Hematologi Ikan TINJAUAN PUSTAKA

2003. Senyawa tannin memiliki kadar tinggi pada suatu tanaman lebih bersifat sebagai zat pertahanan dari serangan hama. Menurut Pelczar 1986 seluruh tannin nabati adalah jenis senyawa fenolik yang memiliki daya antiseptik. Naim 2004 dalam Abdullah 2008 menyatakan bahwa mekanisme antimikroba tannin mungkin berhubungan dengan kemampuan menginaktivasi adhesin mikroba, enzim, protein transport cell envelope dan mampu membentuk kompleks dengan polisakarida. Saponin merupakan salah satu senyawa yang dihasilkan tumbuhan berfungsi sebagai antibakteri dan antivirus, mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mampu mengurangi kadar gula darah dan mengurangi penggumpalan darah Anonimus, 2007 dalam Abdullah, 2008. Selain itu saponin sering dimanfaatkan untuk desinfeksi media budidaya sehingga peranannya sebagai antimikroba sudah teruji.

2.4. Hematologi Ikan

Darah merupakan cairan yang dialirkan melalui sel vasikular, membawa bahan-bahan penting untuk kehidupan seluruh sel dalam tubuh dan menampung buangan hasil metabolisme untuk diangkut ke organ ekskresi Jain dalam Azhari, 2001. Darah ikan secara umum berfungsi untuk mengedarkan nutrien yang berasal dari pencernaan makanan ke sel-sel tubuh, membawa oksigen ke sel-sel tubuh jaringan dan membawa hormon dan enzim ke organ tubuh yang memerlukannya Lagler et al., 1977. Menurut Fujaya 2004 fungsi darah adalah sebagai pembawa oksigen O 2 , karbondioksida CO 2 , sari-sari makanan serta hasil metabolisme. Pada ikan, darah yang mengalir dengan membawa O 2 dari insang ke jaringan, CO 2 ke kulit dan insang dan produk pencernaan dari hati ke jaringan serta ion Na + dan Cl - yang berperan dalam system osmoregulasi. Darah juga membawa hormon dan vitamin terutama dalam plasma, sedangkan bahan-bahan asing atau yang tidak diperlukan oleh tubuh diangkut ke ginjal dan dikeluarkan melalui urin. Menurut Randall 1970 dalam Afandi dan Tang 2002, darah ikan tersusun atas plasma dan sel-sel darah yang terdiri dari sel darah merah eritrosit, sel darah putih leukosit dan keping darah trombosit. Sel darah terdiri atas sel- sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi yang berbeda terdiri dari eritrosit dan leukosit limfosit, monosit, netrofil,dan trombosit sedangkan komponen dari plasma yaitu fibrinogen, ion-ion anorganik dan organik Fujaya, 2004. Plasma merupakan cairan koloid jernih yang mengandung mineral terlarut, hasil-hasil metabolisme seluler dan jaringan, enzim, gas terlarut, protein dan antibodi Dallman dan Brown, 1989 dalam Marthen, 2005. Plasma darah mengandung ion anorganik seperti Na + , Cl - , Mg 2+ , Ca 2+ , dan senyawa organik seperti hormon, vitamin, enzim, protein plasma albumin, globulin, transferin dan fibrinogen, lemak dan nutrien. Keterangan gambar : E = eritrosit T = Trombosit L = Limfosit Keterangan gambar : M = monosit N = Netrofil Gambar 3. Susunan darah ikan Chinabut and Limsuwan, 1991 Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sel darah merah adalah spesies, perbedaan induk genetik, kondisi nutrisi, aktivitas fisik, dan umur Dellman dan Brown, 1989. Menurut Affandi dan Tang 2002 bahwa volume darah dalam tubuh ikan teleostei adalah sekitar 3 dari bobot tubuh. Parameter darah menjadi salah satu indikator adanya perubahan kondisi pada kesehatan ikan, baik karena faktor infeksi akibat mikroorganisme atau karena faktor non-infeksi lingkungan, nutrisi dan genetik. Darah dapat mengalami perubahan-perubahan yang sangat serius khususnya bila terkena infeksi oleh bakteri Amlacher, 1970. Selain itu, kelebihan dan kekurangan makanan juga dapat mempengaruhi komposisi darah perubahan terjadi pada level protein total, hemoglobin, dan total eritrosit. Eritrosit sel darah merah pada ikan merupakan sel darah yang terbanyak jumlahnya. Chinabut et al. 1991 menyatakan bahwa eritrosit ikan lele mempunyai inti dengan sel lonjong, berwarna merah kekuningan dan berukuran 12 – 13 µm dengan diameter 4 – 5 µm. Pada ikan yang normal, jumlah sel darah merah berkisar antara 1,05 – 3,00 x 10 6 selmm 3 Roberts, 1978. Jumlah sel darah merah eritrosit dalam darah ikan lele adalah 3.18 x 10 6 selmm 3 Chinabut, 1991. Rendahnya jumlah sel darah merah eritrosit menandakan ikan dalam keadaan stress Wedemeyer and Yasutake, 1977; Nabib and Pasaribu, 1989. Hemoglobin adalah protein dalam eritrosit yang tersusun atas protein globin tidak berwarna dan pigmen heme yang dihasilkan dalam eritrosit dan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen bergantung pada kadar Hb dalam darah Lagler et al., 1977. Didalam kapiler-kapiler insang, hemoglobin Hb bergabung dengan oksigen O 2 membentuk oksihemoglobin HbO. Ketika hemoglobin bergabung dengan oksigen, maka 1 gram Hb dapat membawa 1,36 ml O 2 Hartini, 1982. Angka 1985 menyatakan bahwa kadar Hb ikan lele normal adalah 10,3 – 13,5 g100 ml, dan ikan yang sehat memiliki hemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang sakit, namun hal sebaliknya terjadi pada sel darah putih. Lain halnya pada ikan lele yang terserang penyakit mempunyai kadar hemoglobin 10,9-13 g100 ml. Hemoglobin dalam darah ikan teleostei berkisar antara 37 – 70 Lagler et al., 1977. Nilai 100 Hb setara dengan 14 gram dalam 100 ml darah 14 G. Kadar hemoglobin merupakan indikator anemia Blaxhall, 1971. Meningkatnya kadar hemoglobin menunjukkan bahwa ikan berada dalam keadaan stress Anderson and Siwicki, 1993. Leukosit atau sel darah putih dibagi atas dua bagian yakni agranulosit dan granulosit. Agranulosit terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit. Sedangkan granulosit terdiri dari netrofil, eosinofil, dan basofil Chinabut et al., 1991. Menurut Angka 1985 ikan yang sehat memiliki sel darah putih yang lebih rendah dibandingkan dengan ikan yang sakit. Jumlah sel darah putih pada ikan berkisar antara 20.000-150.000 selmm 3 darah Rastogi, 1977 dalam Marthen, 2005. Sel darah putih memiliki bentuk mulai dari lonjong sampai bulat Lagler et al., 1977. Menurut Chinabut 1991 total leukosit pada ikan Channel catfish mencapai sekitar 64750 butir per mm 3 . Sel-sel leukosit bergerak secara aktif melalui dinding kapiler untuk memasuki jaringan yang terkena infeksi Roberts dan Richards, 1978. Sel-sel leukosit yang dapat meninggalkan pembuluh darah antara lain neutrofil leukosit berinti polimorf, monosit makrofag mononuklear, limfosit dan trombosit. Netrofil yakni sel darah putih yang dapat meninggalkan pembuluh darah, mengandung vakuola yang berisi lisozim untuk menghancurkan organsime yang dimakannya Chinabut et. al., 1991. Jumlah netrofil pada ikan normal adalah sekitar 6 – 8 dari total leukosit dalam darah ikan, dimana netrofil ini berfungsi untuk melawan penyakit bersama-sama dengan eosinofil yang disebabkan oleh organisme mikroseluler seperti bakteri dan virus. Sifat melawan penyakit ini disebut sifat fagositik yaitu memakan dan menghancurkan sel penyebab penyakit Lagler et al., 1977. Menurut Anderson 1974 limfa merupakan organ utama dalam pembentukan, penyimpanan, dan pendewasaan eritrosit, netrofil dan granulosit. Monosit pada ikan berbentuk oval atau bundar, berdiameter 8-15 µm, dengan nukleus oval berdekatan tepi sel dan mengisi sebagian isi sel dan terkadang inti juga terletak ditengah Hoffman, 1977. Monosit ikan berasal dari jaringan hematopoietik ginjal dan dari populasi leukosit. Menurut Affandi dan Tang 2002 monosit selain dihasilkan dari organ ginjal anterior juga dihasilkan oleh timus dan limfa. Monosit mampu menembus dinding pembuluh darah kapiler lalu masuk ke jaringan dan berdiferensiasi menjadi sel makrofag. Monosit mempunyai masa beredar yang singkat dalam darah sebelum mengalir melalui membran-membran kapiler kedalam jaringan. Monosit mampu bermigrasi kedalam jaringan dan menjadi ekstravasikuler. Sel monosit berperan dalam fagositosis dengan membunuh atau melisis sel bakteri. Pada proses tersebut terdapat fase kemotaksis, fase penempelan, fase penempelan, penangkapan, pemakanan dan pembunuhan bakteri Amrullah, 2004. Limfosit merupakan sel darah putih berbentuk bola berukuran 7-10 µm. Sel limfosit mampu menerobos jaringan organ tubuh lunak dan mempunyai peranan dalam pembentukan antibodi Dellman dan Brown, 1989. Limfosit pada ikan normal berjumlah 71,12-82,88 dari total leukosit dalam darah ikan Blaxhall dan Daisley, 1973 dalam Marthen, 2005. Jika limfosit mengalami penurunan, neutrofil dan monosit naik berarti ikan cenderung terkena infeksi. Trombosit atau keping-keping darah salah satu yang berperan penting dalam proses pembekuan darah. Ciri khusus trombosit adalah lingkaran sitoplasma tipis di sekeliling inti yang berwarna biru cerah dengan pewarnaan wright dan giemsa. Ukuran rata-rata trombosit adalah 4x7 µm hingga 5x13 µm Chinabut et al., 1991. Roberts 1978 menyatakan bahwa trombosit mengeluarkan tromboplastin yakni enzim yang membuat polimeri dan fibrinogen yang berperan penting dalam pembekuan darah. Jika trombosit ikan naik berarti ada indikator ikan dalam keadaan penyembuhan luka. Hematokrit merupakan perbandingan antara sel darah merah dan plasma darah dan berpengaruh terhadap pengaturan sel darah merah. Peningkatan kadar hematokrit ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu perubahan parameter lingkungan terutama suhu perairan dan keadaan fisiologi ikan terkait dengan energi yang dibutuhkan Jawad et al., 2004 dalam Marthen, 2005. Menurut Angka et al., 1990 hematokrit ikan bervariasi tergantung pada faktor nutrisi dan umur ikan. Anak ikan dengan nutrisi yang baik mempunyai kadar hematokrit lebih tinggi daripada ikan dewasa atau anak ikan dengan nutrisi rendah. Snieszko et al. 1960 dalam Marthen 2005 menyatakan bahwa nilai hematokrit darah ikan berkisar antara 5-60 . Menurut Bond 1979 kisaran kadar hematokrit darah ikan adalah sebesar 20-30. Namun Angka et al., 1985 menyatakan bahwa kisaran nilai hematokrit ikan lele Clarias batrachus pada kondisi normal sebesar 30.8-45.5 sedangkan ikan lele yang terkena ulcer mempunyai nilai hematokrit sebesar 34.4- 48.2. Nabib dan Pasaribu 1989 menyatakan bahwa nilai hematokrit dibawah 30 menunjukkan defisiensi eritrosit. Sedangkan dalam Gallaugher et al., 1995 menyatakan bahwa nilai hematokrit yang lebih kecil dari 22 menunjukkan ikan mengalami anemia. Menurunnya kadar hematokrit dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui apakah pakan memiliki kandungan protein yang rendah, defisiensi vitamin, atau ikan terkena infeksi sehingga nafsu makan menurun. Sedangkan meningkatnya kadar hematokrit dalam darah menunjukkan bahwa ikan dalam keadaan stress Wedemeyer dan Yasutake, 1977. Kadar hematokrit dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh dari pemakaian immunostimulan sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui kondisi ikan pasca pemberian immunostimulan. Sistem pertahanan tubuh terbagi atas pertahanan non spesifik dan pertananan spesifik Amanullah, 2000; Azhar, 2007. Pertahanan non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme. Oleh karena itu dapat memberikan respon langsung terhadap antigen. Menurut Anderson 1974 antigen adalah suatu partikel atau benda asing yang merangsang tubuh untuk membentuk antibodi yang spesifik. Pertahanan non spesifik meliputi pertahanan fisik dan kimiawi seperti epitel dan substansi pada permukaan tubuh. Mekanisme pertahanan non spesifik pada permukaan tubuh adalah mukus, kulit, insang dan sel gastrointestinal Nurcahyo, 2001. Sistem pertahanan spesifik disebut juga sistem pertahanan ketiga dimana yang berperan adalah antibodi Kamiso, 2001. Menurut Nurcahyo 2001, mekanisme pertahanan spesifik berfungsi untuk menetralisasi infeksi virus, aktivasi komplemen dan opzonisasi partikel. Ikan mempunyai sistem kekebalan untuk mengantisipasi infeksi mikroorganisme. Pada ikan terdapat populasi sel B dan sel T yang sangat berperan dalam respon imunitas baik seluler maupun humoral Alifuddin, 2002. Respon seluler merupakan respon yang bersifat non spesifik dilakukan oleh cell mediated immunity, sedangkan respon humoral ikan bersifat spesifik dilakukan oleh substansi yang dikenal sebagai antibodi atau imunoglobulin Anderson, 1974; Ellis, 1988. Bastiawan 1995 menyatakan bahwa salah satu bahan utama material protektif induk yang diberikan pada keturunannya adalah antibodi. Antibodi adalah suatu molekul immunoglobulin yang spesifik yang diproduksi oleh sistem kekebalan organisme karena pengaruh antigen Anderson, 1974. Yahya 2000 mengungkapkan bahwa antibodi memiliki 3 fungsi, yaitu menetralisasikan toksin agar tidak lagi bersifat toksik, mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen dan fungsi terakhir adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya. Antibodi akan terbentuk jika sel limfosit sel B telah berfungsi dengan baik. Fagositosis adalah salah satu elemen paling penting dalam sistem kekebalan. Proses ini memberi perlindungan segera dan efektif terhadap infeksi. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas tiga tahapan penting, yaitu : 1. Pengenalan musuh yang dihadapi. Dalam hal ini musuh yang dihadapi adalah antigen mikroorganisme, bisa berupa bakteri ataupun virus. 2. Penghancuran antigen oleh sistem pertahanan. 3. Kembali ke keadaan normal.

2.5. Kualitas Air

Dokumen yang terkait

TOKSISITAS DAUN PACI - PACI {Leucas lavandulaefolia) TERHADAP IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy L.)

0 4 77

Penggunaan Kitosan Untuk Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Dumbo Clarias Sp.

0 11 11

Efektivitas ekstrak lidah buaya Aloe vera untuk pengobatan infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp. melalui pakan

1 8 67

Efektivitas fitofarmaka dalam pakan untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

1 9 58

Efektivitas Ekstrak Kipahit Tithonia diversifolia dan Kirinyuh Eupatorium inulaefolium untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Akibat Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp. Melalui Pakan

0 7 34

Pemberian Probiotik Bacillus pada Media Pemeliharaan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) untuk Pencegahan Penyakit Motile Aeromonads Septicemia.

1 13 58

PENAMBAHAN TEPUNG PACI-PACI (LEUCAS LAVANDULAEFOLIA) PADA PAKAN TERHADAP MORTALITAS DAN GAMBARAN DARAH BENIH IKAN NILEM (OSTEOCHILUS HASSELTI) YANG DIUJI TANTANG MENGGUNAKAN BAKTERI AEROMONAS HYDROPHILA SUPPLEMENTATION OF PACI-PACI (LEUCAS LAVANDULAEFOLIA

0 0 10

EFEKTIFITAS PEMANFATAAN LARUTAN PACI-PACI (Leucas lavandulaefolia) TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI PARASIT (Trichodina sp) PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias sp)

0 0 5

EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana) DALAM CAMPURAN PAKAN IKAN LELE DUMBO (Clarias sp.) UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI PENYAKIT MAS (Motile Aeromonad Septicaemia) SKRIPSI

0 0 14

Ekstrak daun alpukat (persea americana) dalam campuran pakan ikan lele dumbo (clarias sp.) untuk pencegahan infeksi penyakit mas (motile aeromonad septicaemia) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 8