17
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah CPO yang berasal dari lima perusahaan kelapa sawit di Indonesia, yaitu PT. Sinar Meadow Internasional Indonesia Jakarta
CPO A, PT. Perkebunan Nusantara PTPN VIII Banten CPO B, PTPN XIII Perkebunan Gunung Meliau Kalimantan Barat CPO C, dan PTPN XIII Perkebunan Ngabang Kalimantan
Barat CPO D, dan PT. Wilmar Internasional Riau CPO E. Bahan lain yang digunakan dalam analisis kimia adalah n-heksana, larutan NaOH 0.1 N, ethanol 95, indikator fenolftalein, kristal
kaliumhidrogenftalat KHP, sikloheksana, larutan Wijs, larutan KI 15, larutan Na
2
S
2
O
7
0.1 N, indikator pati, dan air destilata.
Peralatan yang digunakan untuk mengukur karakteristik kristalisasi lemak CPO adalah Nuclear Magnetic Resonance
NMR Analyzer Bruker Minispec PC 100 untuk mengukur kadar lemak padat solid fat contentSFC, Haake Viscometer RV20 Karlsruhe, Jerman untuk
menerapkan shear rate, serta mikroskop polarisasi Olympus CX untuk mengamati mikrostruktur kristal lemak. Peralatan yang digunakan untuk analisis kimia adalah oven, penyaring vakum,
spektrofotometer, gelas piala, buret, erlenmeyer, pipet mohr, dan labu takar.
B. METODE PENELITIAN
Sifat kristalisasi lemak CPO dipelajari melalui empat tahap penelitian, yaitu 1 analisis mutu dan profil SFC CPO, 2 kajian perubahan nilai SFC selama penyimpanan, 3 kajian
pengaruh laju pendinginan terhadap SFC kinetika kristalisasi dan mikrostruktur kristal lemak, dan 4 kajian pengaruh laju pendinginan dan shear rate terhadap kinetika kristalisasi lemak.
1. Analisis Mutu dan Profil SFC CPO
Kajian analisis mutu CPO ditujukan untuk mengetahui kualitas lima CPO berdasarkan parameter yang ditetapkan dalam SNI 01-2901-2006. Sampel CPO yang digunakan merupakan
sampel yang baru dihasilkan industri pengolah CPO, serta belum mengalami proses transportasi dan penyimpanan dalam waktu yang lama. Dengan demikian, diharapkan
komposisi kimia dan kondisi kristal lemak di dalamnya belum mengalami perubahan akibat terjadinya pelelehan dan kristalisasi lemak yang berulang.
Analisis mutu CPO yang digunakan dilakukan berdasarkan atribut mutu yang ditetapkan dalam standar spesifikasi CPO menurut Standar Nasional Indonesia SNI 01-2901-
2006 yang mencakup warna visual jingga kemerah-merahan, kadar air dan kotoran maksimal
0.5, kadar asam lemak bebas sebagai asam palmitat, maksimal 0.5, dan bilangan Iod 50-55 g Iod100 g.
Salah satu parameter sifat fisik yang penting dalam mempelajari kristalisasi lemak adalah nilai solid fat content SFC atau kandungan lemak padat. Profil SFC CPO pada
beberapa suhu diukur berdasarkan metode IUPAC 2.150 ex 2.323 1987 untuk non tempering fat
menggunakan Nuclear Magnetic Resonance NMR Bruker Minispec 100 NMR Analyzer
Gambar 7. Sebelum dilakukan pengukuran terlebih dahulu dilakukan pretreatment. Prosedur stabilisasi atau pretreatment sangat menentukan jumlah dan tipe kristal lemak yang terbentuk
dan memiliki konsekuensinya terhadap nilai SFC yang diukur dengan NMR.
18 Gambar 7
Nuclear Magnetic Resonance NMR yang digunakan untuk mengukur
kandungan lemak padat SFC CPO. Sampel CPO diisikan ke dalam tabung NMR setinggi + 2.5 cm. Sebelum dianalisis,
sampel CPO dipanaskan pada suhu 80
o
C selama 30 menit agar meleleh sempurna untuk meyakinkan homogenitasnya. Kemudian sampel yang telah meleleh dipertahankan pada suhu
60
o
C selama 5 menit. Selanjutnya sampel disimpan pada suhu 0
o
C selama 60 menit. Sebelum dilakukan pengukuran SFC, sampel dipertahankan dulu pada masing-masing suhu
pengukurannya selama 30-35 menit. SFC sampel CPO diukur pada suhu yang berbeda yaitu pada kisaran suhu 5
o
C hingga suhu saat SFC bernilai 0, dengan kenaikan suhu pada setiap pengukuran sebesar 5
o
C, yaitu suhu 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55 , dan 60 ºC. Pengujian profil SFC CPO dilakukan secara triplo.
2. Kajian Perubahan Nilai SFC selama Penyimpanan