dimainkan jika hanya sesuai terhadap lagu atau repertoar yang dimainkan. Sebab pada umumnya tidak semua lagu atau repertoar “enak dan cocok” jika disajikan
secara terus menerus dengan memakai pola staccato, paling hanya sedikit repertoar dapat dimainkan dengan pola ini dan itu pun hanya di beberapa bagian tertentu saja.
Hal ini disebabkan karena umumnya repertoar Batak Toba jarang dimainkan dengan pola staccato kecuali ditemui pada bagian penggalan melodi gondang hata
sopisik saja. Jika ada yang memainkan pola staccato dalam bentuk repertoar yang lain, biasanya hal itu merupakan bagian dari improvisasi dari sipemain tersebut.
Oleh karena itu, teknik ini biasanya hanya muncul sesekali dalam penyajiannya. Contoh teknik mandila-dilai dapat dilihat pada penggalan melodi repertoar
gondang hata sopisik di bawah ini.
3.4.2.2 Mangangguk Teknik permainan lidah dan tiupan
Di dalam teknik permainan ini yang paling berperan penting adalah penekanan lidah dan keras lembutnya tiupan nafas. Teknik permainan yang
melibatkan lidah dan tiupan ini dinamakan teknik mangangguk. Mangangguk merupakan teknik permainan sulim dengan penggarapan
sebuah nada yang bersifat ritmik dengan memunculkan 2 dua nada yang sama dengan jenis warna yang berbeda yakni nada oktaf atas nada balikan dan nada
oktaf bawah dalam interval dan wilayah nada satu oktaf. Dalam hal ini, ritme dari satu ketuk nada panjang tersebut dilipatgandakan ke dalam bentuk not
Universitas Sumatera Utara
seperenambelas 116. Untuk menghasilkan warna nada yang pertama yakni nada oktaf atas dilakukan dengan penekanan lidah dengan teknik peniupan seperti
melafalkan kata “tu”, sedangkan warna nada kedua yakni nada oktaf bawah dihasilkan melalui tiupan lembut tanpa tekanan lidah dengan teknik peniupan
seperti melafalkan kata “hu”. Teknik ini biasanya dipakai ketika memainkan lagu atau repertoar yang yang bernuansa andung-andung nyanyian ratapan dengan
tempo yang lambat ataupun sedang. Contoh teknik mangangguk dapat dilihat dalam penggalan lagu andung berjudul “Sawan” berikut ini:
Keterangan :
Nada “g” oktaf bawah g yang menghasilkan bunyi “hu” dan nada “g “ oktaf atas g’ yang menghasilkan bunyi “tu” menunjukkan pola garapan
ritmis dalam teknik mangangguk.
3.4.2.3 Mangenet Teknik permainan jari dan tiupan
Teknik mangenet merupakan kebalikan dari mangangguk dimana teknik ini dimainkan dengan permainan jari dan tiupan nafas. Mangenet adalah suatu teknik
permainan nada dengan cara membuka dan menutup sedikit demi sedikit lobang nada oleh jari dan mengkombinasikannya dengan keras-lembutnya tiupan nafas
yang bertujuan untuk menghasilkan nada yang bunyinya terkesan seperti ratapan tangis. Teknik ini merupakan salah satu teknik yang bersifat improvisatoris yakni
pengembangan teknik yang biasanya dimainkan di luar melodi lagu atau repertoar
Universitas Sumatera Utara
yang dimainkan dengan tujuan untuk memperindah lagu atau repertoar yang dimainkan. Sesuai dengan suara yang dihasilkan, teknik ini biasa dipakai untuk
lagu-lagu yang bernuansa kesedihan dengan memainkan tempo lagu atau repertoar yang lambat. Teknik mangenet dapat dilihat dari contoh penggalan lagu andung
yang berjudul tiope mual berikut ini : Contoh penggalan melodi pokok vokal :
Contoh penggalan melodi dalam bentuk instrumen sulim dengan teknik mangangguk :
Contoh penggalan melodi lagu dalam bentuk instrumen sulim dengan menggunakan teknik mangangguk yang diakhiri dengan teknik mengenet :
Keterangan :
Teknik mangenet dalam penggalan melodi di atas dapat dilihat dalam pengembangan pola nada akhir yakni dari bentuk nada akhir penggalan
Universitas Sumatera Utara
melodi kedua menjadi nada akhir penggalan melodi ketiga
Untuk menghasilkan nada “es” dalam penggalan nada
diperoleh melalui teknik mangenet yakni dengan cara membuka sedikit demi sedikit nada “d” posisi nada keenam ditutup secara utuh pada sulim
dengan nada dasar “F=1” sehingga lobang nada keenam yang ditutup secara utuh menjadi terbuka setengah bagian sehingga perlahan akhirnya
membentuk nada “es”.
3.4.2.4 Manganak-anaki Teknik permainan lidah dan jari