Proses ekstraksi Gambar 5 dilakukan dengan melarutkan atau menyeduh beberapa gram ekstrak paci-paci dengan akuades steril sesuai dosis yang
diinginkan. Konsentrasi ekstrak paci-paci yang dipakai untuk pencegahan yaitu 4 g100 ml Sopiana, 2005 dan konsentrasi ekstrak paci-paci yang digunakan untuk
pengobatan yaitu 8 g100 ml Abdullah, 2008. Campuran antara ekstrak paci-paci dengan akuades steril diseduh pa
da suhu 90 ˚C selama 30 menit dalam penangas air Voight, 1984. Kemudian hasil seduhan disaring dengan menggunakan kain
katun lalu kertas saring whatman no.42 untuk mendapatkan ekstrak paci-paci berupa cairan yang siap digunakan.
Gambar 5. Proses pembuatan rebusan paci-paci Leucas lavandulaefolia
Selanjutnya pada pengujian in vivo, dosis paci-paci yang dipakai yaitu untuk pencegahan yaitu 4 g100 ml dan untuk pengobatan yaitu 8 g 100 ml.
Kemudian diambil sebanyak 1 ml bahan untuk masing-masing konsentrasi disemprotkan pada 10 gram pakan, setelah itu ditambahkan binder berupa putih
telur sebanyak 0,3 ml yang berfungsi sebagai pengikat agar tidak mudah leaching dalam air. Pakan dengan campuran paci-paci dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan atau dijemur di bawah sinar matahari terbaik yaitu antara jam 08.00- 10.00 pagi. Penambahan rebusan paci-paci pada pakan untuk perlakuan dilakukan
setiap hari untuk menjaga kesegaran dan kualitas bahan yang digunakan.
3.2.3. Penyediaan Suspensi Bakteri Aeromonas hydrophilla
Biakan bakteri Aeromonas hydrophila yang telah diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu kamar dalam media TSA miring pada tabung reaksi, diambil
menggunakan jarum ose sampai memenuhi lingkaran jarum ose, lalu diambil sebanyak 1-2 ose dan dilarutkan dalam 25 ml media TSB. Setelah itu bakteri
diinkubasi dalam wáter bath shaker selama 18-24 jam. Kemudian untuk mendapatkan konsentrasi biakan murni bakteri A. hydrophila yang akan
diinjeksikan pada ikan, maka terlebih dahulu dilakukan pencucian media TSB menggunakan Phosphat Buffer Saline PBS sebanyak 2 kali pencucian.
Pencucian ini dilakukan untuk memisahkan bakteri dengan media. Selanjutnya untuk memperoleh dosis 10
5
cfuml maka dilakukan pengenceran berseri dengan menggunakan eppendorf dan mikropipet secara aseptik.
3.2.4. Uji In Vivo
Pengujian in vivo dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian paci-paci lewat pakan terhadap respon kekebalan tubuh ikan lele setelah diinfeksi A.
hydrophila, sehingga dari pengujian ini dapat dilihat potensi paci-paci sebagai imunostimulan. Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan
sebagai berikut : 1.
Kontrol Negatif KN Pada hari ke-8 dilakukan penyuntikan PBS pada masing-masing ikan
sebanyak 0,1 ml secara ntramuscular.
Pakan Pakan
Hari ke- 7 8 10 12 16
PBS Pengamatan pasca penyuntikan
Gambar 6. Uji in vivo kontrol negatif
2. Kontrol Positif KP
Pada hari ke-8 dilakukan penyuntikan A.hydrophila 10
5
cfuml pada
masing-masing ikan sebanyak 0,1 ml secara intramuskular.
Pakan Pakan
Hari ke- 7 8 10 12 16
A.h 10
5
cfuml Pengamatan pasca penyuntikan
Gambar 7. Uji in vivo kontrol positif
3. Pencegahan PC
Pada hari ke-0 hingga hari ke-7 mulai diberikan pakan yang telah dicampur ekstrak paci-paci 4 g100 ml sebanyak 1 ml10 g pakan setiap hari.
Pada hari ke-8 dilakukan penyuntikan A.hydrophila 10
5
cfuml pada masing-
masing ikan sebanyak 0,1 ml secara intramuskular.
Pakan + paci-paci 4 g100 ml Abdullah, 2008 Pakan Hari ke-
7 8 10 12 16 A.h 10
5
cfuml Pengamatan pasca penyuntikan
Gambar 8. Uji in vivo perlakuan pengobatan
4. Pengobatan PO
Pada hari ke-8 dilakukan penyuntikan A.hydrophila 10
5
cfuml pada
masing-masing ikan sebanyak 0,1 ml secara intramuskular. Setelah terlihat gejala klinis pada ikan, selanjutnya pada hari ke-9 langsung diberikan pakan yang telah
dicampur ekstrak paci-paci 8 g100 ml sebanyak 1 ml10 g pakan setiap hari.
Pakan Pakan + paci-paci 8 g100 ml Abdullah, 2008
Hari ke- 7 8 9 10 12 16
A.h 10
5
cfuml Pengamatan pasca penyuntikan
Gambar 9. Uji in vivo perlakuan pencegahan
Tiap-tiap akuarium diisi 6 ekor ikan uji. Pemberian pakan dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Konsentrasi bakteri yang disuntikkan ditentukan
berdasarkan hasil uji LD-50 penelitian sebelumnya yaitu 10
5
cfuml dan dihitung dengan teknik pengenceran berseri Abdullah, 2008. Pengamatan dilakukan
selama 1 minggu pasca infeksi dengan parameter yang diamati meliputi pengamatan gambaran darah ikan dan data pendukung dilakukan juga pengamatan
gejala klinis, respon nafsu makan ikan, pengukuran laju pertumbuhan melalui pengukuran bobot rata-rata tubuh ikan dan pengukuran kualitas air.
3.3. Parameter Yang Diamati 3.3.1. Respon Nafsu Makan