Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh berbagai negara di belahan dunia untuk berkomunikasi. Bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar antar negara yang paling umum digunakan. Ketika seseorang berada di negara lain, maka bahasa penutur yang digunakan adalah Bahasa Inggris. Bahasa Inggris menuntut generasi muda untuk ikut serta dalam tatanan kehidupan yang semakin maju. Di Indonesia, Bahasa Inggris mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai aplikasi, game, produk makanan, dan fasilitas handphone menggunakan Bahasa Inggris. Generasi muda Indonesia harus mengikuti perkembangan zaman sehingga dapat membuka pintu kemajuan melalui kemampuan berinteraksi menggunakan Bahasa Inggris dengan bangsa lain di dunia. Oleh sebab itu, salah satu syarat supaya generasi muda dapat mengikuti arus globalisasi dan mampu bersaing dengan bangsa lain adalah mempelajari Bahasa Inggris. Mempelajari Bahasa Inggris dapat ditempuh melalui jalur pendidikan. Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A tahun 2013, kedudukan Bahasa Inggris pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah sebagai muatan lokal. Sementara itu, dalam Kurikulum 2013, Bahasa Inggris menjadi kebijakan sekolah dimana pada masing-masing sekolah diberikan kebebasan untuk memasukkan Bahasa Inggris dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan keputusan sekolah. 2 Bahasa Inggris mulai diperkenalkan pada jenjang sekolah dasar SD. S iswa SD dikenalkan kosakata Bahasa Inggris sebagai tahap awal belajar Bahasa Inggris. Siswa diharapkan dapat memahami dan menguasai keterampilan berbahasa Inggris melalui pengenalan kosakata Bahasa Inggris sejak dini. Terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak listening skills, keterampilan berbicara speaking skills, keterampilan membaca reading skills, dan keterampilan menulis writing skills. Semakin banyak kosakata yang dikuasai, maka semakin lancar pula keterampilan dalam berbahasa. Sehingga dapat dikatakan bahwa penguasaan kosakata Bahasa Inggris sangat penting dikenalkan sejak usia SD. Bahasa Inggris merupakan bahasa kedua bagi bangsa Indonesia, termasuk bagi siswa SD. Siswa tidak terbiasa menggunakan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, untuk mengenalkan kosakata Bahasa Inggris, diperlukan suasana pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Guru yang profesional memiliki peran dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Guru harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi. Guru juga harus mengemas pembelajaran dengan menyesuaikan karakteristik siswa. Guru yang kreatif dan inovatif akan menciptakan pembelajaran yang efektif, menarik, dan menyenangkan. Pembelajaran dapat dikatakan efektif, menarik, menyenangkan, apabila siswa antusias dalam belajar dan fokus pada belajarnya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Guru dapat menerapkan berbagai inovasi metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Tentunya, penggunaan metode pembelajaran dapat divariasikan setiap harinya sehingga 3 siswa tidak merasa bosan. Selain itu, harus disesuaikan dengan kondisi, situasi, serta tujuan pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Salah satu metode pembelajaran yang dapat memicu keaktifan siswa dan menciptakan pembelajaran yang menarik adalah metode Talking Stick. Metode pembelajaran Talking Stick merupakan metode pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa mencapai penguasaan materi melalui tongkat stick. Metode pembelajaran Talking Stick diawali dengan penjelasan guru tentang materi lalu siswa mempelajari materi tersebut. Setelah mempelajari materi, guru mengambil tongkat untuk diberikan kepada peserta didik. Tongkat diputar secara bergiliran. Siswa yang mendapat tongkat harus menjawab pertanyaan dari guru Suprijono, 2011: 109-110. Metode Talking Stick merupakan salah satu metode pendukung pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Siswa dituntut untuk aktif, bekerja sama dengan kelompoknya, berani mengemukakan pendapat, dan menguasai materi pelajaran. Metode tersebut dikemas dalam bentuk permainan game berbantu tongkat untuk menambah antusiasme belajar siswa. Metode ini juga diiringi dengan musik. Pemilihan musik dalam metode ini adalah musik yang gembira, ceria, dan penuh motivasi. Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran Bahasa Inggris di kelas V SD Negeri Gedongkiwo pada tanggal 23 Januari 2016, diketahui bahwa metode yang digunakan guru adalah ceramah berrvariasi. Guru menerangkan materi pelajaran lalu siswa duduk mendengarkan. Kemudian, guru berdiskusi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Pemberian materi memuat empat 4 keterampilan berbahasa, yaitu membaca reading, menulis writing, menyimak listening, dan berbicara speaking. Guru memberikan kosakata kepada siswa, lalu meminta siswa untuk membaca dan menulis ulang kosakata Bahasa Inggris beserta artinya di buku tulis. Sementara itu, dalam hal keterampilan menyimak dan berbicara, guru memberikan contoh pengucapan kosakata, lalu siswa menirukan. Hasil observasi menunjukkan bahwa 70 dari 41 siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari guru dan motivasi siswa dalam menguasai kosakata Bahasa Inggris rendah. Gejala ini ditandai dengan ciri-ciri antara lain: 1 sebagian besar siswa asyik berbicara dengan teman ataupun bermain sendiri ketika pelajaran berlangsung, 2 beberapa siswa keluar masuk kelas dan jalan- jalan di kelas, 3 siswa pasif dan tidak memperhatikan guru ketika menyampaikan materi, 4 menggerutu dan tidak mengerjakan tugas dari guru, 5 tidak bisa menjawab pertanyaan terkait arti kosakata dari guru. Hal tersebut berdampak pada rendahnya penguasaan kosakata Bahasa Inggris sehingga kurang berkembang dengan maksimal. Hasil wawancara dengan guru Bahasa Inggris pada tanggal 23 Januari 2017 menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa mendapat nilai C 64-75 pada nilai rapor semester 1 tahun ajaran 20162017 mata pelajaran Bahasa Inggris. Siswa cenderung kesulitan dalam menguasai kosakata berbahasa Inggris, terutama dalam hal menghafal, menulis, dan membaca kosakata Bahasa Inggris. Siswa belum hafal arti suatu kosakata. Cara baca kosakata Bahasa Inggris berbeda dengan bahasa yang digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa 5 kesulitan melafalkan kosakata dengan benar. Penulisan huruf dalam kosakata juga masih terbalik. Rendahnya motivasi dan nilai siswa dalam menguasai kosakata Bahasa Inggris disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya variasi metode pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Inggris. Selama ini, guru menggunakan metode ceramah bervariasi dan belum pernah menggunakan variasi metode lain, termasuk metode Talking Stick. Pendekatan pembelajaran yang didominasi oleh guru teacher centered membuat siswa pasif, kurang tertarik mengikuti pelajaran, bosan, dan tidak memperhatikan guru. Siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa kurang bersemangat belajar. Pembelajaran tidak dikemas dalam bentuk permainan yang menarik perhatian siswa. Inovasi metode pembelajaran menjadi poin penting dalam mencapai kesuksesan belajar. Belajar kosakata memerlukan inovasi metode yang sesuai dengan karakteristik siswa sehingga siswa antusias belajar Bahasa Inggris. Menurut Susanto 2013: 86, karakteristik siswa SD adalah suka bermain dan gemar membentuk kelompok sebaya. Metode Talking Stick menempatkan siswa pada kelompok belajar untuk menguasai materi melalui pembelajaran yang berbentuk games permainan. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh penggunaan metode pembelajaran Talking Stick terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris pada siswa kelas V SD Negeri Gedongkiwo Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. 6

B. Identifikasi masalah