Deskripsi Lokasi Penelitian Analisis kelayakan usaha peternakan puyuh pada peternakan puyuh bintang tiga desa Situ Ilir, kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor

46 V DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN PETERNAKAN PUYUH BINTANG TIGA PPBT

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Desa Situ Ilir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Terletak pada ketinggian 350 meter dari permukaan laut dengan banyaknya curah hujan 600 mm tahun. Keadaan topografi tersebut sangat mendukung keberlangsungan pengusahaan peternakan puyuh. Luas Desa Situ Ilir yaitu 304.218 ha, dengan sebagian besar lahannya dimanfaatkan sebagai sawah penduduk yaitu sekitar 248.803 ha 81,78 persen. Lahan yang digunakan untuk perkampungan yakni 55.415 ha 18,21 persen, dan 2 ha 0,01 persen untuk kolam. Jarak pusat pemerintahan Desa Situ Ilir dengan Desa yang terjauh yaitu 3 km, dan jarak dengan ibukota Kabupaten Bogor adalah 60 km. Batas wilayah administratif Desa Situ Ilir adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sukamaju 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cibatok, dan Desa Cimayang 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Situ Udik 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Barengkok Jumlah penduduk di Desa Situ Ilir adalah 10.522 orang. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di Desa Situ Ilir dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Komposisi Penduduk Desa Situ Ilir Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009 No Umur Tahun Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1 0-9 1722 31,17 1587 31,63 3309 31,45 2 10-19 1037 18,78 750 14,99 1787 16,98 3 20-29 821 14,86 769 15,35 1590 15,11 4 30-39 469 8,49 590 11,70 1079 10,25 5 40-49 507 9,19 478 9,46 985 9,36 6 50 keatas 967 17,51 825 15,93 1792 17,03 Jumlah 5.523 100 4.999 100 10.522 100 Sumber : Desa Situ Ilir dalam angka 2009. Penduduk Desa Situ Ilir mayoritas beragama Islam dengan persentase yaitu 94 persen dari total penduduk dan sisanya beragama Katolik. Etnis terbesar 47 dari penduduk Desa Situ Ilir yaitu Sunda sebesar 84 persen, sisanya berasal dari suku Jawa, Padang, Batak, dan lain-lain. Menurut lapangan usaha pada tahun 2008, dari 1.547 orang penduduk Desa Situ Ilir yang bekerja sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta atau pedagang yaitu sebanyak 465 orang 30 persen, diikuti profesi petani sebanyak 350 orang 23 persen, pengangguran sebanyak 350 orang 23 persen, buruh yaitu 329 orang 21 persen, PNS yaitu 47 orang 2,95 persen, TNIPOLRI sebanyak 3 orang 0,18 persen, peternak yaitu 2 orang 0,12 serta satu orang bidan desa 0,06 persen. Sarana dan prasarana perhubungan atau transportasi di Desa Situ Ilir yaitu berupa lalu lintas darat dengan bentuk jalan aspal 8 km, jalan diperkeras 2 km, serta jalan tanah 8 km. Sarana angkutan umum yang tersedia di Desa Situ Ilir adalah angkot sebanyak 15 buah serta ojek sebanyak 150 buah. Ketersediaan transportasi yang mencukupi tersebut memberi kemudahan bagi PPBT untuk menjalankan usaha bisnis puyuhnya. Jarak Desa Situ Ilir dengan pasar yaitu pasar Leuwiliang relatif dekat, hanya sekitar 3 kilometer. Banyaknya penduduk yang menanam padi membuat pemerolehan bahan pakan bagi puyuh berupa dedak padi mudah diperoleh. Selain itu, jumlah penduduk Situ Ilir yang bekerja di sektor peternakan masih jarang. Saat ini di Desa Situ Ilir baru ada 2 orang yang menjadikan sektor peternakan sebagai mata pencahariannya yaitu pengusahaan peternakan puyuh. 5.2. Keragaan Usaha Puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT 5.2.1. Profil Perusahaan Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT merupakan salah satu peternakan puyuh petelur di Kabupaten Bogor, yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km. 3 Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peternakan ini berdiri pada bulan September tahun 2007 dengan bentuk awal perusahaan yaitu CV. Pemilik awal terdiri dari tiga orang yang masing-masing menanamkan investasinya. Ketiga pendiri tersebut yaitu Bapak Wahyudiono, Bapak Prastiyo, dan Bapak Ohi Jazuli yang masing-masing menanamkan investasinya secara berurutan yaitu sebesar 55 persen, 35 persen, serta 10 persen. 48 Ide pembentukan Peternakan Bintang Tiga PPBT dicetuskan pertama oleh Bapak Prastiyo yang kemudian mengajak Bapak Wahyudiono untuk bekerja sama menanamkan investasinya ke bisnis puyuh tersebut. Menimbang akan prospek yang cukup menjanjikan dari peternakan puyuh di wilayah Bogor, Bapak Wahyudiono sebagai pemilik lahan tertarik terhadap rencana tersebut dan memberi dukungannya dengan turut serta dalam pendirian PPBT. Setelah Bapak Wahyudiono bersedia menjadi investor terbesar, Bapak Prastiyo mengajak Bapak Ohi Jajuli untuk bergabung. Pelaksanaan operasi PPBT sebagian besar diserahkan kepada Bapak Prastiyo karena beliau memiliki kompetensi ilmu peternakan serta mempunyai pengalaman bekerja di perusahaan puyuh sebelumnya. Posisi Pak Wahyudiono serta Pak Jazuli lebih condong sebagai sekutu pasif yang sesekali bertandang untuk melihat perkembangan peternakan. Namun satu tahun kemudian, pada bulan September 2008, Bapak Wahyudiono menjual investasinya kepada Pak Prastiyo karena beliau ingin mengembangkan bisnis batik milik keluarganya. Alasan lainnya yaitu kekhawatiran beliau akan maraknya flu burung yang banyak menyerang peternakan unggas sehingga beliau pesimistis untuk tetap mengembangkan usaha puyuh Bintang Tiga. Ternyata selain di PPBT, Bapak Prastiyo juga mempunyai saham di peternakan puyuh lain yang berlokasi tepat di belakang PPBT. Besar saham yang beliau miliki di tempat tersebut yaitu 40 persen. Oleh karena PPBT telah mengalami perkembangan usaha yang signifikan, Pak Prastiyo selaku pemilik saham terbesar berencana untuk memfokuskan pada pengembangan PPBT seutuhnya dan memberi hak kepemilikan saham di peternakan puyuh lain tersebut kepada Bapak Ohi Jajuli. Hal ini dilakukan agar dalam pengelolaan serta manajemen PPBT lebih leluasa dan terpusat, tanpa mengurangi hak dari pihak satu sama lain. Perubahan bentuk perusahaan dari CV menjadi perseorangan ini diwujudkan dengan membuat kandang baru yang nantinya segala urusan manajemen peternakan baru ini diserahkan sepenuhnya kepada Pak Ohi Jazuli. Alasan utama yang mendasari pendiri perusahaan mengusahakan peternakan puyuh ini yaitu pengalaman bekerja Bapak Prastiyo dalam peternakan puyuh selama 18 bulan di peternakan puyuh Golden Quail Sukabumi. Ditunjang pula oleh basis pendidikan beliau di bidang peternakan dari Fakultas Peternakan 49 IPB kelulusan tahun 1991. Alasan lain yaitu tingkat permintaan akan telur puyuh di Kabupaten Bogor yang sangat tinggi, didukung dengan harga jual telur puyuh yang stabil dan tidak memerlukan modal yang terlalu besar apabila dibandingkan dengan peternakan sapi atau ayam. Lokasi peternakan ada di pinggir jalan utama Desa Situ Ilir serta berdekatan dengan pemukiman serta jenis usaha lain seperti meubel dan toko bangunan. Letak tersebut menguntungkan dalam hal transportasi serta kedekatan jarak dengan pasar, namun kurang baik untuk syarat lokasi peternakan puyuh yang ideal karena puyuh akan terganggu oleh suara bising dari aktivitas lain di sekitar lingkungannya. Namun sejauh ini masalah tersebut tidak terlalu berarti untuk PPBT karena puyuhnya telah terbiasa terhadap suara-suara bising yang ada. Keberadaan peternakan di dekat pemukiman penduduk Desa Situ Ilir juga memudahkan dalam hal pemerolehan tenaga kerja yang sebagian besar berasal dari lingkup terdekat PPBT.

5.2.2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Visi PPBT adalah menjadi perusahaan puyuh di Bogor yang mampu memenuhi permintaan telur puyuh terutama di wilayah Bogor untuk saat ini serta Jakarta dan sekitarnya pada nantinya. Saat ini pasar telur puyuh di Bogor 80 persen masih dikuasai peternak dari daerah luar Bogor seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Misi PPBT adalah menyediakan produk telur puyuh yang berkualitas kepada konsumen dan memasarkan secara optimal dalam rangka membangun citra perusahaan. Tujuan PPBT adalah mengembangkan usaha telur puyuhnya yang menitikberatkan pada peningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara memberi kepastian pasokan telur puyuh yang berkualitas. Selain itu tujuan lain dari PPBT yang tidak kalah penting yaitu membuka lapangan pekerjaan untuk penduduk di sekitar lokasi peternakan yang masih menganggur.

5.2.3. Struktur Organisasi

Pada dasarnya PPBT belum memiliki struktur organisasi secara tertulis dan manajemennya masih sederhana. Namun berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi PPBT terdiri atas manajer yang membawahi secara langsung bagian-bagian lain seperti bagian pemeliharaan, 50 produksi pakan, sarana produksi dan peralatan, transportasi sopir, satpam, serta bagian dapur. Manajer memiliki peran yang dominan dalam aktivitas usaha PPBT terutama dalam hal pemasaran dan masalah keuangan. Penanganan teknis pemeliharaan puyuh dibagi per kandang, sehingga satu kandang besar diserahkan pada satu orang pekerja. Salah satu tugas penting dari bagian pemeliharaan yaitu mencatat jumlah produksi telur puyuh tiap hari. Laporan produksi telur puyuh tiap kandang ini diserahkan kepada manajer, sehingga manajer dapat memantau perkembangan produksi usahanya. Adapun struktur perusahaan PPBT dapat dilihat pada Gambar 2. Keterangan : = Garis Arahan = Garis Koordinasi Gambar 2. Struktur Organisasi Perusahaan PPBT Semua pekerja di PPBT adalah pekerja non keluarga dan sebagian besar berasal dari lingkungan PPBT sendiri. Tugas dan wewenang dari masing-masing pekerja di PPBT yaitu : 1. Manajer, memiliki tugas dan wewenang untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan dan melakukan pengawasan terhadap jalannya produksi perusahaan serta kinerja karyawan. 2. Bagian Pemeliharaan Puyuh, bertugas melakukan segala aktivitas di kandang atau proses budidaya puyuh mulai dari perawatan puyuh sampai dengan perawatan kandang dan kurung yang digunakan. Bagian ini harus melaksanakan standar kerja yang telah ditetapkan oleh manajer, dan bertanggung jawab langsung terhadap manajer. MANAJER Produksi pakan Sarana Produksi dan Peralatan Dapur Pemeliharaan puyuh Transportasi Satpam 51 3. Bagian Produksi Pakan, bertugas melakukan segala aktivitas yang berkaitan dengan pengolahan pakan yang telah ditetapkan oleh manajer. Bagian ini juga bertanggung jawab penuh terhadap manajer. 4. Bagian Sarana Produksi dan Peralatan, memiliki tugas membuat kurung puyuh sesuai dengan aturan atau instruksi dari manajer, dan memiliki tanggung jawab kepada manajer. 5. Bagian Dapur, bertugas menyediakan konsumsi bagi karyawan PPBT, serta mempunyai tugas dalam pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, serta membersihkan mess karyawan dan halaman kantor PPBT. 6. Satpam, bertugas untuk menjaga kandang-kandang puyuh di malam hari serta menjaga keamanan kandang serta kantor PPBT. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan PPBT dalam proses manajemen di PPBT adalah gaya demokratis. Manajer menerima semua jenis masukan dari karyawannya sejauh pendapat tersebut mampu membawa perkembangan serta perubahan PPBT ke arah yang lebih baik. Dalam meneyelesaikan suatu masalah, baik internal maupun eksternal, perusahaan melakukan musyawarah untuk mencapai solusi yang tepat.

5.2.4. Kebutuhan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengusahaan puyuh PPBT adalah sebanyak 10 orang, terdiri dari 1 orang manajer, 4 orang di bagian pemeliharaan puyuh, 1 orang bagian produksi pakan, 1 orang bagian sarana produksi dan peralatan, 1 orang bagian transportasi, 1 orang satpam, serta 1 orang bagian dapur. Data tenaga kerja di PPBT dapat dilihat pada Tabel 8. Karyawan yang bekerja di PPBT kebanyakan merupakan lulusan Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP. Pemilik tidak melakukan seleksi khusus terhadap mereka. Akan tetapi, sebelum melaksanakan spesifikasi pekerjaan, mereka diberi pengarahan serta pelatihan oleh manajer secara langsung dan terus diawasi sampai mereka dianggap mampu melakukan pekerjaannya sendiri. Hari kerja yang diberlakukan di PPBT yaitu setiap hari, termasuk pada hari Minggu. Waktu kerja para karyawan adalah delapan jam per hari, mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB, dengan waktu istirahatnya adalah pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB. Gaji diberikan kepada karyawan 52 PPBT setiap bulan. Perbedaan besar gaji didasarkan pada lama kerja di PPBT dan beratnya pekerjaan. Jatah libur masing-masing karyawan PPBT yaitu 2 hari per bulan. Tunjangan Hari Raya THR diberikan oleh manajer sebanyak uang gaji sebulan dari karyawan masing-masing. Data selengkapnya mengenai tenaga kerja di PPBT dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Data Tenaga Kerja dalam Pengusahaan Puyuh di PPBT Tahun 2009 No Nama Karyawan Spesifikasi Pekerjaan Alamat Usia thn Pendidikan Akhir Gaji Rp bulan 1 Prastiyo S.pt Manajer Mega Mendung 37 Sarjana Peternakan Keuntungan usaha 2 Makmur Sarana produksi dan peralatan Desa Situ Ilir 58 SD 600.000 3 Samsudin Produksi pakan Desa Situ Ilir 39 SMP 600.000 4 Yudi Wahyudin Pemeliharaaan puyuh Cikembar- Sukabumi 33 SMP 900.000 5 Suhendar Pemeliharaan puyuh Desa Situ Ilir 26 SMP 500.000 6 Noviyanto Pemeliharaan puyuh Desa Situ Ilir 25 SMU 500.000 7 Ahmad Pemeliharaan puyuh Desa Situ Ilir 24 SMP 500.000 8 Agus Transportasi Gunung Bunder 48 SMP 500.000 9 Marfuah Dapur Desa Situ Ilir 51 SD 350.000 10 Aben Satpam Desa Situ Ilir 35 SMP 400.000 Sumber : PPBT, 2009

5.2.5. Jenis dan Perkembangan Usaha

Jenis usaha yang menjadi fokus PPBT yaitu budidaya puyuh untuk menghasilkan telur sebagai produk akhirnya. Unit usaha lainnya dari PPBT yaitu puyuh pembibit, pakan, puyuh afkir, dan kotoran. Namun tujuan dasar dari pengusahaan produk sampingan itu hanya untuk memenuhi kebutuhan usaha puyuh petelur PPBT sendiri dan untuk menghemat biaya produksi, terutama DOQ dan pakan. Pada awal pendirian PPBT yaitu pada bulan September 2007, populasi puyuhnya yaitu sekitar 5.000 ekor. Namun pada akhir tahun 2007, puyuh tersebut terkena penyakit tetelo sehingga PPBT kehilangan semua populasi puyuhnya. Pada awal tahun 2008, PPBT memulai usahanya dari awal kembali dengan membeli bibit puyuh petelur sekitar 3.000 ekor. Jumlah puyuh keseluruhan yang telah dimiliki PPBT sampai saat ini yaitu sekitar 12.000 ekor dengan investasi yaitu 3 bangunan kandang besar untuk puyuh 53 petelur dan 1 kandang kecil untuk puyuh anakan starter. Telur puyuh yang telah mampu dihasilkan PPBT dengan kapasitas puyuh tersebut yaitu sekitar 8.500 butir telur per harinya. Jumlah produksi telur tersebut masih dirasakan kurang oleh pengelola karena belum mampu memenuhi permintaan pasar. Oleh sebab itu pengelola PPBT berencana menambah jumlah puyuh petelurnya saat ini disertai dengan penambahan puyuh pembibit. Pada awalnya bibit puyuh DOQ PPBT diperoleh dari pemasok dari wilayah Jawa Tengah, namun saat ini pasokan macet karena peternakan supplier terkena wabah penyakit. Untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut pengelola PPBT berniat membudidayakan puyuh pembibit secara mandiri. Realisasi terhadap rencana pengusahaan puyuh pembibit dimulai dengan penambahan mesin tetas yang ada. Selain itu pengelola PPBT juga berniat untuk membuat kandang baru untuk puyuh petelur serta untuk puyuh pembibit, karena selama ini kandang puyuh pembibit masih disatukan dengan puyuh petelur. Selain telur puyuh dan puyuh pembibit, PPBT juga mengusahakan pakan yang sebagian besar dijual dan sisanya dikonsumsi sendiri . Dalam satu bulan PPBT mampu menghasilkan pakan puyuh sebanyak 11,7 ton, dimana 40 persen digunakan untuk konsumsi sendiri, sedangkan 60 persen dijual ke peternak puyuh lain. Unit usaha PPBT lainnya adalah puyuh afkir dan kotoran puyuh. Produk puyuh afkir dihasilkan pada saat umur ekonomis budidaya puyuh petelur habis, yakni sekitar 18 bulan. Puyuh afkir PPBT dijual ke Jakarta dengan harga Rp 2.000,- per ekor. Untuk kotoran puyuh, dalam satu bulan PPBT dapat menghasilkan kotoran sebanyak 110 karung, dimana satu karung berkapasitas 50 kilogram. Kotoran tersebut dijual ke petani-petani di lingkungan peternakan dan Dinas Perikanan dan Peternakan dengan harga Rp 4.000,- per karungnya.

5.2.6. Pengadaan Bahan Baku

Pengadaan bahan baku dalam budidaya puyuh PPBT terdiri dari pengadaan bibit, pakan, dan sarana produksi peternakan. Bibit puyuh yang digunakan oleh perusahaan adalah bibit puyuh yang berumur seminggu, yang kemudian dibesarkan dulu di kandang starter sampai umur satu bulan untuk kemudian dipindah ke kandang grower dan layer. Pada awalnya sebagian besar bibit puyuh didatangkan dari daerah Jawa Tengah. Namun saat ini pasokan 54 tersebut terhenti, maka PPBT mencoba memenuhi semua kebutuhan bibit puyuhnya dengan menetaskan sendiri. Harga beli bibit yang dibeli oleh PPBT dari pemasok yaitu Rp 2.750,- per ekor. Untuk pakan puyuh yang digunakan PPBT berasal dari pakan puyuh olahan sendiri self mixing. Hal ini dilakukan karena pakan memiliki kontribusi sebesar 70 persen dari keseluruhan komponen biaya produksi, sehingga dengan mengolah pakan sendiri maka akan menghemat biaya pengeluaran PPBT. Pakan yang digunakan di PPBT adalah pakan hasil mencampur dari beberapa bahan baku dengan formulasi tertentu. Komposisi pakan campuran tersebut terdiri dari jagung giling, dedak padi, konsentrat untuk pakan ayam petelur, dan bahan tambahan feed additive. Peralatan dan sarana yang digunakan dalam proses budidaya puyuh petelur merupakan peralatan standar peternakan unggas, khususnya ayam petelur. Hal ini didasarkan pada proses pemeliharaan puyuh hampir sama dengan proses pemeliharaan ayam petelur. Peralatan tersebut adalah sangkar kurung, galon air minum, sprayer, ember, dan nampan kayu tempat memanen telur. Sarana dan peralatan yang digunakan didapatkan dari beberapa toko peralatan peternakan poultry shop dan untuk pengadaan sangkar kurung, perusahaan memproduksi sendiri.

5.2.7 Lay Out

Lay out tempat usaha merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pendirian suatu proyek usaha. Lay out adalah pengaturan tata letak fisik dan peralatan secara keseluruhan mengikuti aliran proses produksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan lay out adalah efisiensi penggunaan alat, ketersediaan ruangan, dimensi alat, aliran proses produksi, tenaga kerja, dan keamanan. Lay out yang baik dapat menghemat penggunaan ruangan, memperlancar distribusi bahan baku dan pergerakan tenaga kerja. Penyusunan lay out pada PPBT dilakukan untuk memudahkan dalam proses pembudidayaan puyuh petelur, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar, efektif, ekonomis, aman, dan nyaman. Bangunan yang digunakan untuk kegiatan pengusahaan puyuh PPBT yaitu terdiri dari 3 bangunan kandang besar untuk puyuh grower dan layer, 1 kandang untuk puyuh starter, 1 ruang penetasan, tempat pengolahan pakan, dan tempat 55 untuk pembuatan kurung dan tempat kurung khusus puyuh yang sakit. Bangunan penunjang lain yaitu berupa mess karyawan yang berfungsi sebagai kantor PPBT serta ruang dapur. Semua bagian-bagian tersebut berada pada satu tempat di lahan seluas 2.000 m 2 . Bangunan kandang besar untuk puyuh petelur dan pembibit berukuran 10 X 8 meter, dengan lokasi satu sama lain berdekatan. Kandang besar terbuat dari bangunan setengah permanen dengan menggunakan kawat sebagai dinding atasnya. Untuk atap kandang menggunakan asbes dan lantai terbuat dari semen. Penggunaan bahan-bahan ini bertujuan untuk memberi ventilasi yang cukup sehingga ruangan sejuk dan tidak panas. Di depan masing masing kandang besar terdapat keran air yang berfungsi sebagai tempat membersihkan peralatan makan dan minum puyuh yang juga berfungsi sebagai sumber air untuk membersihkan kandang. Bangunan kandang kecil untuk puyuh starter memiliki ukuran 5 X 6 meter dengan bentuk struktur bangunan permanen. Kandang permanen sengaja dibuat karena DOQ membutuhkan udara yang hangat agar DOQ tidak merasa kedinginan dan tidak cepat sakit. Letak kandang kecil berada satu bangunan dengan ruang penetasan telur, dapur, serta mess karyawan atau kantor PPBT. Untuk tempat pembuatan kurung berdekatan dengan tempat puyuh-puyuh yang sakit. Bentuk bangunan tidak permanen tempat terbuka yang diberi atap, letaknya berada di sebelah bangunan mess karyawan dan kandang besar. Tempat pembuatan pakan berada di depan mess karyawan. Konstruksi bangunannya sama dengan tempat pembuatan kurung, hanya sedikit lebih luas.

5.2.8. Proses Produksi

Luas lahan dan bangunan yang digunakan untuk budidaya puyuh yaitu 2.000 m 2 . Kandang besar yang digunakan untuk puyuh petelur dan puyuh pembibit sejauh ini masih disatukan. Hal ini dikarenakan biaya pembuatan kandang yang mahal sehingga PPBT belum mampu membangun kandang besar khusus untuk puyuh pembibit. Saat ini PPBT memiliki 3 kandang besar untuk puyuh grower dan layer, yang masing-masing berisi 25 kurung. Satu kurung puyuh dapat menampung 200 56 ekor dengan ukuran kurung 0,6 X 1 meter. Kapasitas maksimal seluruh kandang dapat menampung sekitar 15.000 ribu ekor puyuh.

a. Pemeliharaan Puyuh Petelur