Kerangka Pemikiran Operasional Analisis kelayakan usaha peternakan puyuh pada peternakan puyuh bintang tiga desa Situ Ilir, kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor

35

3.1.3 Analisis Nilai Pengganti Switching Value

Untuk melaksanakan suatu proyek, semua biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh setiap tahun dihitung berdasarkan data yang ada. Sementara itu kondisi lingkungan yang selalu berubah akan mempengaruhi biaya serta manfaat yang akan diperoleh, sehingga terdapat kemungkinan terjadinya suatu kekeliruan atau ketidak tepatan biaya dan penerimaan akibat adanya perubahan-perubahan. Analisis Switching Value nilai pengganti mencoba melihat kondisi kelayakan yang terjadi apabila dilakukan perubahan-perubahan dalam biaya dan manfaat. Switching Value dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana perubahan yang terjadi dapat ditoleransi dan akhirnya membuat suatu usaha menjadi tidak layak dilaksanakan. Pada analisis Switching Value dicari beberapa nilai pengganti pada komponen biaya dan manfaat yang dapat terjadi, yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi atau masih mendapatkan keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama dengan nol, IRR sama dengan tingkat diskonto yang digunakan, dan nilai Net BC sama dengan satu ceteris paribus.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Peluang pengembangan usaha peternakan puyuh cukup prospektif. Besarnya permintaan masyarakat terhadap telur sebagai pemenuhan kebutuhan protein hewani menjadikan telur puyuh sebagai alternatif usaha peternakan yang perlu dikembangkan. Selain itu karena harga telur puyuh yang mampu bersaing dengan harga telur unggas lain, rasanya yang enak dan dapat dolah menjadi aneka masakan membuat telur puyuh digemari oleh masyarakat. Namun, pengembangan usaha ini dihadapkan pada beberapa masalah yaitu masih sedikitnya peternak yang mengusahakan puyuh menyebabkan permintaan telur puyuh sendiri masih belum mampu terpenuhi. Hal utama yang menjadi alasan mendasar sulitnya mengembangkan usaha peternakan puyuh terutama untuk Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT, yaitu besarnya investasi yang harus dikeluarkan oleh peternak. Kendala lain yang dihadapi PPBT yaitu sulitnya pemerolehan DOQ yang bermutu. Pengiriman DOQ dari pemasok sering 36 mengalami penurunan bahkan terhenti sama sekali karena serangan penyakit. Ketidakpastian pasokan DOQ akan berimbas pada penurunan produksi telur dan mengurangi laba perusahaan. Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut sebaiknya peternak tidak hanya memanfaatkan puyuhnya untuk menghasilkan telur namun juga harus membibitkan puyuhnya sendiri. Usaha ini sangat berprospek mengingat DOQ hasil pembibitan tersebut dapat digunakan sendiri untuk dijadikan puyuh petelur maupun menjual DOQ kepada peternak puyuh lain. Untuk itu perlu dilakukan penilaian kelayakan usaha terhadap usaha puyuh petelur PPBT, usaha puyuh petelur digabung dengan usaha pembibitan sendiri, serta rencana usaha pengembangan puyuh petelur dengan pembibitan sendiri. Uji kelayakan tersebut digunakan untuk mengetahui kelayakan masing-masing usaha serta mengetahui usaha mana yang lebih mendatangkan keuntungan terbesar untuk PPBT. Kriteria kelayakan dapat dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial. Aspek non finansial meliputi: 1 aspek pasar yang meliputi penawaran dan permintaan serta strategi pemasaran yang dilakukan; 2 aspek teknis meliputi lokasi usaha, skala usaha, lay out, pengadaan input serta proses produksi; 3 aspek manajemen yaitu struktur organisasi dan kebutuhan tenaga kerja; 4 aspek sosial meliputi dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan dari usaha; 5 aspek hukum meliputi bentuk badan usaha serta izin usaha. Aspek finansial meliputi analisis finansial serta analisis kepekaan. Analisis finansial akan mengukur kelayakan investasi usaha puyuh PPBT berdasarkan beberapa kriteria, yaitu Net Present Value NPV yang merupakan selisih antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya usaha puyuh PPBT pada tingkat suku bunga tertentu, Internal Rate of Return IRR sebagai persentase tingkat pengembalian investasi usaha puyuh PPBT yang diperoleh selama umur proyek, Net BenefitCost Net BC yang merupakan besarnya tingkat tambahan manfaat dari setiap biaya sebesar satu rupiah, serta Payback Period yaitu lamanya periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Analisis kepekaan switching value diperlukan untuk menghitung sampai sejauh mana pengaruh perubahan seperti perubahan jumlah produksi telur serta 37 harga pakan terhadap kelayakan finansial tersebut. Perubahan jumlah produksi telur sebagai akibat dari penurunan produktivitas puyuh, baik karena karakteristik puyuh yang mudah terserang penyakit maupun faktor lainnya, sedangkan perubahan harga pakan diakibatkan karena kenaikan harga input pakan, sehingga biaya pemerolehan input pakan semakin besar. Khusus pada rencana usaha pengembangan puyuh petelur dan pembibit PPBT, perlu dilakukan analisis switching value terhadap kemungkinan kenaikan biaya total usaha. Bertambah besarnya skala usaha PPBT, maka biaya yang diperlukan untuk pelaksanaannya juga lebih banyak. Kenaikan biaya keseluruhan usaha yang tidak terkendali, dengan pemasukan yang konstan akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan, sehingga perlu diketahui batas maksimal kenaikan biaya total pada pola usaha pengembangan PPBT agar usaha tersebut tetap menguntungkan. Kerangka pemikiran konseptual yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1. 38 Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat masih rendah Adanya permintaan yang cukup besar terhadap telur puyuh Produksi telur puyuh untuk memenuhi permintaan di Bogor masih rendah Investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha peternakan puyuh besar Ketidakpastian dalam pemerolehan DOQ Usaha Peternakan Puyuh Bintang Tiga Pola Usaha I Usaha puyuh untuk petelur Pola Usaha II Usaha puyuh petelur dan pembibit Pola Usaha III Pengembangan usaha puyuh petelur dan pembibit Analisis Kelayakan Non Finansial Analisis Kelayakan Finansial Analisis Finansial  NPV  IRR  PBP  Net BC  Aspek pasar  Aspek teknis  Aspek manajemen  Aspek sosial dan lingkungan  Aspek hukum Analisis Switching Value  Penurunan produksi telur  Kenaikan harga pakan  Kenaikan Total Biaya pada Pola Usaha III Tidak layak Reinvestasi usaha Realokasi sumberdaya Reevaluasi manajemen, pasar, dan teknik budidaya Layak Usaha dapat terus dilanjutkan dan dapat menjadi masukan untuk PPBT dalam pengembangan peternakan puyuhnya 39 IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian