2 Analisis Fisik Analisa fisik yang dilakukan meliputi uji kekerasan, indeks penyerapan
air dan indeks kelarutan air pada fish flake.
3.5.1 Analisis kimia 1 Kadar air AOAC 2007
Cawan kosong yang akan digunakan dikeringkan terlebih dahulu dalam oven selama 15 menit atau sampai berat tetap, kemudian didinginkan dalam
desikator selama 30 menit dan ditimbang. Sampel kira-kira sebanyak 2 gram ditimbang dan diletakkan dalam cawan kemudian dipanaskan dalam oven
selama 3-4 jam pada suhu 105-110
o
C. Cawan kemudian didinginkan dalam desikator dan setelah dingin ditimbang kembali. Persentase kadar air berat basah
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kadar air =
100 B
B1 -
B2 x
Keterangan: B = Berat sampel gram
B1 = Berat sampel + cawan sebelum dikeringkan B2 = Berat sampel + cawan setelah dikeringkan
2 Kadar abu AOAC 2007
Sampel basah sebanyak 4 gram ditempatkan dalam wadah porselin kemudian dimasukkan dalam oven dengan suhu 60-105
o
C selama 8 jam. Kemudian sampel yang sudah kering dibakar menggunakan hotplate sampai tidak
berasap selama ± 20 menit. Kemudian diabukan dalam tanur bersuhu 600
o
C selama 3 jam lalu ditimbang. Kadar abu dapat dihitung dengan rumus berikut:
Kadar abu = 100
Sampel Berat
abu Berat
x
3 Kadar lemak AOAC 2007 Sampel sebanyak 0,5 gram ditimbang dan dibungkus dengan kertas saring
dan diletakkan pada alat ekstraksi soxhlet yang dipasang di atas kondensor serta labu lemak di bawahnya. Pelarut heksana dituangkan ke dalam labu lemak
secukupnya sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan dan dilakukan refluks selama minimal 16 jam sampai pelarut turun kembali ke dalam labu lemak.
Pelarut di dalam labu lemak didestilasi dan ditampung. Labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105
o
C selama 5 jam. Labu lemak kemudian didinginkan dalam desikator selama
20-30 menit dan ditimbang. Kadar lemak dapat dihitung berdasarkan rumus:
Lemak =
100 g
sampel Berat
lemak x
g Berat
Berat lemak = berat labu + lemak – berat labu
4 Kadar protein AOAC 2007
Analisis kadar protein dilakukan dengan metode kjeldahl mikro. Sampel sebanyak 0,1 gram dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 30 ml. Kemudian
ditambahkan K
2
SO
4
1,9 gram, HgO 40 mg, H
2
SO
4
2,5 ml serta beberapa tablet kjeldahl. Sampel dididihkan sampai berwarna jernih sekitar 1-1,5 jam;
didinginkan dan dipindahkan ke alat destilasi. Lalu dibilas dengan air sebanyak 5-6 kali dengan akuades 20 ml. Ke dalam tabung reaksi ditambahkan
larutan NaOH 40 sebanyak 20 ml. Cairan dalam ujung kondensor ditampung dengan erlenmeyer 125 ml berisi larutan H
3
BO
3
dan 3 tetes indikator campuran metil merah 0,2 dalam alkohol dan metil biru 0,2 dalam alkohol dengan
perbandingan 2:1 yang ada di bawah kondensor. Destilasi dilakukan sampai diperoleh kira-kira 200 ml destilat yang bercampur dengan H
3
BO
3
dan indikator dalam erlenmeyer. Destilat dititrasi dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai
terjadi perubahan warna menjadi merah. Hal yang sama juga dilakukan terhadap blanko. Kadar protein dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
mg sampel 100
sampel Bobot
fp x
x14.007 blanko
ml -
HCL ml
Nitrogen x
=
Protein = N x Faktor konversi Faktor konversi = 6,25
5 Kadar karbohidrat AOAC 2007
Analisis karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil pengurangan dari 100 dengan kadar air, kadar abu, kadar protein dan
kadar lemak, sehingga kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangannya. Hal ini karena karbohidrat sangat berpengaruh terhadap zat gizi lainnya. Analisis
karbohidrat dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
+ kadar protein Kadar karbohidrat = 100 - kadar air + kadar abu + kadar lemak
3.5.2 Analisa fisik 1 Kekerasan