Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Dalam pengadaan tenaga kerja untuk kegiatan seperti ITSP, IHMB ataupun penanaman, diprioritaskan bagi masyarakat lokal daripada masyarakat dari daerah lain dan dalam melakukan pekerjaannya di lapangan juga didampingi oleh karyawan PT. Ratah Timber.

4.4 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Menurut administrasi pemerintahan, areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber berada di Kecamatan Long Hubung dan di Kecamatan Laham, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Kecamatan Long Hubung terdiri dari 8 desa dan 5 diantaranya berada di dalam areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber. Kecamatan Laham terdiri dari 4 desa, dan 3 desa di antaranya berada di dalam areal IUPHHK PT Ratah Timber. Desa-desa yang terdapat di areal kerja IUPHHK PT Ratah Timber disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Daftar Desa yang berada di dalam dan di luar areal IUPHHK Ratah Timber No Desa Lokasi Di Dalam lokasi Di Luar lokasi A. Kecamatan Long Hubung 1 Mamahak teboq v 2 Lutan v 3 Data Bilang Ilir v 4 Data Bilang Ulu v 5 Long Hubung v 6 Mata Libaq v 7 Wana Pariq v 8 Tri Pariq Makmur v B. Kecamatan Laham 1 Long Gelawang v 2 Muara Ratah v 3 Danum Paroy v 4 Laham v Desa Mamahak Teboq adalah desa yang berada di Kecamatan Long Hubung yang merupakan pusat kegiatan perusahaan pemegang IUPHHK-HA PT. Ratah Timber. Di wilayah Kecamatan Long Hubung, suku bangsa Dayak Bahau merupakan etnik terbesar. Suku Dayak Bahau dapat dikelompokkan dalam tiga sub suku, yaitu sub suku Bahau Latsa, sub suku Bahau Lat Busang, dan sub suku Bahau Modang. Kelompok suku Dayak Bahau yang tinggal di desa-desa binaan tersebut adalah mayoritas suku Bahau Latsa. Kelompok suku ini tinggal di desa- desa sepanjang Sungai Mahakam di Kecamatan Long Hubung, kecuali untuk desa Datah Bilang Ulu dan Datah Bilang Ilir. Kelompok suku yang tinggal di desa Datah Bilang Ulu dan Datah Bilang Ilir adalah suku Dayak Kenyah yang berasal dari Long Apun dan Long Boh dari hulu Sungai Mahakam. Suku pendatang di desa yang terdapat di dalam areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber terdiri dari suku Banjar Kalimantan Selatan, suku Jawa dan Sunda Pulau Jawa, suku Madura, suku Makasar Bugis Sulawesi dan Cina. Para pendatang pada umumnya tinggal di daerah-daerah pusat perdagangan atau bekerja di IUPHHK PT. Ratah Timber. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk desa yang berada di areal IUPHHK-HA PT. Ratah Timber dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Desa yang Berada di Areal IUPHHK PT. Ratah Timber No Desa Luas Wilayah Km² Jumlah Penduduk Jiwa Kepadatan Penduduk 1 Mamahak Teboq 119,01 1.431 12,02 2 Lutan 137,32 853 6,21 3 Data Bilang Ilir 36,62 1.870 51,06 4 Data Bilang Hulu 73,24 1.947 26,58 5 Long Hubung 27,46 1.206 43,92 6 Long Gelawang 137,32 514 3,74 7 Muara Ratah 366,19 689 1,88 8 Danum Paroy 45,77 172 3,76 Jumlah 942,93 8.682 149,17 Sumber: Badan Pusat Statistik, Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka 2008 Tabel 16 menunjukkan jumlah penduduk di delapan desa yang terdapat di sekitar areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber. Jumlah penduduk desa yang terletak di areal PT Ratah Timber adalah 8.682 jiwa, dengan Luas wilayah 942,93 Km ², serta kepadatan penduduknya sebesar 149,17 jiwaKm. Data komposisi penduduk menurut jenis kelamin di desa-desa sekitar areal PT Ratah Timber disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sekitar Areal Kerja IUPHHK PT. Ratah Timber No Desa Laki-laki Perempuan Sex Ratio 1 Mamahak Teboq 773 658 117,48 2 Lutan 470 383 122,72 3 data Bilang Ilir 1.023 847 120,78 4 Data Bilang Ulu 1.063 884 120,25 5 Long Hubung 598 608 98,36 6 Long Gelawang 287 227 126,43 7 Muara Ratah 372 317 117,35 8 Danum Paroy 95 77 123,38 Jumlah 4681 4001 946,75 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka 2008 Masyarakat desa binaan PT. Ratah Timber sebagian besar bermata pencaharian berladang berpindah, usaha mencari ikan serta mencari rotan yang merupakan bentuk ketergantungan masyarakat terhadap alam sekitarnya. Masuknya perusahaan industri kayu IUPHHK serta tenaga kerja pendatang mempengaruhi pola berpikir dan pola hidup masyarakat Dayak lokal, akibatnya masyarakat mulai menerjuni sektor mata pencaharian non pertanian seperti berdagang atau bekerja di perusahaan pemegang IUPHHK-HA PT.Ratah Timber. Kehidupan masyarakat ditandai dengan pola permukiman yang mengelompok atau pola desa rural resettlement type dan terpusat dalam kampung-kampung hunian yang berada di sepanjang Sungai Mahakam atau Sungai Ratah. Transportasi antar desa dilakukan melalui air. Suku Dayak membuat rumah dengan cara mengambil kayu dari hutan atau kadang-kadang mendapat bantuan bahan baku dari perusahaan IUPHHK PT. Ratah Timber. Salah satu hak sosial masyarakat yang hingga sekarang masih dijunjung tinggi dan dilestarikan keberadaannya secara non formal adalah hak ulayat. Tata cara penggunaan tanah ulayat yang menyangkut luas, batas dan sebagainya masih diatur oleh hukum adat, sedangkan gambaran sarana pendidikan yang tersedia di desa-desa yang ada di sekitar areal IUPHHK PT. Ratah Timber disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Distribusi Prasarana Pendidikan Desa-Desa Binaan IUPHHK PT Ratah Timber No Desa SDSederajat SLTPSederajat SMASMK 1 Mamahak Teboq 1 1 2 Lutan 1 3 Data Bilang Ilir 1 1 4 Data Bilang Ulu 1 1 2 5 Long Hubung 1 1 1 6 Long Gelawang 1 7 Muara Ratah 8 Danum Paroy 1 Jumlah 7 4 3 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka 2008 Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa di setiap desa yang berada di areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber belum terdapat sarana pendidikan atau sekolah yang lengkap mulai dari SD sampai SMA, masih ada beberapa desa yang hanya memiliki sarana pendidikan SD saja dan ada juga yang hanya meiliki SD dan SLTP. Hal ini menandakan bahwa sarana pendidikan desa-desa di areal PT Ratah Timber masih rendah. Pemilikan tanah ulayat sering kali menimbulkan konflik. Tanah garapan, ladang, dan pemukiman mereka pandang sebagai tanah ulayat, namun secara administrasi berada dalam areal IUPHHK. Selain itu, penduduk juga mempunyai kebun seperti rotan dan buah-buahan. Pemilikan kebun lebih jelas dibanding pemilikan atas ladang karena sistem perladangan sering tidak menetap. Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hasil hutan, IUPHHK PT. Ratah Timber tetap mengakui hak-hak perladangan mereka. Disamping hak-hak perladangan, perusahaan juga mengakui hak-hak masyarakat untuk memungut hasil hutan seperti rotan, getah jelutung, tengkawang, durian dan berburu berbagai jenis binatang yang tidak dilindungi undang-undang seperti babi. Meskipun data secara pasti tentang jumlah perambahan hutan tidak tercatat, tetapi kegiatan ini sangat dirasakan akibatnya oleh IUPHHK, yaitu berkurangnya areal yang dapat diproduksi terutama pada lokasi yang berdekatan dengan Sungai Ratah dan anak sungainya. Untuk mengendalikan perambahan hutan yang dilakukan masyarakat, dilakukan intensifikasi Kegiatan pertanian menetap. Perladangan berpindah adalah budaya masyarakat setempat Dayak Bahau dan Dayak Kenyah. Pembinaan Masyarakat Desa Hutan PMDH mempengaruhi sebagian masyarakat mengikuti kegiatan pertanian menetap. Pertanian lahan kering perladangan lebih disukai masyarakat Dayak bahau atau Dayak Kenyah untuk mengembangkan pola pertanian menetap, misalnya tanaman semusim padi dan palawija dan tanaman keras seperti sengon, karet, dengan sistem tumpangsari.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden 1. Umur Responden

Responden adalah masyarakat peserta Kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan PMDH yang berasal dari desa binaan IUPHHK-HA PT. Ratah Timber. Usia responden yang diambil berkisar antara 22-71 Tahun. Distribusi responden menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Kelompok Umur Tahun Mamahak Teboq Lutan Total Responden N N N 20-29 0,00 2 6,67 2 3,33 30-39 2 6,67 7 23,33 9 15,00 40-49 11 36,67 8 26,67 19 31,67 50-59 8 26,67 3 10,00 11 18,33 60-69 7 23,33 6 20,00 13 21,67 ≥70 2 6,67 4 13,33 6 10,00 Jumlah 30 100,00 30 100,00 60 100,00 Tabel 19 menunjukkan bahwa pada umumnya jumlah responden berada pada kelompok umur 40-49 tahun 31,67 . Menurut Suyono 1991 usia produktif adalah usia yang berada diatas 10 tahun dan kurang dari 50 tahun, sehingga responden pada umumnya masih produktif untuk bekerja. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa responden pada umumnya masih produktif untuk bekerja.

2. Pendidikan Responden

Responden pada umumnya sudah memiliki kemampuan baca tulis walaupun masih ada yang berpendidikan SD atau bahkan tidak tamat. Untuk lebih jelasnya, tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 menunjukkan bahwa pada umumnya 40 responden hanya tamat Sekolah Dasar.