25 Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang
bersangkutan atau oleh pihak swasta. 6 Layanan asrama
Bagi siswa layanan asrama sangat berguna untuk mereka yang jauh dari keluarga sehingga membutukan tempat tinggal yang nyaman untuk
beristirahat. Biasanya yang mengadakan layanan asrama ditingkat menengah dan perguruan tinggi.
5. Kegiatan Pembinaan Peserta Didik
a. Pembinaan ekstrakurikuler
Dalam bab I pasal 3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan Pasal 3 disebutkan
bahwa pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler.
Kegiatan ektrakurikuler Yudha M. Saputra, 1999: 6 adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan
tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia
seutuhnya. Lebih lanjut menurut Badrudin 2014: 140 kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah yang disediakan oleh satuan pendidikan untuk menyalurkan
minat, bakat, hobi, kepribadian, dan kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta peserta didik. Jadi, kegiatan ektrakurikuler
merupakan penunjang dari kegiatan kurikuler. Kegiatan ini siswa dapat menggali potensi yang ada dalam diri mereka. Kegiatan ektrakurikuler ini biasanya terbentuk
26 berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Setiap peserta didik
tidak harus mengikuti semua kegiatan ektrakurikuler, ia bisa memilih sesuai dengan apa yang diminati yang menjadi bakat atau kemampuan mereka.
Yudha M. Saputra 1998: 13 mengatakan bahwa fungsi dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
1 Menyiapkan anak menjadi orang yang bertanggung jawab. 2 Menemukan dan mengembangkan minat dan bakat pribadinya.
3 Menyiapkan dan mengarahkan pada suatu spesialisasi, misalnya atlit,, ekonom, agamawan, seniman, dan sebagainya
.
b. Organisasi Siswa Intra Sekolah
Dalam bab III pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan dijelaskan bahwa:
1 Organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra sekolah. 2 Organisasi kesiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan
organisasi resmi di sekolah dan tidak ada hubungan organisatoris dengan organisasi kesiswaan di sekolah lain.
3 Organisasi siswa intra sekolah pada SMP, SMPLB, SMA, SMALB dan SMK adalah OSIS.
4 Organisasi siswa intra sekolah pada TK, TKLB, SD, dan SDLB adalah organisasi kelas.
Organisasi Siswa Intra Sekolah disingkat OSIS adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu
Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA, yang
27 diurus dan dikelola oleh peserta didik yang terpilih untuk menjadi pengurus dan
memiliki pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah Badrudin, 2014: 184-185. Lebih lanjut berdasar Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Nomor 226CKep01993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi,
siswa, intra, sekolah. Masing-masing mempunyai pengertian: 1 Organisasi Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang
diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam
usaha untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
2 Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
3 Intra, adalah berarti terletak didalam dan di antara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang
bersangkutan. 4 Sekolah, adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar secara berjenjang dan bersinambungan. Menurut Khoirum Nur Kartika Listiyani 2010: 20 peranan OSIS adalah:
1 Sebagai wadah, OSIS merupakan satu-satunya wadah kegiatan para peserta didik di Sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung
tercapainya tujuan pembinaan peserta didik.
28 2 Sebagai
penggerakmotivator, motivator
adalah perangsang
yang menyebabkan lahirnya keinginan, semangat para peserta didik untuk
melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. 3 Peranan yang bersifat preventif, apabila peran yang bersifat intelek dalam arti
secara internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada secara eksternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan, seperti
menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang peserta didik dan sebagainya.
D. Penelitian yang Relevan