28
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Sebuah usaha akan diikuti oleh kegiatan investasi. Kegiatan investasi yang dilakukan dalam bidang pertanian memiliki resiko yang besar. Oleh sebab itu,
perlu adanya perencanaan serta pengkajian yang mendalam dan menyeluruh mengenai pemanfaatan modal, untuk melihat besarnya manfaat yang diperoleh
serta besarnya biaya yang dikeluarkan. Selanjutnya diperlukan suatu analisis serta studi kelayakan usaha untuk melihat secara menyeluruh berbagai aspek mengenai
kemampuan suatu proyek dalam memberikan manfaat sehingga resiko kerugian di masa yang akan datang dapat diantisipasi.
3.1.1. Analisis Kelayakan Proyek
Usaha atau proyek merupakan suatu kegiatan investasi, yang menggunakan sumberdaya biaya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat
dalam periode waktu tertentu. Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek biasanya merupakan proyek investasi dilaksanakan
dengan berhasil. Menurut Gray 1992 tujuan dilaksanakannya analisis kelayakan proyek
adalah: 1 Mengetahui tingkat benefit yang dicapai dalam suatu proyek; 2 Menghindari pemborosan sumberdaya; 3 Memilih alternatif proyek yang
menguntungkan; 4 Menentukan prioritas investasi. Dalam menganalisa suatu proyek yang efektif harus mempertimbangkan
aspek-aspek yang saling berkaitan yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu
dan mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya Gittinger 1986. Aspek-aspek
tersebut antara lain adalah :
1. Aspek Pasar
Pengkajian aspek pasar penting untuk dilakukan karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang ata jasa yang dihasilkan oleh
proyek tersebut. Menurut Husnan dan Muhammad 2000, aspek pasar mempelajari tentang :
29 a.
Permintaan Lipsey 1995 menyatakan bahwa jumlah komoditi yang ingin dibeli oleh
semua rumah tangga disebut jumlah yang diminta untuk komoditi tersebut. Variabel penting yang mempengaruhi permintaan yaitu harga
komoditi tersebut, harga komoditi yang berkaitan, pendapatan, selera, dan besarnya populasi
b. Penawaran
Lipsey 1995 jumlah komoditi yang akan dijual oleh perusahaan merupakan kuantitas yang ditawarkan untuk komoditi tersebut. Jumlah
komoditi yang diproduksi dan ditawarkan dipengaruhi oleh variabel : harga komoditi tersebut, harga input, tujuan perusahaan, dan
perkembangan teknologi. c.
Program pemasaran Menurut Kotler 2005 program pemasaran sering disebut sebagai bauran
pemasaran marketing mix terdiri dari empat komponen yaitu produk product, harga price, distribusi distribution, dan promosi
promotion.
2. Aspek Teknis
Aspek teknis yaitu analisa yang berhubungan dengan input proyek penyediaan dan output produksi berupa barang dan jasa. Aspek teknis
memiliki pengaruh yang besar terhadap kelancaran jalannya usaha. Evaluasi ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis proyek, seperti karakteristik produk
yang diusahakan, lokasi di mana proyek akan didirikan dan sarana pendukungnya, serta lay out bangunan yang dipilih Husnan dan Suwarsono, 2000.
Dalam suatu usaha, hubungan aspek-aspek teknis sangat menentukan keberhasilan usaha terutama keberhasilan proses produksi. Masing-masing
komponen dalam aspek teknis ini saling terkait satu sama lain dan ketidaklayakan salah satu komponen akan mengganggu proses produksi secara keseluruhan.
Selain fasilitas produksi, kelayakan teknis fasilitas pemasaran juga harus dipenuhi karena akan menentukan keberhasilan pemasaran output, khususnya
dalam upaya menekan biaya pemasaran dan mempertahankan kualitas output yang
30 dihasilkan untuk mencapai nilai jual yang tinggi. Produk peternakan seperti telur
termasuk barang yang mudah rusak sehingga membutuhkan fasilitas yang baik dalam upaya pemasarannya.
3. Aspek Manajemen
Aspek ini berhubungan dengan penetapan institusi atau lembaga proyek yang harus mempertimbangkan struktur kelembagaan, pola sosial dan budaya yang ada
pada suatu daerah atau negara setempat. Aspek ini meneliti sistem manajerial suatu usaha antara lain kesanggupan dan keahlian staf dalam menangani masalah
proyek. Evaluasi aspek manajemen operasional bertujuan untuk menentukan secara efektif dan efisien mengenai bentuk badan usaha yang dipilih, struktur
organisasi yang akan digunakan, jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar serta kebutuhan biaya gaji dan upah tenaga
kerja Umar, 2005.
4. Aspek Hukum
Pendirian dan beroperasinya suatu perusahaan akan lebih diketahui serta diakui keberadaannya oleh pemerintah jika berbentuk badan usaha atau memiliki
perizinan usaha. Suatu perusahaan yang layak, perlu memenuhi persyaratan legalitas agar mempermudah hubungan ke luar perusahaan, memiliki kekuatan
hukum, diakui serta terikat kebijakan hukum yang berlaku. Analisis pada aspek hukum terdiri dari bentuk usaha yang akan digunakan,
jaminan-jaminan yang dapat diberikan apabila hendak meminjam dana, serta akta, sertifikat dan izin yang diperlukan dalam menjalankan usaha Umar, 2005.
5. Aspek Lingkungan
Negara-negara di seluruh dunia sekarang semakin menyadari adanya pengaruh bagi lingkungan akibat pelaksanaan proyek dan para pengambil
keputusan ingin memastikan bahwa pelaksana proyek telah mempertimbangkan masalah lingkungan yang setiap kerugian ekologinya sudah diusahakan sekecil-
kecilnya. Menurut Umar 2005, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan dapat berpengaruh
positif maupun negatif pada suatu usaha, sehingga aspek ini juga perlu dianalisis.
31
3.1.2. Analisis Finansial
Analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya cost dengan manfaat benefit untuk menentukan apakah suatu proyek
akan menguntungkan selama umur proyek Husnan dan Suwarsono, 2000. Tujuan analisis finansial dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan dalam
jangka waktu tertentu Umar, 2005. Analisis finansial melihat manfaat proyek bagi proyek itu sendiri, sehingga
dalam analisa finansial, untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai harus menyertakan definisi-definisi mengenai manfaat-manfaat dan biaya-biaya yang
berkaitan dengan suatu proyek. Manfaat biasanya berupa nilai produksi total, pinjaman, dan nilai sewa. Sedangkan biaya biasanya berupa investasi, biaya
operasional, dan biaya-biaya lainnnya. Untuk menganalisa aspek finansial dari suatu proyek, dapat digunakan
metode-metode atau kriteria-kriteria penilaian investasi. Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan
dari suatu proyek. Melalui metode-metode ini dapat diketahui apakah suatu proyek layak untuk dilaksanakan apabila dipandang dari aspek profitabilitas
komersialnya Husnan dan Suwarsono, 2000. Beberapa kriteria dalam menilai kelayakan suatu proyek yang paling umum digunakan adalah Net Present Value
NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit per Cost Net BC dan Discounted Payback Period. Setiap metode ini menggunakan nilai sekarang yang
telah di-discount dari arus manfaat dan arus biaya selama umur proyek. a.
Teori Biaya dan Manfaat Menurut Gittinger 1986, secara sederhana biaya cost adalah sesuatu yang
mengurangi suatu tujuan. Biaya tersebut dikeluarkan sebelum binis tersebut dimulai dan akan terus ada selama bisnis tersebut berlangsung. Sedangkan
manfaat benefit didefinisikan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang menggunakan sejumlah biaya atau segala sesuatu yang menambah
tujuan.
32 Menurut Kadariah 1999, manfaat dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Manfaat langsung direct benefit yang diperoleh dari adanya kenaikan nilai
output, fisik, dan atau dari penurunan biaya. 2.
Manfaat tidak langsung indirect benefit yang disebabkan adanya proyek tersebut dan biasanya dirasakan oleh orang tertentu dan masyarakat berupa
adanya efek multiplier , skala ekonomi yang lebih besar dan adanya dinamic secondary effect, misalnya perubahan dalam produktifitas tenaga kerja yang
disebabkan oleh keahlian. 3.
Manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang intangible effect, misalnya perbaikan lingkungan hidup, perbaikan distribusi pendapatan,
dan lainnya.
b. Konsep Nilai Waktu Uang Time Value of Money
Investasi suatu proyek berkaitan dengan usaha dalam jangka waktu yang panjang. Uang memiliki nilai waktu, yaitu uang dihargai secara berbeda dalam
waktu yang berbeda. Konsep nilai waktu uang menyatakan bahwa uang yang diterima sekarang lebih berharga daripada uang yang diterima kemudian. Atau
nilai sekarang adalah lebih baik daripada nilai yang sama pada masa yang akan datang Gittinger, 1986.
Waktu mempengaruhi nilai uang, sehingga untuk membandingkan nilai uang yang berbeda waktu pengeluaran dan penerimaannya perlu dilakukan penyamaan
nilai uang tersebut menggunakan tingkat diskonto discount rate yang bertujuan untuk melihat nilai uang di masa yang akan datang future value pada saat
sekarang present value. Metode analisis yang melibatkan nilai waktu uang adalah metode perhitungan berdiskonto atau metode tunai Terpotong Discounted
Cash Flow Method. Kriteria analisis finansial yang digunakan adalah discounting criteria. Kriteria
ini merupakan suatu tekhnik yang menurunkan nilai manfaat dan biaya pada masa sekarang berdasarkan tingkat diskonto tertentu. Penggunaan metode ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa adanya inflasi, reinvestasi dan resiko mengakibatkan perbedaan nilai uang saat ini dengan nilai uang pada masa yang
akan datang.
33 c.
Umur Proyek Untuk menentukan panjangnya umur suatu proyek, terdapat beberapa
pedoman, antara lain Kadariah et.al,1999 : 1.
Sebagai ukuran umum dapat diambil suatu periode jangka waktu yang kira- kira sama dengan umur ekonomis suatu aset. Maksud dari umur ekonomis
suatu aset ialah jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dan meminimumkan biaya tambahannya.
2. Untuk proyek-proyek yang memiliki modal yang sangat besar, umur proyek
yang digunakan adalah umur teknis. Dalam hal ini, untuk proyek-proyek tertentu, umur teknis dari unsur-unsur pokok investasi adalah lama, tetapi
umur ekonomisnya dapat jauh lebih pendek karena obsolescene ketinggalan jaman karena penemuan teknologi baru yang lebih efisien.
d. Kriteria Kelayakan Investasi
Dalam mencari ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu proyek diperlukan pengukuran menggunakan beberapa kriteria. Kriteria ini tergantung
dari kebutuhan akan keadaan masing-masing proyek. Setiap kriteria memiliki kebaikan serta kelemahan masing-masing, sehingga dalam penilaian kelayakan
suatu proyek hendaknya digunakan beberapa metode sekaligus. Hal ini bertujuan untuk memberikan hasil yang lebih sempurna. Kriteria kelayakan investasi yang
biasa digunakan antara lain : 1.
Nilai Bersih Sekarang Net Present Value Net Present Value NPV merupakan nilai sekarang dari selisih antara
manfaat benefit dengan biaya cost pada tingkat suku bunga tertentu. NPV dari suatu proyek merupakan nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak
dikurangi dengan pengeluaran awal. Suatu proyek dikatakan layak atau bermanfaat untuk dilaksanakan jika NPV
proyek tersebut lebih besar atau sama dengan nol NPV 0. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek tidak untung namun juga tidak rugi manfaat hanya
cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. Jika nilai NPV lebih kecil dar nol NPV 0, maka proyek tersebut tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang
digunakan, dengan kata lain proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan. Oleh
34 karena itu, sumberdaya yang digunakan dalam proyek sebaiknya dialokasikan
pada kegiatan atau proyek lain yang lebih menguntungkan. 2.
Tingkat Pengembalian Investasi Internal Rate of Return Internal Rate of Return IRR merupakan discount rate yang dapat membuat
arus penerimaan bersih sekarang dari suatu proyek NPV sama dengan nol. Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari
suatu proyek tiap tahunnya dan menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman.
Suatu proyek dikatakan layak jika nilai IRR yang diperoleh proyek tersebut lebih besar dari tingkat diskonto. Sedangkan jika nilai IRR yang diperoleh lebih
kecil dari tingkat diskonto, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. 3.
Rasio Manfaat-Biaya Bersih Net Benefit-Cost Ratio Net Benefit-Cost Ratio Net BC merupakan angka perbandingan antara
jumlah net present value NPV yang positif dengan jumlah net present value NPV yang negatif. Perhitungan ini digunakan untuk melihat berapa kali lipat
manfaat yang akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Suatu proyek dinyatakan layak jika nilai Net BC lebih besar atau sama
dengan satu Net BC ≥ 1. Suatu proyek dikatakan tidak layak dilaksanakan apabila nilai nilai Net BC lebih kecil dari satu Net BC 1, karena manfaat
yang akan diperoleh dari suatu proyek lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
4. Pengembalian Investasi Payback Period
Payback Period PBP merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi yang didanai dengan aliran kas. Semakin
cepat investasi modal dapat kembali, maka semakin baik suatu proyek diusahakan karena modal yang kembali dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang
lainnya. Apabila selama proyek dapat mengembalikan modal sebelum berakhirnya
umur proyek, maka proyek tersebut masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi, jika sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang
digunakan, maka sebaiknya proyek tersebut tidak dilaksanakan.
35
3.1.3 Analisis Nilai Pengganti Switching Value
Untuk melaksanakan suatu proyek, semua biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh setiap tahun dihitung berdasarkan data yang ada.
Sementara itu kondisi lingkungan yang selalu berubah akan mempengaruhi biaya serta manfaat yang akan diperoleh, sehingga terdapat kemungkinan terjadinya
suatu kekeliruan atau ketidak tepatan biaya dan penerimaan akibat adanya perubahan-perubahan.
Analisis Switching Value nilai pengganti mencoba melihat kondisi kelayakan yang terjadi apabila dilakukan perubahan-perubahan dalam biaya dan
manfaat. Switching Value dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana perubahan yang terjadi dapat ditoleransi dan akhirnya membuat suatu usaha menjadi tidak
layak dilaksanakan. Pada analisis Switching Value dicari beberapa nilai pengganti pada
komponen biaya dan manfaat yang dapat terjadi, yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi atau masih mendapatkan keuntungan normal.
Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama dengan nol, IRR sama dengan tingkat diskonto yang digunakan, dan nilai Net BC sama dengan satu ceteris
paribus.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional