70 persen. Untuk jumlah permintaan puyuh pembibit yang ada yaitu 56.000 ekor per
tahun, PPBT baru mampu memenuhinya sebesar 22,32 persen. Jumlah permintaan yang tidak diimbangi oleh jumlah penawaran menciptakan peluang besar pada
pengembangan usaha puyuh PPBT. Selain itu produk telur puyuh PPBT memiliki keunggulan, baik dari segi kualitas maupun harga bila dibandingkan dengan telur
puyuh dari Sukabumi, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur.
6.3. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut
selesai dibangun. Aspek teknis dianalisa untuk melihat apakah dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi rutin bisnis dapat dilaksanakan,
begitu pula dengan teknologi yang dipakai Umar, 2005.
6.3.1. Lokasi Usaha
Lokasi usaha PPBT yaitu berada di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan
lokasi dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu : 1.
Iklim dan temperatur Kondisi iklim dan temperatur di lokasi PPBT cukup sesuai dengan
kebutuhan temperatur ideal bagi pengusahaan puyuh. Temperatur di lokasi adalah sekitar 24
o
-28
o
C, sedangkan temperatur ideal untuk produksi puyuh yaitu antara 20
o
C hingga 25
o
C. Perbedaan temperatur tersebut dapat diatasi dengan pengaturan temperatur pada ruang kandang. Kandang dibuat lebih
sejuk dengan sistem ventilasi yang baik serta penggunaan bahan atap yang tidak memancarkan panas matahari.
2. Letak pasar yang dituju
Telur puyuh tergolong produk yang memiliki resiko kerusakan lebih besar dari telur unggas yang lain. Ini terjadi karena karakteristik fisik dari telur
puyuh yang memiliki kerabang telur lebih tipis dari telur-telur unggas kebanyakan. Alasan utama dari pemilihan lokasi usaha puyuh Bintang Tiga
yaitu kedekatan dengan pasar tujuan. Kedekatan pasar dipilih pemilik untuk lokasi dengan maksud mengurangi resiko kerusakan telur yang terjadi dalam
71 perjalanan ke pasar tujuan. Salah satu lokasi pemasaran yang paling dekat
dengan lokasi PPBT yaitu pasar Leuwiliang dengan jarak sekitar 3 km. 3.
Tenaga listrik dan air Desa Situ Ilir merupakan desa yang padat penduduk dan banyak kegiatan
perdagangan, sehingga dalam hal perolehan tenaga listrik tidak mengalami kendala yang berarti. Selain listrik, pemerolehan air juga mudah didapatkan.
Air diperlukan dalam proses pengusahaan puyuh. Penggunaan air diperlukan untuk memberi asupan minum puyuh, membersihkan peralatan makan dan
minum, serta untuk membersihkan kandang. Pada penerapannya, PPBT tidak melakukan pembedaan dalam menggunakan air. Air bersih diperoleh
dari air sumur. Air ini dimanfaatkan untuk memberi minum puyuh, membersihkan peralatan makan dan minum puyuh, serta untuk
membersihkan kandang. Penggunaan air yang bersih bertujuan agar puyuh tidak mudah terkena penyakit yang berasal dari bakteri pada air yang kotor.
4. Fasilitas transportasi
Lokasi proyek terletak di pinggir jalan umum Desa Situ Ilir yang telah memiliki fasilitas jalan aspal dengan kondisi baik. Untuk alat transportasi
yang digunakan dalam membantu proses produksi, baik untuk pendistribusian produk maupun akses untuk menuju sumber bahan baku,
pemilik menggunakan mobil inventaris PPBT. Tidak ada kesulitan untuk menuju lokasi proyek karena fasilitas jalan yang telah memadai sehingga
dapat diakses dengan menggunakan kendaraan beroda dua maupun beroda empat.
5. Rencana untuk perluasan usaha
PPBT berencana untuk melakukan ekspansi usaha dengan menambah jumlah puyuh dan membuat kandang baru dalam rangka memenuhi jumlah
permintaan yang belum terpenuhi. Lahan sewa milik PPBT masih cukup luas dan belum digunakan secara optimal. Apabila PPBT akan merealisasi
pengembangan usahanya tersebut, masih tersedia cukup lahan untuk menambah jumlah kandang puyuh yang baru.
72
6.3.2. Teknologi
Berdasarkan keragaan budidaya puyuh di PPBT, pengusahaan puyuh tidak memerlukan teknologi yang canggih dan modern. Peralatan yang digunakan sama
seperti pada pengusahaan peternakan lain terutama pada peternakan ayam petelur. Peralatan berupa mesin hanya diperlukan pada kegiatan pembuatan pakan di
PPBT. Untuk kegiatan pemeliharaan puyuh sendiri hanya dibutuhkan peralatan serta teknologi yang sederhana sehingga dapat diusahakan oleh para penduduk di
wilayah Desa Situ Ilir.
6.3.3. Keterampilan
Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Tenaga kerja di PPBT dibutuhkan untuk bagian pemeliharaan kandang dan
puyuh, pembuatan kurung, sopir, satpam, serta bagian dapur. Suplai tenaga kerja dapat diperoleh dari warga sekitar lokasi proyek. Sebagian besar karyawan di
PPBT memiliki status pendidikan terkahir pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Dalam perekrutan karyawan, manajer tidak melakukan kualifikasi
tertentu karena pada pengusahaan puyuh tidak memerlukan karyawan dengan status pendidikan yang tinggi. Pengusahaan puyuh membutuhkan manajemen
sumber daya manusia yang baik terutama dalam hal kedisiplinan, ketelatenan dan kejujuran.
Berdasarkan pembahasan keragaan puyuh di PPBT, aplikasi terhadap aspek teknis yang baik untuk menjalankan usaha puyuh telah dilaksanakan pada PPBT.
Usaha budidaya puyuh petelur maupun puyuh pembibit telah memenuhi syarat teknis tersebut, seperti persiapan kandang yang ideal, pemeliharaan, kontrol mutu
dan kesehatan, serta keamanan. Dari hasil analisis terhadap hal-hal tersebut, dapat dikatakan bahwa pengusahaan peternakan puyuh yang dilakukan oleh PPBT
secara teknis adalah layak untuk dijalankan.
6.4. Aspek Manajemen