Strategi Pengembangan Kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan

3.7.3 Strategi Pengembangan Kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan

Untuk analisis penentuan strategi pengembangan kegiatan PMDH digunakan analisis SWOT Strengths, Weakness, Opportunities, Threatness. Pada analisis SWOT ini informasi yang diperoleh dari tahap masukan diolah untuk memadukan antara peluang dan ancaman yang merupakan elemen dari faktor eksternal dan dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan yang merupakan elemen dari faktor internal. Pemaduan antara faktor eksternal dan internal merupakan kunci yang efektif dalam menentukan alternatif strategi. Matriks SWOT digunakan untuk menetapkan strategi berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya yaitu melalui EFE External Factor Evaluation dan IFE Internal Factor Evaluation. Matriks ini menghasilkan empat jenis strategi, disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8 Matriks SWOT Sumber: David 2004 Matriks IFE ditujukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki unit yang dianalisis, sedangkan matriks EFE ditujukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal dan mengukur sejauh mana peluang dan ancaman yang dihadapi unit yang dianalisis. Menurut David 2004, tahap-tahap yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci dalam matriks IFEdan EFE adalah sebagai berikut: IFE EFE Strengths S Tentukan 1-10 faktor-faktor kekuatan internal Weaknesses W Tentukan 1-10 faktor-faktor kelemahan internal Opportunities O Tentukan 1-10 faktor-faktor peluang lingkungan STRATEGI S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang Threats T Tentukan 1-10 faktor-faktor ancaman lingkungan STRATEGI S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman a. Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal unit yang dianalisis Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor eksternal, yaitu mendaftar semua peluang dan ancaman yang dimiliki unit yang dianalisis. Mengidentifikasi faktor internal unit yang dianalisis dengan melakukan pendaftaran semua kekuatan dan kelemahan unit yang dianalisis. Mendaftarkan kekuatan terlebih dahulu, baru kemudian kelemahan unit yang dianalisis. Hasil kedua identifikasi faktor-faktor diatas menjadi faktor penentu eksternal dan internal yang selanjutnya akan diberi bobot. b. Penentuan bobot variabel Pemberian bobot setiap faktor dengan skala mulai dari 0,0 tidak penting sampai 1,0 paling penting. Pemberian bobot ini berdasarkan pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap posisi strategis unit yang dianalisis dalam suatu daerah tertentu. Jumlah bobot yang diberikan harus sama dengan satu. Penentuan bobot akan dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal tersebut kepada stake holder dengan menggunakan metode “paired comparison”. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal. Setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3 untuk menentukan bobot. Skala yang digunakan untuk menentukan bobot adalah: 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika indiaktor horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat dalam Gambar 3 dan 4. Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel baris indikator horizontal dibandingkan dengan variabel kolom indikator vertikal dan harus konsisten. Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus: αi = Dimana, αi = Bobot variabel ke-I n = jumlah data Xi = Nilai variabel ke-I I = 1, 2,…., Tabel penilaian bobot faktor internal dan eksternal Kegiatan dapat dilihat pada Tabel 9 dan 10. Tabel 9 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Kegiatan Faktor Strategis Internal A B C D …. Total A Xi B C D …. Total Tabel 10 Penilaian Bobot faktor Strategis Eksternal Kegiatan Faktor Strategis Eksternal A B C D …. Total A Xi B C D … Total c. Penentuan Rating Penentuan rating oleh key person dilakukan terhadap variabel-variabel. Untuk mengukur masing-masing variabel terhadap kondisi faktor digunakan skala 1, 2, 3, 4 dan 5. Skala nilai rating untuk matriks IFE dan EFE adalah: 1= Respon tidak tinggi 4= Respon tinggi 2= Respon kurang tinggi 5= Respon sangat tinggi 3= Respon sedangrata-rata Tabel 11 Matriks Internal Factor Evaluation IFE Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Bobot Kekuatan 1……… 2……… 3……… Kelemahan 1………. 2………. 3………. Total Sumber : David 2004 Tabel 12 Matriks External Factor Evaluation EFE Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Bobot Peluang 1……… 2……… 3……… Ancaman 1………. 2………. 3………. Total Sumber : David 2004 Selanjutnya dilakukan penjumlahan dari pembobotan yang dikalikan dengan rating pada tiap faktor untuk memperoleh skor pembobotan. Jumlah skor pembobotan berkisar antara 1,0-4,0 dengan rata-rata 2,5. Jika jumlah skor pembobotan IFE dibawah 2,5 maka kondisi internal Kegiatan lemah. Sedangkan jumlah skor bobot faktor eksternal berkisar 1,0-4,0 dengan rata-rata 2,5. Jika jumlah skor pembobotan EFE 1,0 menunjukkan wilayah tidak dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada. Jumlah skor 4,0 menunjukkan wilayah merespon peluang maupun ancaman yang dihadapinya dengan sangat baik. 3.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis data penelitian ini meliputi analisis secara deskriptif yaitu dengan menjelaskan data-data yang diperoleh dari hasil wawancarakuesioner, observasi, data-data sekunder dan juga secara kualitatif dengan menggunakan persentasi dalam tabulasi. Strategi pengembangan Kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan PMDH dilakukan dengan analisis SWOT. Secara ringkas tahapan penyusunan strategi pengembangan kegiatan PMDH dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Tahapan penyusunan strategi pengembangan kegiatan PMDH. • Studi literatur tentang pelaksanaan PMDH di PT Ratah Timber • Melakukan “depth interview” pada key person yang telah dipilih mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam pengembangan Kegiatan PMDH. • Penyusunan kerangka pemikiran berdasarkan studi literatur tentang faktor eksternal peluang O, ancaman T dan faktor internal kekuatan S, kelemahan W pengembangan kegiatan PMDH TAHAP MASUKAN TAHAP PEMADUA N Pengolahan Data SWOT - Matriks EFE Penentuan Skor Unsur S dan W - Matriks EFE Penentuan Skor Unsur O dan T Diagram SWOT dan Matriks SWOT Pengembangan Kegiatan PMDH TAHAP PENYUSUNAN DAN PEMILIHAN STRATEGI OUTPUT Strategi Pengembangan Kegiatan PMDH

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Ratah Timber merupakan perusahaan swasta nasional yang pada tahun 1970 telah memperoleh kepercayaan dari pemerintah RI untuk mengusahakan hutan dalam bentuk HPH melalui SK HPH No. 526KptsUmII1970 tanggal 7 November 1970. Luas areal IUPHHK adalah sebesar 125.000 Ha yang terletak di kelompok hutan Sungai Ratah Selatan di Provinsi Kalimantan Timur. Dasar pemberian hak pemanfaatan hasil hutan kayu tersebut adalah Forest Agreement FA No. FAJ0031976 tanggal 30 Januari 1976. Hak pemanfaatan hasil hutan kayu tersebut di atas berlaku selama dua puluh tahun terhitung sejak dikeluarkannya SK HPH, sehingga IUPHHK ini telah berakhir pada tanggal 6 November 1990. Setelah berakhirnya jangka pengusahaan hutan tersebut, perusahaan memperoleh perpanjangan sementara dengan luas areal sebesar ± 115.000 Ha. Luas areal ini didasarkan pada dokumen Project Proposal Perpanjangan. Perubahan luas dari 125.000 Ha menjadi 115.000 Ha tersebut disebabkan oleh pengurangan luas areal sebesar 10.000 Ha karena termasuk areal hutan lindung HL. Izin prinsip perpanjangan ini tertuang di dalam Surat Menhut No. 477Menhut-IV1993 tanggal 27 Februari 1993. Berdasarkan Surat Menhut No. 2039Menhut-IV1993 tanggal 20 November 1993, PT Ratah Timber memperoleh tambahan areal seluas 12.000 Ha yang berasal dari eks IUPHHK PT. Budi Dharma Bhakti Djayaraya, sehingga luas areal IUPHHK PT. Ratah Timber menjadi 127.000 Ha. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 95Kpts-II2000 tanggal 22 Desember 2000 luas areal IUPHHK PT. Ratah Timber ditetapkan seluas 97.690 Ha. Pengurangan areal tersebut terjadi karena sebagian areal IUPHHK termasuk dalam Kawasan Budidaya Non Kehutanan KBNK seluas 29.310 Ha. Pada penyusunan RKUPHHK periode 1990-2010 ini luas yang digunakan adalah luas berdasarkan SK Menhut No. 95Kpts-II2000 tersebut yakni seluas 97.690 Ha.