bergantung pada kadar Hb dalam darah Lagler et al. 1977. Didalam kapiler- kapiler insang, hemoglobin Hb bergabung dengan oksigen O
2
membentuk oksihemoglobin HbO. Ketika hemoglobin bergabung dengan oksigen, maka 1
gram Hb dapat membawa 1,36 ml O
2
Hartini, 1982. Angka 1985 menyatakan bahwa kadar Hb ikan lele normal adalah 10,3
– 13,5 g100 ml, dan ikan yang sehat memiliki hemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang
sakit, namun hal sebaliknya terjadi pada sel darah putih. Lain halnya pada ikan lele yang terserang penyakit mempunyai kadar hemoglobin 10,9-13 g100 ml.
Nilai 100 Hb setara dengan 14 gram dalam 100 ml darah 14 G. Kadar hemoglobin merupakan indikator anemia Blaxhall, 1971. Meningkatnya kadar
hemoglobin menunjukkan bahwa ikan berada dalam keadaan stress Anderson dan Siwicki, 1993.
4.2.4.2. Kadar Hematokrit
Hematokrit merupakan perbandingan antara sel darah merah dan plasma darah dan berpengaruh terhadap pengaturan sel darah merah. Peningkatan kadar
hematokrit ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu perubahan parameter lingkungan terutama suhu perairan dan keadaan fisiologi ikan terkait dengan energi yang
dibutuhkan Jawad et al. 2004 dalam Marthen, 2005. Selama pengamatan berlangsung dari hari ke-9 sehari setelah penyuntikan
bakteri Aeromonas hydrophila hingga akhir pengamatan pada hari ke-16, kadar hematokrit pada hari ke-10 yaitu 2 hari setelah penyuntikan PBS untuk kontrol
negatif dan penyuntikan A. hydrophila untuk perlakuan kontrol positif, perlakuan pengobatan dan perlakuan pencegahan dimana kadar hematokrit masing-masing
perlakuan terlihat mengalami penurunan. Kontrol negatif 31,76 , perlakuan pengobatan 28,97 dan perlakuan pencegahan 31,39 tidak menmberikan
pengaruh yang berbeda nyata. Namun kadar hematokrit perlakuan pencegahan 31,39 memberikan pengaruh yang berbeda nyata p 0,05 dibandingkan
dengan kontrol positif 28,48 . Pada hari ke-12 kontrol negatif 32,20 , perlakuan pengobatan 32,27 dan perlakuan pencegahan 33,19
memberikan pengaruh yang sama atau tidak berbeda nyata. Hanya terlihat perlakuan pencegahan 33,19 dan kontrol negatif 32,20 memberikan
pengaruh yang berbeda nyata p 0,05 dibandingkan dengan kontrol positif 29,59 . Pada hari ke-16 kadar hematokrit pada kontrol negatif 34,48 ,
perlakuan pencegahan 35,85 dan perlakuan pengobatan 33,73 masing- masing tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Namun perlakuan
pencegahan 35,85 dan kontrol negatif 34,48 memberikan pengaruh yang berbeda nyata p 0,05 dibandingkan dengan kontrol positif 31,79 . Menurut
Angka et al., 1990 hematokrit ikan bervariasi tergantung pada faktor nutrisi dan umur ikan. Anak ikan dengan nutrisi yang baik mempunyai kadar hematokrit
lebih tinggi daripada ikan dewasa atau anak ikan dengan nutrisi rendah. Menurut Angka et al., 1985 menyatakan bahwa kisaran nilai hematokrit ikan lele Clarias
batrachus pada kondisi normal sebesar 30.8-45.5 sedangkan ikan lele yang terkena ulcer mempunyai nilai hematokrit sebesar 34.4-48.2.
Nabib dan Pasaribu 1989 menyatakan bahwa nilai hematokrit dibawah 30 menunjukkan defisiensi eritrosit. Sedangkan dalam Gallaugher et al., 1995
menyatakan bahwa nilai hematokrit yang lebih kecil dari 22 menunjukkan ikan mengalami anemia. Menurunnya kadar hematokrit dapat dijadikan petunjuk untuk
mengetahui apakah pakan memiliki kandungan protein yang rendah, defisiensi vitamin, atau ikan terkena infeksi sehingga nafsu makan menurun. Sedangkan
meningkatnya kadar hematokrit dalam darah menunjukkan bahwa ikan dalam keadaan stress Wedemeyer dan Yasutake, 1977.
Kadar hematokrit dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh dari pemakaian immunostimulan sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk untuk
mengetahui kondisi ikan pasca pemberian immunostimulan. Berdasarkan data pengamatan diatas maka dapat diketahui bahwa pemberian ekstrak paci-paci yang
dicampurkan ke dalam pakan ikan komersil dapat berpengaruh terhadap kadar hematokrit pada ikan lele yang terkena infeksi bakteri A. hydrophila. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak paci-paci sebagai imunogenik tidak berdampak negatif pada kondisi ikan sehingga layak digunakan sebagai
imunostimulan.
4.2.4.3. Jumlah Sel Darah Putih dan Indeks Fagositosis