Kadar air flake lebih dari 3 akan menurunkan kerenyahan produk, sementara kadar air kurang dari 1 menyebabkan produk menjadi rapuh dan mudah hancur.
Kedua kondisi ini akan memperpendek umur simpan produk Burrington 2001.
2.11 Kemasan
Pengemasan adalah suatu sistem terpadu untuk menyiapkan, menyimpan, dan mengawetkan produk untuk dikirim kepada konsumen melalui sistem
distribusi yang aman dan murah Jaswin 2008. Pengemasan merupakan salah satu proses dalam industri yang memegang peranan penting dalam upaya
mencegah terjadinya penurunan mutu produk, karena perlindungan produk dapat dilakukan dengan mengemas produk yang bersangkutan. Pengemasan dilakukan
terhadap produk pangan maupun bukan pangan. Pengemasan harus dilakukan dengan benar karena pengemasan yang salah dapat mengakibatkan produk tidak
memenuhi syarat mutu seperti yang diharapkan Restuccia, et al 2010.
Berdasarkan letak
atau kedudukan bahan yang dikemas, di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas kemasan primer, kemasan sekunder,
dan kemasan tersier. Kemasan primer langsung mewadahi atau membungkus bahanproduk yang dikemas. Kemasan sekunder berfungsi melindungi kelompok
kemasan primer. Kemasan tersier umumnya untuk pelindung selama pengangkutan, yang dikenal
sebagai kemasan distribusi Herawati 2008.
Kemasan untuk breakfast cereal pada umumnya terdiri dari kemasan primer, yang bersentuhan langsung dengan makanan dan berfungsi sebagai wadah
dan pelindung untuk makanan tersebut. Kemasan sekunder berfungsi sebagai sarana promosi dan informasi serta wadah untuk hadiah beserta kemasan
primernya. Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi breakfast cereal adalah jagung, gandum, ekstrak malt, beras, gula buah, dan garam. Bahan-bahan
tersebut merupakan bahan-bahan yang bersifat higroskopis mudah menyerap uap air sehingga untuk kemasan primer harus digunakan bahan yang mempunyai
permeabilitas uap air yang rendah. Cereal mengandung lemak tumbuh-tumbuhan sehingga sebaiknya kemasan primer juga harus mempunyai permeabilitas oksigen
yang rendah. Kemasan sekunder biasanya merupakan kotak karton berbahan dupleks dengan ketebalan 160 gsm gram per square meter - 230 gsm, tergantung
dari besarnya kotak tersebut. Besarnya kotak ditentukan oleh berat isi sereal. Oleh
karena itu pada umumnya ukuran kotak cukup besar sehingga tidak ada masalah dalam teknis proses cetaknya. Untuk kemasan dengan ukuran cukup besar seperti
ini, para desainer grafis kemasan sangat leluasa untuk menentukan tata letak komponen-komponen desainnya Sampurno 2008.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian