu sendiri. Seseorang juga mampu memainkan musik dengan baik apabila dia mampu menghayati permainannya dengan baik. Seorang pemain sulim atau pemain instrumen musik apapun tidak akan maksimal menggunakan intrumen yang dimainkannya jika dia tidak mampu menghayati permainan musik tersebut dengan baik walaupun secara teknis orang tersebut mahir memainkannya. Guntur Sitohang yang merupakan salah seorang sesepuh pargonsi Batak Toba di Harian Boho Samosir pernah berkata, “jika kita ingin mahir dalam bermain 27 Gondang Naposo adalah pesta muda-mudi dengan iringan gondang. Biasanya dilaksanakan setelah panen selesai. 28 Tortor merupakan istilah tarian yang diiringi musik tradisional Batak Toba. Universitas Sumatera Utara musik maka kita harus menjadikan musik itu sebagai bagian dari kehidupan kita” 29 Selain daripada itu, sulim sebagai instrumen yang juga dapat berfungsi sebagai media untuk penghayatan estetis dapat kita lihat dari peristiwa lain seperti gerakan tortor yang dilakukan pada saat manortor yang diiringi sulim bersama instrumen lainnya pada acara-acara adat Batak Toba. Pada umumnya tidak semua orang Batak Toba dapat manortor karena memperoleh pembelajaran manortor, tetapi kenyataannya jika kita melihat di lapangan terjadi sebuah keselarasan antara gerakan tangan, kaki, dan badan pada saat manortor dengan irama musik yang dimainkan oleh pargonsi pemain musik. Hal ini menunjukkan bahwa keselarasan itu muncul akibat adanya penghayatan estetis dari sipanortor ketika mendengarkan alunan musik yang dimainkan. yang artinya kita harus menganggap musik itu sebagai sosok yang kita sayangi setiap saat sama seperti bagaimana kita menyanyangi orang tua, keluarga, bahkan diri kita sendiri. Dengan demikian apabila kita telah menganggap musik itu menjadi bagian dari kehidupan kita, maka kita harus merawat, menjaga dan memperlakukan instrumen yang kita mainkan tersebut dengan baik. Sama halnya jika kita ingin mahir dalam bermain sulim, selain berlatih dengan tekun dan gigih maka kita juga harus merawat dan menjaga serta memainkan sulim itu sebaik kita memperlakukan orang yang kita sayangi. Bahkan pada saat dimainkan sekalipun, kita harus menjiwai dan menghayati permainan kita seakan kita sedang memperlakukan orang yang kita sayangi. 29 Wawancara sambil lalu di Medan, Desember 2011. Universitas Sumatera Utara

4.1.6 Fungsi reaksi jasmani