14 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat
menguasai kosakata Bahasa Inggris, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan guru. Guru menyajikan kosakata beserta artinya dan cara pengucapannya.
Sementara itu, siswa mendengarkan dan menyimaknya. Guru meminta siswa untuk meniru dan mengulang kata tersebut Kemudian, guru memberikan
pertanyaan kepada siswa untuk mengecek arti kata dan pengucapan kata. Siswa mempraktikkan penggunaan kosakata dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa
tahap yang telah dikemukakan di atas terdapat pada metode Talking Stick. Tahap- tahap tersebut antara lain: 1 siswa menyimak kosakata ketika guru
menyampaikan materi atau memberikan konteks kosakata, 2 siswa mengulang arti kosakata, penulisan kosakata, dan meniru pengucapan kosakata ketika belajar
kelompok, 3 guru melakukan pengecekan arti kata saat siswa dalam posisi melingkar dan guru memberikan pertanyaan seputar materi kepada siswa.
Mengacu pada pendapatnya Davies, Harmer, dan Brewster yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini membatasi penguasaan kosakata pada bagian
word meaning, form pada bagian writting, dan pronunciation. Word meaning membahas tentang arti kosakata. Writting mempelajari tentang penulisan kata.
Pronunciation membahas tentang pengucapan atau pelafalan kosakata.
B. Pembelajaran Bahasa Inggris
1. Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat.
Menurut Izzan 2010: 2, “bahasa merupakan sistem lambang-lambang simbol-
15 simbol berupa bunyi yang digunakan oleh sekelompok orang atau masyarakat
tertentu untuk berkomunikasi dan berinteraksi”. Bahasa terbentuk dari kesepakatan masyarakat untuk menjadikan simbol berupa bunyi sebagai sarana
komunikasi yang telah diwariskan secara turun-temurun pada suatu daerah. Sebagai akibatnya, bahasa pada satu daerah dengan daerah lain menjadi berbeda.
Bahasa Inggris menjadi bahasa yang telah disepakati untuk digunakan sebagai alat komunikasi dalam lingkup dunia internasional. Bahasa Inggris
menjadi media penghubung antar negara yang paling umum digunakan untuk berinteraksi. Kedudukan Bahasa Inggris bagi bangsa Indonesia bukan sebagai
bahasa pertama, melainkan sebagai bahasa kedua. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Izzan 2010: 22 bahwa “belajar bahasa yang bukan bahasa
pertama ini disebut bahasa kedua atau asing”. Bahasa Inggris bukan alat komunikasi pertama dan utama di Indonesia dan bahasa resmi negara Indonesia
adalah Bahasa Indonesia. Menguasai suatu bahasa tidak terlepas dari kepemilikan kosakata. Kosakata
merupakan kata-kata atau pembendaharaan kata. Memperbanyak penguasaan kosakata dan menerapkannya dalam kalimat-kalimat sederhana menjadi dasar
yang sangat penting bagi anak dalam memperkaya gagasan berpikir yang akan meningkatkan kemampuan berbahasa Mustadi, 2009: 7. Semakin banyak
kosakata yang dimiliki, maka semakin berkembang kompetensi berbahasanya. Mempelajari kosakata Bahasa Inggris dapat diperoleh melalui beberapa
cara. “Dilihat dari settingnya, ada dua tipe pembelajar bahasa menguasai bahasa target bahasa yang ingin dikuasainya, yaitu bahasa yang dikuasai secara formal
16 pembelajaran dan bahasa yang dikuasai secara informal pemerolehan”
Pringgawidagda, 2002: 21. Belajar secara formal berarti bahwa belajar dilaksanakan di dalam kelas yang melibatkan banyak pihak, seperti guru, siswa,
dan seperangkat kegiatan pembelajaran. Anitah 2009: 1.18 mengatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan
guru”. Belajar secara formal memiliki unsur rencana kesengajaan dan terdapat tujuan tertentu. Sementara itu, bahasa yang dikuasai secara informal memiliki arti
bahwa belajar diperoleh dari lingkungannya tanpa melalui perencanaan yang matang. Belajar bahasa dapat diperoleh dari lingkungan sosial sekitar. Misalnya,
dari teman sebaya dan keluarga. 2. Metode Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris
Metode dalam Bahasa Inggris disebut dengan method yang berarti cara. Menurut Joni dalam Anitah, dkk., 2009: 1.24, “metode adalah berbagai cara
kerja yang bersifat relatif umum y ang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu”.
Metode memiliki sifat prosedural sehingga mengandung cara atau langkah- langkah tertentu yang digunakan dalam mencapai tujuan.
“Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan
merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran” Uno Mohamad, 2011: 7. Sejalan dengan pendapat tersebut, Djamarah Zain 2010: 74 mengatakan
bahwa “metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dih
arapkan”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan
17 bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran memiliki peran penting dalam mencapai kesuksesan
pembelajaran. “Metode diperlukan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran, di mana dengan metode tersebut dapat memudahkan siswa
menerima dan memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru” Susanto, 2013: 44. Penggunaan metode pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan mata
pelajaran, materi pelajaran, dan tujuan pembelajaran. Semua mata pelajaran membutuhkan metode, termasuk pula dalam pelajaran Bahasa Inggris.
Bahasa Inggris bukanlah bahasa yang digunakan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa resmi yang digunakan di negara Indonesia
adalah Bahasa Indonesia. Harmer 2001: 1 mengatakan bahwa: Although English is not the language with the largest number of native or
‘first’ lanɑuaɑe speakers, it ɒas become a linɑua franca. A linɑua franca can be defined as a language widely adopted for communication between
two speakers wɒose native lanɑuaɑes are different from eacɒ otɒer’s and wɒere one or botɒ speakers are usinɑ it as a ‘second’ lanɑuaɑe.
Bahasa Inggris menjadi bahasa yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi di dunia meskipun Bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu terbesar di
dunia. Bahasa Inggris menjadi bahasa perhubungan dalam berkomunikasi di antara dua pembicara yang bahasa ibunya berbeda dan sama-sama menempatkan
Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Sementara itu, “a second language SL
context is one where the target language is the language of communication in the society
such as English in the UK or Spanish in Mexico” Nunan, 2003: 54. Pendapat tersebut mengemukakan bahwa bahasa kedua merupakan salah satu dari
18 bahasa sasaran yang digunakan sebagai alat komunikasi di kalangan masyarakat.
Bahasa kedua biasa digunakan oleh imigran, maupun siswa yang bertaraf sekolah internasional untuk berkomunikasi.
Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia bukan sebagai bahasa ibu, melainkan sebagai bahasa kedua. Bahasa Inggris bukanlah bahasa utama yang digunakan
untuk berkomunikasi bagi bangsa Indonesia. Menurut Brewster 2002: 20, “L1 and L2 acquisition processes are very similar, although many of learning
conditions are very different”. Pemerolehan bahasa ibu dan bahasa kedua sama- sama melalui proses meniru dari orang lain. Belajar bahasa kedua maupun bahasa
asing membutuhkan perkembangan kognitif yang lebih dari belajar bahasa ibu. Kondisi belajar bahasa ibu merupakan hal yang kontekstual dan siswa memiliki
motivasi yang tinggi. Sedangkan belajar bahasa kedua merupakan hal yang dekontekstual dan motivasi siswa rendah. Oleh sebab itu, mempelajari Bahasa
Inggris yang kedudukannya sebagai bahasa kedua bagi bangsa Indonesia memerlukan suatu cara agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Berikut
metode yang dapat digunakan untuk mempelajari Bahasa Inggris. a. Metode penerjemahan tata bahasa grammar-translation method
Metode penerjemahan tata bahasa atau grammar-translation method menekankan pada bagaimana membuat siswa menguasai aturan-aturan tata bahasa
dan kosakata dengan memberikan daftar kosakata dan artinya kepada siswa untuk digunakan di dalam membaca teks tertulis dalam pelajaran Ghazali, 2010: 93.
Sehingga, fokus pembelajaran ada pada daftar kosakata disertai artinya. Menurut Brown 2007: 17, kelas diajar dengan menggunakan bahasa ibu, dan sedikit
19 sekali penggunaan bahasa asing. Siswa dilatih menerjemahkan tata bahasa dari
bahasa ibu ke bahasa asing atau sebaliknya. Siswa disajikan kosakata, dijelaskan makna kosakatanya, kemudian digunakan dalam kegiatan pelajaran.
b. Metode langsung direct method Metode langsung memfokuskan pada keterampilan menyimak dan
berbicara. Sementara itu, keterampilan menulis kurang berkembang. Guru menyajikan kata dan frase langsung dalam bahasa kedua atau asing, tanpa disertai
maknanya. Siswa belajar dalam kegiatan diskusi bersama guru. “Kegiatan belajar bahasa dalam metode langsung menekankan pada hubungan langsung antara kata
dan frase dengan benda dan tindakan, tanpa perlu menggunakan bahasa siswa sama sekali” Ghazali, 2010: 93-94. Siswa membuat kesimpulan sendiri terkait
tata bahasa yang benar melalui kegiatan diskusi atau tanya jawab. c. Metode membaca
Metode membaca melatih siswa untuk terampil membaca kosakata dalam Bahasa Inggris. Siswa belajar pengucapan dan cara baca yang baik. Menurut
Ghazali 2010: 94, metode membaca mendorong siswa untuk menguasai kemampuan membaca teks dalam bahasa asing. Siswa disajikan kosakata dalam
teks bacaan sederhana, kemudian siswa berlatih membaca dengan bimbingan guru. Guru mendampingi dan memfasilitasi siswa dalam berlatih membaca
kosakata. d. Metode audiolingual audiolingual method atau ALM
Metode audiolingual audiolingual method menekankan pada bahasa lisan, contohnya kegiatan pengucapan kata, maupun menirukan dialog. Menurut Harmer
20 2001: 79, “audio-lingualism relied heavily on drills to form these habits;
subtitution was built into these drills so that, in small steps, the student was constantly learning and, moreover, was shielded from the possibility of making
mistakes by tɒe desiɑn of tɒe drill”. Metode audiolingual sangat bergantung pada pengulangan drill untuk membentuk kebiasaan, siswa dapat belajar secara
konstan dan meminimalisir kesalahan dari desain pengulangan tersebut. Pembelajaran memberikan perhatian besar terhadap pelatihan-pelatihan atau drill.
Siswa belajar dari kesalahan yang dikerjakan pada saat latihan drill.
e. Metode pengajaran bahasa komunikatif atau communicative language teaching CLT
Metode ini memandang pembelajaran bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Belajar bahasa adalah belajar menerapkan bahasa, bukan sekedar
mempelajarinya. Hal tersebut sesuai dengan pendapatnya Prator Celce-Murcia dalam Brown, 2007: 20, yang mengatakan bahwa metode CLT tidak hanya
mengajak siswa memperkenalkan kaidah, pola, definisi, dan pengetahuan lain “tentang” bahasa, tetapi juga mengajar siswa untuk berkomunikasi secara lugas,
spontan, dan bermakna dalam bahasa kedua. Sehingga, metode ini disebut dengan metode pengajaran bahasa komunikatif.
f. Metode the silent way
Metode ini dikemukakan oleh Caleb Categno. Guru tidak banyak berkata sehingga metode ini dinamakan the silent way
. Menurut Harmer 2001: 88, “one of the most notable features of the Silent Way is the behaviour of the teacher who,
rather than entering into conversation with the students, says as little as
21 possible”. Salah satu ciri dari metode The Silent Way adalah peran guru, dimana
guru mengikuti diskusi siswa namun guru berkata sedikit mungkin. Siswa meniru guru, dan guru akan diam jika siswa benar. Guru hanya berperan sebagai
pengevaluasi kesalahan siswa. g. Suggestopaedia
Metode ini dikembangkan oleh Georgi Lozanov. “Suggestopaedia sees the physical sorroundings and athmosphere of the classroom as of vital importance
” Harmer, 2001: 89. Metode suggestopaedia memandang bahwa lingkungan alam
sekitar dan suasana kelas memiliki peran penting dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini diawali dengan diskusi yang mengantarkan siswa menuju
materi pelajaran. Guru memutar musik agar siswa dapat rileks ketika guru memberi materi dialog.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai melalui pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Prinsip pemilihan metode pembelajaran Bahasa Inggris diperlukan
supaya proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan maksimal. Menurut Davies 2000: 12, “more important for successful language teaching and learning are
other, less tangible, conditions, for example, plenty of opportunities for learners to participate in class and an atmospɒere in wɒicɒ tɒey feel motivated to learn”.
Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa hal penting dalam mencapai kesuksesan mengajar dan belajar bahasa, sebagai contohnya adalah memberikan kesempatan
sebesar-besarnya kepada siswa untuk berpartisipasi di kelas dan suasana yang membuat siswa termotivasi untuk belajar.
22 Metode pembelajaran hendaknya memperhatikan tingkat keikutsertaan
siswa dalam belajar. Semakin siswa dilibatkan dalam kegiatan belajar, maka siswa akan semakin aktif mengikuti proses belajar. Siswa tidak diam, melainkan aktif
belajar. Kemampuan berpikir, pemerolehan wawasan dan keterampilannya menjadi berkembang. Selain itu, hendaknya turut diperhatikan penciptaan suasana
kelas. Kondisi kelas yang menyenangkan, menarik, penuh kenyamanan, dan tidak menegangkan, akan membuat siswa termotivasi belajar. Misalnya, melalui games,
ice breaking, maupun nyanyian. Metode tersebut hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa. Nunan 2003: 8, mengungkapkan beberapa prinsip untuk
metode pengajaran bahasa: 1 Focus on the learner
Metode pembelajaran Bahasa Inggris hendaknya berorientasi pada siswa student centered, bukan didominasi oleh guru teacher centered. Siswa menjadi
fokus utama dalam kegiatan belajar. Sementara itu, guru berperan sebagai pendamping dan membimbing siswa dalam belajar.
2 Develop your own personal methodology
Seorang guru memiliki gaya mengajar yang berbeda-beda. Guru hendaknya mengembangkan kemampuannya dalam memilih metode pembelajaran. Guru
mengembangkan kemampuannya terbaiknya dalam mengajar berdasarkan situasi dan keadaan.
3 Build instructional sequence based on a pretask, task, and follow-up cycle
Metode pembelajaran yang baik dapat membangun urutan kegiatan pembelajaran, mulai dari penjajakan, penugasan, dan keberlanjutan dari tugas.
23 Penjajakan dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan membuat
skema hubungan dengan topik yang akan dipelajari. Setelah terbentuk skema baru, siswa diberikan tugas dengan disertai tindak lanjut. Tindak lanjut dari tugas
bertujuan untuk memberikan umpan balik dari siswa tentang pengalaman belajarnya, untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, dan untuk memberikan
refleksi terhadap penugasan, sekaligus sebagai bahan evaluasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa menguasai Bahasa
Inggris dapat didukung dengan memperbanyak kosakata. Mempelajari Bahasa Inggris yang kedudukannya di Indonesia sebagai bahasa kedua, memerlukan
metode dengan memperhatikan prinsip-prinsip metode seperti memperhatikan partisipasi siswa di kelas dan suasana yang membuat siswa termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran. Dengan memilih metode yang tepat, maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.
C. Pembelajaran Bahasa Inggris di SD