Pertumbuhan Bobot dan Pengukuran Panjang Mortalitas Gejala Klinis dan Pengukuran Diameter Kelainan Klinis

MR = Jumlah ikan yang mati x 100 Jumlah populasi ΔW = Wt – W o

3.3.2. Pertumbuhan Bobot dan Pengukuran Panjang

Pengukuran bobot rata-rata dilakukan pada awal dan akhir pengamatan dengan menggunakan timbangan digital. Ikan pada masing-masing akuarium ditimbang bobot biomassanya lalu dihitung nilai ratan bobot tiap perlakuan dan pertambahan bobotnya. Pertambahan bobot ikan dihitung dengan rumus Zooneveld et al., 1991:

3.3.3. Mortalitas

Pengamatan tingkat kematian ikan atau biasa disebut mortalitas, dilakukan setiap hari pasca infeksi bakteri pada awal perlakuan sampai akhir penelitian. Mortalitas MR dapat dihitung dengan rumus Effendi, 1979:

3.3.4. Gejala Klinis dan Pengukuran Diameter Kelainan Klinis

Pengamatan terhadap gejala klinis dilakukan setiap hari setelah ikan uji diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi hiperemia, radang, hemoragi, nekrosis, dan tukak. Pengukuran diameter klinis dilakukan dengan mengukur luas kelainan klinis dengan menggunakan penggaris, kemudian data yang diperoleh diberi skor skoring. Dari nilai skor tersebut dapat diketahui kondisi tubuh ikan uji, semakin tinggi nilai skor maka kondisi tubuh ikan semakin memburuk. Nilai skor kelainan klinis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut modifikasi dari Abdullah, 2008:  Sm = Kondisi tubuh sembuh nilai skor 0  R = Kondisi tubuh radang nilai skor 1  Hm = Kondisi tubuh hemoragi nilai skor 2  Nk = Kondisi tubuh nekrosis nilai skor 3  T = Kondisi tubuh tukak nilai skor 4  M = Ikan mati nilai skor 5 Diameter klinis dibagi menjadi 5 kelompok:  Bila diameter kelainan klinis berada diantara 0,3-0,6 cm diberi angka 1  Bila diameter kelainan klinis berada diantara 0,7-1,0 cm diberi angka 2  Bila diameter kelainan klinis berada diantara 1,1-1,4 cm diberi angka 3  Bila diameter kelainan klinis berada diantara 1,5-1,8 cm diberi angka 4  Bila diameter kelainan klinis berada diantara 1,9-2,2 cm diberi angka 5 3.3.5. Parameter Hematologi Ikan 3.3.5.1. Pengambilan Sampel Darah

Dokumen yang terkait

TOKSISITAS DAUN PACI - PACI {Leucas lavandulaefolia) TERHADAP IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy L.)

0 4 77

Penggunaan Kitosan Untuk Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Dumbo Clarias Sp.

0 11 11

Efektivitas ekstrak lidah buaya Aloe vera untuk pengobatan infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp. melalui pakan

1 8 67

Efektivitas fitofarmaka dalam pakan untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

1 9 58

Efektivitas Ekstrak Kipahit Tithonia diversifolia dan Kirinyuh Eupatorium inulaefolium untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Akibat Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp. Melalui Pakan

0 7 34

Pemberian Probiotik Bacillus pada Media Pemeliharaan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) untuk Pencegahan Penyakit Motile Aeromonads Septicemia.

1 13 58

PENAMBAHAN TEPUNG PACI-PACI (LEUCAS LAVANDULAEFOLIA) PADA PAKAN TERHADAP MORTALITAS DAN GAMBARAN DARAH BENIH IKAN NILEM (OSTEOCHILUS HASSELTI) YANG DIUJI TANTANG MENGGUNAKAN BAKTERI AEROMONAS HYDROPHILA SUPPLEMENTATION OF PACI-PACI (LEUCAS LAVANDULAEFOLIA

0 0 10

EFEKTIFITAS PEMANFATAAN LARUTAN PACI-PACI (Leucas lavandulaefolia) TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI PARASIT (Trichodina sp) PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias sp)

0 0 5

EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana) DALAM CAMPURAN PAKAN IKAN LELE DUMBO (Clarias sp.) UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI PENYAKIT MAS (Motile Aeromonad Septicaemia) SKRIPSI

0 0 14

Ekstrak daun alpukat (persea americana) dalam campuran pakan ikan lele dumbo (clarias sp.) untuk pencegahan infeksi penyakit mas (motile aeromonad septicaemia) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 8