40 tersebut digunakan untuk mengumpulkan data primer. Sedangkan untuk data
sekunder, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan browsing internet.
4.4. Metode Pengolahan Data
Data yang diolah dan dianalisis pada penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif dianalisis untuk mengkaji aspek non
finansial, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek sosial. Sedangkan analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk
menganalisis kelayakan finansial usaha Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT. Metode analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial
berdasarkan kriteria kelayakan investasi, yaitu NPV, IRR, Net BC dan PBP dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan kalkulator. Selain itu, dilakukan
pula analisis sensitivitas untuk melihat sampai berapa besar penurunan jumlah
produksi telur, serta kenaikan harga pakan yang masih dapat ditoleransi. 4.4.1.
Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria investasi, yaitu NPV, IRR, Net BC dan Payback Periods. Analisis kelayakan
finansial bertujuan untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak untuk dijalankan dilihat dari aspek keuangan.
4.4.1.1.Net Present Value
Net Present Value NPV usaha PPBT adalah selisih present value PV arus benefit dengan PV arus cost. NPV menunjukkan manfaat bersih yang
diterima usaha PPBT selama umur proyek pada tingkat discount rate tertentu. NPV secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
n t
i Ct
Bt
t
NPV
1 1
41 Dimana :
Bt = penerimaan benefit bruto PPBT pada tahun ke-t, merupakan perkalian antara harga telur puyuh dengan jumlah telur yang dipanen dalam satu siklus
setahun. Ct = biaya cost bruto PPBT pada tahun ke-t, terdiri dari biaya investasi dan
biaya operasional. Biaya investasi berupa kandang, instalasi listrik, dan peralatan pemeliharaan. Biaya operasional meliputi biaya tetap yaitu biaya
tenaga kerja, listrik, BBM, sewa lahan, dan perawatan investasi; dan biaya variabel yaitu biaya bahan baku produksi serta kebutuhan variabel
perusahaan. n
= umur ekonomis peternakan puyuh tahun. Umur ekonomis ditetapkan 7 tahun didasarkan pada umur ekonomis barang investasi berupa kandang.
i = discount rate sebesar 9 persen, yaitu merupakan tingkat suku bunga rata-
rata per bulan deposito Bank Indonesia BI Rate tahun 2008. Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi yaitu :
1. NPV0, artinya usaha PPBT dinyatakan layak untuk dilaksanakan.
2. NPV=0, artinya usaha PPBT mampu mengembalikan persis sebesar social
opportunity cost faktor produksi modal. 3.
NPV0, artinya usaha PPBT tidak layak dilaksanakan.
4.4.1.2.Internal Rate of Return
Internal Rate of Return IRR adalah nilai discount rate yang membuat NPV PPBT benilai nol. IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan
bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. IRR secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : i
1
= Discount rate yang menghasilkan NPV positif i
2
= Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV
1
= NPV yang bernilai positif
1 2
1
2 1
1
i i
i IRR
NPV NPV
NPV
42 NPV
2
= NPV yang bernilai negatif Dalam metode IRR terdapat tiga kriteria kelayakan investasi yaitu :
1. Jika IRRtingkat discount rate, maka usaha PPBT layak
2. Jika IRR= tingkat discount rate, maka usaha PPBT tidak menguntungkan
namun juga tidak merugikan 3.
Jika IRR tingkat discount rate, maka usaha PPBT tidak layak
4.4.1.3.Net Benefit Cost Ratio
Net Benefit Cost Ratio Net BC merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang positif sebagai pembilang dengan jumlah present
value yang negatif sebagai penyebut. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Net BC =
Dalam metode Net BC terdapat tiga kriteria kelayakan investasi yaitu : 1.
Jika Net BC = 1, maka NPV=0, usaha PPBT dikatakan layak, namun keuntungan yang diperoleh hanya sebesar opportunity cost nya.
2. Jika Net BC 1, maka NPV0, usaha PPBT dikatakan layak.
3. Jika Net BC 1, maka NPV0, usaha PPBT dikatakan tidak layak.
4.4.1.4.Payback Period
Payback Period PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Metode
Payback Period ini merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu periode pengembalian investasi suatu usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan
benefit bersih yang diperoleh setiap tahun. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk diusahakan. Secara matematis dirumuskan :
1+i
t
Untuk Bt-Ct0 Untuk Bt-Ct0
1+i
t
43 Payback Period
=
Dimana : I
= besarnya biaya investasi usaha PPBT yang diperlukan Ab = manfaat benefit bersih yang dapat diperoleh usaha PPBT pada setiap
tahunnya Kriteria penilaiannya yaitu jika payback period lebih pendek dari
maksimum payback period-nya, maka usaha PPBT dapat diterima. Namun jika payback period lebih lama dari maksimum payback period-nya, maka proyek
ditolak.
4.4.2. Metode Penyusutan
Untuk menghitung pajak penghasilan yang merupakan komponen dalam laba rugi dan cash flow diperlukan perhitungan penyusutan aktiva tetap. Metode
penyusutan yang digunakan adalah metode penyusutan garis lurus. Secara matematis, rumus penyusutan garis lurus yaitu sebagai berikut Soeharto, 2001:
Penyusutan = Nilai perolehan - Nilai sisa Umur Ekonomis
4.4.3. Analisis Switching Value
Analisis Switching Value merupakan suatu pendekatan dalam analisis sensitivitas untuk menguji secara sistematis apa yang akan terjadi terhadap
kelayakan suatu proyek apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan dalam perencanaan.
Analisis Switching Value digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan harga output dan produksi sehingga keuntungan mendekati normal dimana NPV
sama dengan nol. Analisis Switching Value dilakukan dengan metode menguji coba sehingga mendapatkan nilai NPV sama dengan nol. Jika nilai NPV yang
dihasilkan pada kondisi normal positif maka yang dilakukan adalah dengan melakukan penurunan produksi dan harga output dan peningkatan biaya.
I Ab
44 Variabel yang menjadi parameter dalam analisis switching value penelitian ini
adalah : a.
Penurunan produksi telur puyuh dengan asumsi faktor lain tetap ceteris paribus
b. Kenaikan harga beli bahan pakan dengan asumsi faktor lain tetap ceteris
paribus
4.5. Asumsi Dasar yang Digunakan