60
Tabel 10. Program Kesehatan Puyuh Petelur di PPBT, Tahun 2009.
No Jenis Kegiatan
Frekuensi Waktu
Keterangan
1 Pemberian Vitamin
Setiap minggu Selama tiga hari berturut-turut
2 Pemberian obat penyakit
snot Setiap bulan
Berselang dengan pemberian obat pencernaan
3 Pemberian
obat untuk
saluran pencernaan Setiap bulan
Berselang dengan pemberian obat snot
4 Vaksinasi
Newcastle Desease ND atau tetelo
Setiap dua bulan
Akhir dari siklus pemeliharaan puyuh petelur PPBT yaitu pengafkiran. Pengafkiran adalah mengeluarkan puyuh-puyuh yang tidak produktif atau yang
tidak diinginkan oleh perusahaan. Pengafkiran puyuh pada PPBT dilakukan saat puyuh telah berumur 18 bulan. Pada umur tersebut, produksi telur puyuh mulai
menurun dan tidak menguntungkan. Setelah puyuh diafkir maka siklus pemeliharaan puyuh dimulai dari awal kembali.
b. Pemeliharaan Puyuh Pembibit
Proses pemeliharaan pada puyuh pembibit di PPBT pada umumnya sama dengan pemeliharaan puyuh petelur. Kesamaan proses pemeliharaan terjadi pada
cara persiapan kandang, besar ukuran kurung, frekuensi pemberian pakan, frekuensi pemberian minum, serta frekuensi pemberian vitamin atau vaksin
pengobatan. Adapun perbedaan mendasar antara pemeliharaan puyuh petelur dengan puyuh pembibit yaitu pada saat penempatan puyuh ke kurung. Pada
pemeliharaan puyuh pembibit, puyuh jantan dan betina disatukan dalam satu kurung.
Puyuh yang dipersiapkan sebagai induk pada PPBT yaitu puyuh yang telah berumur sekitar satu bulan untuk puyuh betina maupun pejantan. Puyuh yang
dipilih sebagai induk pembibit harus sehat, tubuhnya tegap, bobotnya sedang 1,5- 1,6 ons, dada berisi, dan kaki terbuka. Puyuh juga tidak mengalami cacat fisik,
gesit, dan tidak suka memakan telurnya sendiri kanibal. Selain itu, puyuh jantan dan betina yang akan dijadikan pasangan induk tidak memiliki hubungan saudara
inbreeding. Perbandingan puyuh jantan dan betina dalam satu kurung pembibitan yaitu
1 ekor puyuh jantan berbanding 3 sampai 4 ekor puyuh betina. Tujuan penentuan
61 proporsi perbandingan ini agar tidak terlalu banyak pejantan dalam satu kurung.
Jika jumlah pejantan terlalu banyak dikhawatirkan dapat mengganggu puyuh betina karena terlalu sering dikawini. Selain itu, pejantan akan menghabiskan
banyak pakan, dan terjadi pemborosan pakan. Sementara jika jumlah betinanya terlalu banyak, banyak telur yang tidak terbuahi, sehingga telur tidak dapat
ditetaskan. Seperti halnya pada pemeliharaan puyuh petelur, pada puyuh pembibit
terdapat pula kegiatan pengambilan telur yang dilakukan setiap hari bersamaan dengan pengambilan telur puyuh petelur. Namun wadah panen telur puyuh
pembibit dibedakan dengan wadah telur puyuh petelur. Telur-telur puyuh pembibit disortasi terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke mesin tetas. Telur tetas
yang dipilih yaitu yang ukurannya besar, beratnya seragam 10-11 gram, dengan bentuk yang sempurna, bulat lonjong. Selain itu, cangkangnya berbercak hitam
kelabu dan bercaknya menyebar merata, tidak retak, serta bersih dari kotoran- kotoran yang melekat. Proses pengambilan telur puyuh pembibit dapat dilihat
pada Gambar 5. Untuk masa pengafkiran puyuh pembibit di PPBT dilakukan saat masa
produksi puyuh semakin menurun. Puyuh-puyuh betina mulai diafkir setelah berumur 6 bulan. Ciri-ciri untuk mengafkir puyuh betina yaitu dengan melihat
rontoknya bulu di punggung dan kepalanya. Selain itu, untuk melihat tingkat produktivitas puyuh betina yaitu dengan melihat sekitar kloakanya, jika kloaka
tidak keriput dan masih berminyak menandakan puyuh masih produktif. Untuk puyuh pejantan mulai diafkir pada umur 7 bulan dan diganti dengan puyuh jantan
muda yang mampu menghasilkan sperma yang lebih prima.
62
Gambar 5. Alur Proses Pengambilan Telur Puyuh Pembibit di PPBT, 2009
5.2.7. Pemasaran
Dalam melakukan pemasaran produknya, PPBT menerapkan strategi- strategi pemasaran. Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran yang
dilakukan perusahaan dalam memasarkan suatu produk. Bauran pemasaran terdiri dari empat komponen, yaitu product produk, price harga, place distribusi,
dan promotion promosi
a. Pemasaran Telur Puyuh