Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang sering disebut arborescent organ berbentuk seperti bunga karang. Alat genital dekat anus
tampak sebagai tonjolan. Pada ikan lele jantan tonjolan berbentuk lancip sedangkan pada ikan lele betina tonjolan relatif berbentuk membundar Angka et
al., 1990. Berdasarkan kebutuhan makannya, ikan lele termasuk dalam golongan ikan omnivora namun terkadang dapat bersifat karnivora. Makanan alami ikan lele
terdiri dari fitoplankton jenis alga dan zooplankton seperti kutu air, cacing rambut, rotifera, jentik-jentik nyamuk, ikan kecil serta bahan organik yang masih
segar Simanjuntak, 1989. Ikan lele dapat bersifat detritus feeder dan bersifat kanibal ketika jumlah pakan tidak tersedia atau kurang mencukupi kebutuhan
pakannya.
2.2. Bakteri Aeromonas hydrophila
Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu agen penyebab terjadinya penyakit MAS Motile Aeromonad Septicemia pada ikan lele. Kabata
1985 menyatakan A. hydrophila merupakan penyebab umum dari penyakit bacterial haemorrhagic septicemia yaitu penyakit yang merusak jaringan dan
organ pembuat sel darah. Berikut ini adalah klasifikasi A. hydrophila menurut Holt et al., 1994:
Filum : Protophyta Kelas : Schizomycetes
Ordo : Pseudomonadales Famili : Vibrionaceae
Genus : Aeromonas Spesies : Aeromonas hydrophila
A. hydrophila merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek dengan ukuran 1,0-1,5 x 0,7-0,8 µm, bergerak dengan menggunakan sebuah
“polar flagel”, bersifat oksidatif fermentatif, dan dapat tumbuh optimum pada suhu 20-30°C Kabata,1985. A. hydrophila mampu tumbuh pada suhu hingga
37°C Austin dan Austin, 1993. Menurut Angka 2004 a, A. hydrophila merupakan bakteri di perairan
dengan karakteristik fisiologis yang sangat beragam. Keragaman bakteri ini
sebagai patogen disebabkan oleh perbedaan produksi endotoksin dan eksotoksin ECP yang tidak sama untuk setiap galurnya. Shariff et al., 1990 dalam
Lesmanawati 2006 menyatakan bahwa galur yang virulen ketika diinjeksikan ke ikan secara intraperitonial, menyebabkan kematian ikan setelah 48 jam pada LD-
50 sebesar 2 – 5 x 10
5
cfuml. Produk toksin yang dihasilkan akan diekskresikan ke medium sekitarnya eksotoksin atau di simpan didalam selnya endotoksin
sebagai bagian dari sel tersebut Pelczar and Chan, 1988. Produk ekstraseluler dari A. hydrophila
terdiri atas hemolisin α dan β, protease, elastase, lipase, cytotoksin, enterotoksin, gelatinase, caseinase, lecithinase, dan leucocidin. Hati
merupakan salah satu organ target A. hydrophila dan terganggunya hati dapat berpengaruh terhadap proses metabolisme Cipriano et al.,1984. Menurut Roberts
1993 dalam Angka 2004 A. hydrophila yang ber sifat virulen menghasilkan β-
hemolisin, elastase dan mempunyai lapisan S di permukaan sel. Hemolisin yang terlarut menyebabkan hemoragi dan merangsang terjadinya tukak kulit di ikan.
Endotoksin pada umumnya memegang peran pembantu dalam menimbulkan penyakit Pelczar and Chan, 1988. Hal ini dikarenakan endotoksin dilepaskan
hanya bila sel dari bakteri tersebut hancur. A. hydrophila merupakan patogen opportunis karena hanya dapat
menimbulkan penyakit pada populasi ikan yang lemah atau sebagai infeksi sekunder saat ikan terinfeksi penyakit lain. Menurut Kabata 1985 penyakit
Motile Aeromonas Septicemia MAS memperlihatkan gejala-gejala sebagai berikut ini:
1.Busung perut ditandai dengan membengkaknya rongga visceral oleh cairan. 2.Tukak borok ditandai dengan adanya luka pada kulit dan otot.
3.Haemorrhagic septicemia yang disebut juga infectious abdominal dropsi atau red mouth disease atau red pest dengan tanda-tanda kulit kering, kasar, dan
melepuh. Serangan bakteri A. hydrophila menurut Amlacher 1961 dalam Sniezko dan Axelrod 1971 dapat terjadi dalam 4 tingkatan sebagai berikut ini:
1. Akut merupakan septicemia yang fatal, infeksi cepat dengan sedikit tanda-tanda penyakit yang terlihat, ditandai dengan pembengkakan organ dalam.
2. Sub akut dapat terlihat dengan gejala seperti dropsi, lepuh, abses dan pendarahan pada sisik.
3. Kronis dapat terlihat dengan gejala seperti tukak, bisul-bisul, dan abses yang perkembangannya berlangsung lama.
4. Laten dapat terjadi dengan tidak memperlihatkan adanya gejala-gejala penyakit, namun pada organ dalam terdapat bakteri penyebab penyakit.
2.3. Paci-paci Leucas lavandulaefolia