Kekerasan pada fish flake dengan penambahan tepung ikan meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan. Hal ini terjadi karena
daya serap air yang menurun dengan peningkatan tepung ikan yang ditambahkan.
Daya mengikat air yang tinggi mengakibatkan sedikit saja air yang hilang selama proses pemasakan, menyebabkan nilai kekerasan
fish
flake pada konsentrasi 25
lebih rendah jika dibandingkan dengan penambahan tepung ikan 30 dan 35. Daya mengikat air disebabkan karena protein saling tolak menolak akibatnya ruang antar
miofilamen menjadi luas dan air dapat ditarik masuk ke dalam daging yang menyebabkan kekerasan menjadi lebih kecil Nurhayati 1996.
Proses pemanggangan juga mempengaruhi kekerasan
fish
flake . Ketika air
mencapai titik didihnya, air akan menguap meninggalkan permukaan
fish
flake ,
penguapan air ini menyebabkan
fish
flake kering dan mengeras. Gelembung-
gelembung udara yang terbentuk pecah dan meninggalkan ruangan kosong pori- pori. Pori-pori ini mempunyai besar yang berbeda-beda tergantung adonan dan akan
memberikan pengaruh terhadap nilai kerenyahan Whiteley 1971.
4.3 Nilai Gizi Produk Flake
Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi diperlukan tubuh untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua populasi
menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Kekurangan asupan zat gizi akan menyebabkan
terjadinya efek samping IOM 2002. Berikut ini merupakan tabel AKG flake dengan penambahan tepung ikan lele.
Tabel 11 Angka kecukupan gizi pada fish flake Takaran saji
Jumlah persajian kemasan 30 gr
Energi total 75,32 kkal
Lemak 2
Karbohidrat 8
Protein 7
Sarapan menyumbangkan 20-25 total kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral per hari. Sarapan minimal seperempat porsi makan sehari
yang diperlukan untuk kebutuhan tubuh selama 4-6 jam sebelum makan siang. Menurut Ariati dan Puryana 2009 rataan kalori yang dikonsumsi pada pagi hari
yaitu 400 kkal. Flake dengan penambahan tepung ikan lele belum memenuhi
kebutuhan pada saat sarapan karena pada saat perhitungan belum dicampur dengan susu. Oleh karena itu disarankan untuk mengkonsumsi fish flake bersama
dengan susu.
5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Formula terpilih yang paling disukai adalah fish flake dengan penambahan tepung ikan 30. Hasil uji proksimat fish flake dengan penambahan tepung ikan
30 meliputi kadar abu 3,60, protein 22,32, lemak 4,34, air 4,71 dan karbohidrat 65,03. Hasil analisis fisik menunjukkan bahwa nilai Indeks
Penyerapan Air dan Indeks Kelarutan Air dari fish flake akan menurun dengan peningkatan konsentrasi tepung ikan yang ditambahkan. Nilai IPA dari flake
dengan penambahan tepung ikan 30 yaitu 1,82 mlg dan nilai IKA 0,0280 gml. Nilai kekerasan flake dengan penambahan tepung ikan 30 sebesar 264,88 g
f.
5.2 Saran
Disarankan pada penelitian selanjutnya dilakukan : 1
penambahan cita rasa atau flavor untuk mengurangi rasa khas dari ikan 2
penelitian mengenai daya awet fish flake mengingat kadar protein dan kadar lemaknya yang tinggi
3 penelitian mengenai kemasan yang sesuai untuk produk fish flake
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta : Bumi Aksara Albertson AM, Thompson D, Franko DL, Kleinman RE, Barton A, Crockett SJ.
2008. Consumtion of breakfat cereal is associated with positive health outcomes : evidence from the National Heat, Lung and Blood Institute
Growth and Health Study. J.Nutr Res. 28744-752
[AOAC] Association of Official Analytical and Chemistry. 2007. Official Methods of Analysis. 18
th
ed. Maryland: Association of Official Analytical Chemists Inc.
Ariati NN, Puryana IGP. 2009. Komposisi karbohidrat sarapan yang adekuat meningkatkan konsentrasi belajar mahasiswa jurusan gizi Poltekkes
Depkes Denpasar. Jurnal Skala Husada. 61-8 Buckle KA, Edward RA, Fleet GH, Wooton M. 1987. Ilmu Pangan. Hari
Purnomo, Adiono, penerjemah. Jakarta : UI Press. Terjemahan dari: Food Science.
Burlingame B, Charrondiere R, Moulle B. 2009. Food composition is fundamental to the cross-cutting initiative on biodiversity for food and nutrition.
J. Food Composition and Analysis. 22361-365 Burrington KJ. 2001. Keeping the Chrunch in Breakfast Cereal.
http:www.foodproductiondesign.go.id [26 Maret 2011]
Borelli RC, Manella C, Barba F, Russo M, Russo GL, Krome K. 2003. Characterization of coloured compound obtained by enzymatic extraction
of bakery products. J. Food and Chem Toxicology. 211367-1374 Carrasco-Valencia RR, de La Cruz AA, Alvarez JCI, Kallio H. 2009. Chemical
and functional characterization of Kaniwa Chenopodium pellidicaule grain, extrude and bran. Plant Food Hum Nutr. 6494-101
Couto C, Silva L,
.
Valentão P, Velázquez E,
Peix A, Andrade PB. 2011. Effects induced by the nodulation with Bradyrhizobium japonicum on Glycine
max soybean metabolism and antioxidant potential. J. Food Chems. 1271487-1495
deMan JM. 1997. Kimia Makanan. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Bandung : Penerbit ITB.
[FDA] Food and Drug Administration. 2008. Appendix B Additional Requirements for Nutrient Content Claims.
http:www.fda.govFoodGuidanceComplianceRegulatoryInformationG uidanceDocumentsdefault.htm [8 Mei 2011]
Fennema. 1996. Food Chemisty..3
th
Edition. New York: Marcel Dekker Inc. Food And Agricultural Organization and World Health Organization. 1985.
Energi and Protein Requirement. Rome : FAOWHO. Guy R. 2001. Extrusion Cooking Technologies and Applications. Cambridge :
Woodhead Publishing Limited Hardiansyah, Baliwati YF,Martianto D, Rachman HS, Widodo A, Subiyakto.
2001. Pengembangan Konsumsi dengan Pendekatan Pola Pangan Harapan. Bogor : Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi IPB, dan Pusat
Pengembangan Konsumsi Pangan BBKP Deptan.
Hathor CS, Biswas MA, Gichuci PN, Bovell-Benjamin AC. 2008. Comparison of chemical, physical, micro-structural and microbial properties of bread
supplemented with sweetpotato flour and hogh-gluten dough enhancers. J. Food Sci and Technology. 41803-815
Herawati H. 2008. Penentuan Umur Simpan pada Produk Pangan. Jurnal Litbang Pertanian. 274124-130
Holguin-acuna AL, Carvajal-millan E, Santana-Rodriguez V, Rascon-chu A, Marquz-Escalante J, Ponce NE, Franco GG. 2008. Maize branoat flour
extruded breakfast cereal : A novel source of complex polysaccahrides and an antioxidant. Food Chem. 111654-657
Hoover R. 2001. Composition, molecular structure, and physicochemical tuber and root straches: a review. Carbohydrat Polymer. 45253-267
[IOM] Institute of Medicine. 2002. Dietary reference intakes fo energy, carbohidydrate, fiber, fat, fatty acids, cholesterol, protein and amino
acids. IOM. Wahsington DC Irianto H. E. 2002. Diversifikasi Pengolahan Produk Perikanan. Jakarta:
Departemen Kelautan dan Perikanan. Jaswin M. 2008. Packaging Materials and its Applications. Jakarta: Indonesian
Packaging Federation. Johnson LA. 1991. Corn Production, Processing, and Utilitation. Di dalam Kalus
J.lorenz and Karel Kulp. Eds. Handbook of Cereals Science and Technology. New York: Marcel Dekker Inc.
Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Jakarta: Penebar Swadaya. [KKP] Kementrian Kelautan dan Perikananan. 2010. Tantangan Dalam
Mengelola secara berkesinambungan Perikanan Indonesia. www.dkp.go.id
[6 Mei 2010] _______. 2010. Tingkat Konsumsi Ikan : Peluang, Hambatan dan Strategi.
www.dkp.go.id [12 Juni 2011]
Koswara S. 2003. Optimasi Teknologi Pengolahan Sweet Potato Flake. Laporan Akhir Penelitian Rusnas Diversifikasi Pangan Pokok. Bogor : Pusat Studi
Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor Lavlinesa. 1995. Kajian Beberapa Faktor Pengembangan Volumetrik dan
Kerenyahan kerupuk ikan. [tesis]. Sekolah Pascasarjana. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Mahyudin K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta: Penebar Swadaya Manley D. 1998. Technology of Biscuit, Cracker, and Cookies Third Edition.
Washington: CRC Press
Mannulang M, M Theresia, Irianto HE. 1995. Pengaruh Konsentrasi Tepung Tapioka dan Sodium Trifosfat Terhadap Mutu dan Daya Awet Kamaboko Ikan Pari
Kelapa Trygon sephen. Bul. Tek dan Industri Pangan. IV 221-26
Matthews RH. 1989. Legumes Chemistry, Technology and Human Nutrition. New York: Marcel Dekker Inc.
Meilgaard M, Civille GV, Carr BT. 1999. Sensory Evaluation Techniques New York: CRC Press.
Mendez IM Abuin JMG. 2006. Thermal Processing of Fishery Product. Dalam Sun DW ed. Thermal Food Processing: New Technologies and Quality
Issues. New York: CRC Press. Mendoza MR, Garcia-Banos JL, Villamiel M, Olano A. 2004. Study on
nonenzymatic browning in cookies, cracker and breakfast cereal by maltose and furosine determination. J. Cereal Sci. 39167-173
Mervina. 2009. Formulasi Biskuit dengan Penambahan Tepung Ikan Lele Clarias gariepinus dan Isolat Protein Kedelai Glycine max Sebagai Makanan
Potensial Untuk Anak Balita Gizi Kurang. [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor
Marimin. 2006. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: Grasindo Moeljanto. 1982. Pengolahan Hasil-Hasil Samping Ikan. Jakarta : PT Penebar
Swadaya Muchtadi D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Olsen NV, Sijtsema JS, Gunnar Hall. 2010 Predicting consumers’ intention to consume ready-to-eat meals. The role of moral attitude. J. Appetite.
55534-539 Osibona AO, Kusemiju K, Akande GR. 2006. Proximate composition and fatty
acids profile of the African Catfish Clarias gariepinus. J. life phys Sci.
Nurhayati. 1996. Mempelajari Pembuatan Sosis Campuran Ikan Cunang Congresex talabor dengan Tepung Kedelai Rendah Lemak serta Perubahan Mutunya
Selama Penyimpanan Dingin. [skripsi]. Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Nurilmala M, Nurjanah, Utama RH. 2009. Kemunduran mutu ikan lele dumbo Clarias gariepinus pada penyimpanan suhu chilling dengan perlakuan
cara mati. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol XII Nomor 1 Tahun 2009
Padovani R, Lima D, Fernando AB, Colugnati, Rodriguez-Amaya DB. 2007. Comparison of proximate, mineral and vitamin composition of common
Brazilian and US food. J. Food Composition and Analysis. 20733-738 Paradiso VM, Summo C, Trani A, Caponio F. 2008. An effort to improve the
shelf life of breakfast cereal using natural mixes tocopherols. J. Cereal Sci. 47322-330
Permatasari NA. 2007. Karakterisasi pati jagung varietas unggul nasional. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Radiyati T, Agusto WM. 2000. Tepung Tapioka. BPTT Puslitbang Fisika Terapan. Subang: LIPI.
Radley JA. 1976. Starch Production Technology. London: Applied Science. Rahayu WP, Nababan H, Budijanto S, Syah D. 2003. Pengemasan, Penyimpanan
dan Pelabelan. Jakarta : Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Rahmanto F. 1994. Teknologi pembuatan kripik simulasi dari talas bogor
Colocasia osculenta L shoott. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Redondo-Cuenca A, Villanueva-Suarez MJ, Rodriguez-Sevilla MD, Mateos- Aparicio I. 2006. Chemical composition and dietary fibre of yellow and
green commercial soybeans Glycine max. J. Food Chem. 1011216- 1222.
Restuccia D, Spizzirri G, Parisi O, Cirillo G, Curcio M, Lemma F, Puoci F, Vinci G, Picci N. 2010. New EU regulation aspects and global market of active
and intelligent packaging for food industry application. Food Control. 211425-1435.
Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta : Bina Cipta. Sampurno B. 2009. Kemasan untuk breakfast cereal. Food Review Indonesia
Vol.IV No.3 Sarwono B.1986. Jeruk Nipis dan Pemanfaatannya. Jakarta : Penebar Swadaya.
_________.2007. Bertanam Ubi Jalar. Jakarta : Penebar Swadaya
Sentra IPTEK. 2007. Teknologi Tepat Guna Tanaman Penghasil Pati. Menteri Negara Riset dan Teknologi.
http:www.iptek.net.id [29 Januari 2011]
Stansby ME, Olcott HS. 1963. Compotition of fish. Di dalam : Industry Fishery Technology. New York : Reinhold Publishing Corp.
Steel PGD. Torrie J H. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Geometrik. Diterjemahkan oleh B. Sumantri. Jakarta: PT Gramediaa.
Suyanto SR. 2007. Budidaya Ikan Lele. Jakarta : Penerbit Swadaya. Tressler DK, Sultan WJ. 1975. Food Products Formulary. Publishing Company,
Inc Tribelhorn R.E. 1991. Breakfast cereals. In : Handbook of Cereal Science and
Technology. New York : Marcel Dekker inc. [USDA] United States Department of Agriculture. 2010. USDA National Nutrient
Database for Standard Reference. http:www.ars.usda.govbabhnrcndl
.
[4 Agustus 2011] Vail EG, Philip JA, Rust LO, Griswold RM, Justin MM. 1978. Foods. Boston:
Houghton Mifflin Company Wesnes KA, Pincock C, Richardson D, Helm G, Hails S. 2003. Breakfast reduces
decline in attention and memory over the moring in the schoolchildren. J. Appetite. 329-221
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah Dan Globalisasi : Jakarta 18-20 Mei 2004
Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor : M-Brio Press. Whiteley PR. 1971. Biscuit Manufacture Fundamental of in-live Production.
London : Applied Science Publisher Zayas JF. 1997. Functionality of proteins in Food. New York: Springer Link
Lampiran 1. Score sheet uji kesukaan uji hedonik flake
Uji Kesukaan Nama panelis
: Tanggal pengujian
: Jenis produk
: Flake dengan penambahan tepung ikan Kode
Parameter penampakan warna
aroma tekstur
rasa FZI
IRI AWN
OZY BLZ
Kriteria : 1
= amat sangat tidak suka ka
ka ka
ral ka
ka ka
ka 2
= sangat tidak su 3
= tidak su 4
= agak tidak su 5
= biasanet 6
= agak su 7
= su 8
= sangat su 9
= amat sangat su
Lampiran 2. Produk flake dengan penambahan tepung ikan
Konsentrasi 0 Konsentrasi 10
Konsentrasi 20
Konsentrasi 30 Konsentrasi
40
Lampiran 3. Uji Kruskal Wallis pengaruh perbedaan konsentrasi tepung ikan lele terhadap penampakan
flake
Ranks
30 71.05
30 60.18
30 62.40
30 94.33
30 89.53
150 kode
FZI IRI
AWN OZY
BLZ Total
penampakan N
Mean Rank
Test Statistics
a,b
16.678 4
.002 Chi-Square
df Asymp. Sig.
penampakan
Kruskal Wallis Test a.
Grouping Variable: kode b.
Lampiran 4. Uji Kruskal Wallis pengaruh perbedaan konsentrasi tepung ikan lele terhadap warna